“Kalian kalau mau tau istri saya siapa, dialah orangnya, Sabila Putri binti Rinaldi Efendi, mahasiswa ekonomi u—” Aku membelalak, menggigit bibir bawah spontan berdiri membekap mulutnya lalu menyeretnya keluar. “Lo ember banget sih jadi orang? Kenapa gak sekalian pakai toa aja biar semua pada tau kalau gue istri lo?” omelku menatap kesal. Bisa-bisanya hari aku apes datang ke kampus Zayyan. “Pakai cadar kan?” Aku menganggukkan kepala. “Terus kenapa takut? Memangnya mereka tau kamu siapa?” Aku tersadar lalu menggelengkan kepala. “Ya sudah, tunggu di sini! Saya ambil buku dulu.” Aku berdengkus kasar mencari dinding untuk bersandar menunggu Zayyan kembali. “Sstt,” Aku menoleh melihat perempuan memanggilku di balik jendela kaca. “Lo istrinya ustadz Zay?” “Hmm, kenapa?” “Aku boleh da