“Pengantin baru cepat banget keluar kamar? Bukannya biasanya setelah 7 hari baru keluar?” Nabila dan Bara berjalan beriringan mendekatiku dan Zayyan yang tengah menikmati sarapan kesiangan kami. Wajahnya tampak biasa-biasa saja, tak ada senyuman manis. “Gue rasa ini doa lo,” tuduh Nabila begitu cepat, membuatku menoleh—mengerutkan alis, sementara Bara sudah pergi untuk mengambil sarapan mereka. “Lo gagal?” Nabila memanyunkan bibir seraya mengangguk melas, detik itu juga aku tertawa terbahak-bahak. “Hahaha … sakit perut gue ketawanya. Sumpah, ngakak bener.” Tawaku semakin pecah hingga membuat Nabila membekap mulutku seketika. “Maaf ya, teman saya rada konslet otaknya.” Nabila tertawa hambar menoleh pada orang-orang yang tengah menatap kami. Sementara Zayyan hanya menghela napas lalu me