Bab 39

1629 Words

Di arena balap motor, aku masih menahan tangan Zayyan dengan tatapan sendu nan melas, menggelengkan kepala agar Zayyan tak ikut serta dalam pertandingan. “Saya harus segera ke sana. Lepaskan tangan saya!” kata Zayyan malah aku terus bergelayut manja, merengek. “Iya, kali ini, please dengerin gue! Lo ngnggak usah tanggepin Heru. Dia itu bukan tandingan lo. Dia tu anak motor. Semua rute dia kuasai.” “Ngnggak bisa, Sabila. Saya sudah mengatakan ikut serta dan ngnggak bisa mundur lagi.” “Haish, kenapa laki-laki itu keras kepala banget sih? Dibilangin ngnggak percaya,” omelku cemburu. Bibir mengerucut sebal. “Pria yang dipegang itu omongnya. Jika saya sudah mengatakan ikut berarti ikut. Kalau saya mendadak mundur, dia pasti akan semena-mena sama kamu. Saya tidak ingin harga diri kamu diinj

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD