13

1084 Words

Mobil berhenti di depan butik Bunda Haula. Aku pernah diajak belanja ke sini beberapa kali oleh klienku. Maa Ferdi juga pernah mengajakku ke sini sekali. Harga gaun rancangan Bunda Haula gak main-main, dari jutaan hingga ratusan juta untuk sebuah gaun pengantin. "Pilihlah yang kamu suka," kata Mas Ferdi setibanya kami di dalam butik penuh gaun-gaun pesta juga pengantin. Semua baju terlihat indah dan elegant. Beberapa pegawai tampak sedang bicara dengan pengunjung, melayani mereka dengan senyum ramah. "Berhenti menganggapku matre, Mas," kataku lirih. Tiap aku kesal, dia pasti akan mengajakku belanja barang mewah. "Aku tidak memganggapmu begitu, Sayang. Pilih yang kamu mau," katanya. "Aku gak mau." Aku menjawab tak bersemangat. Entah kenapa hati dan perasaanku begitu hampa. Padahal bia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD