Bab 23

1891 Words

“Nak, apa kamu sudah ketemu dengan Nabila?” tanya Ummi di balik telepon. “Sudah, Ummi,” jawabku sambil menatap langit yang sudah menggelap. “Bagaimana pendapatmu? Apa kamu ingin segera menikah atau tunangan dulu?” tanya Ummi antusias. Mungkin karena usiaku yang hampir mendekati kepala tiga, jadi Ummi menginginkan aku agar segera menikah. “Ummi, boleh Zayyan tanya sesuatu?” “Apa, Nak?” “Nabila itu sebenarnya nggak berhijab ya?” tanyaku mulai menjurus. Melihat gadis tadi membuatku curiga padanya. Bola mata cokelat caramel, hidung mancung, pipi tirus, rambut cokelat di blow, terlebih ada tahi lalat di lehernya, seperti bukan Nabila karena yang kutau Nabila hidungnya kecil. Dan diperkuat saat dia memesan nasi timbel, dia sangat menikmati setiap suapan. “Dia berhijab, Nak. Apa ada yang s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD