14

1098 Words

Om Reyhan menanggapi perkataanku barusan dengan helaan napas panjang. Huuuh. Kemudian dia gelengkan kepala. "Perut tidak boleh kosong agar tidak masuk angin, Rey. Jadi harus benar-benar dimakan ya, Nak, bekalnya?" Suara perempuan yang barangkali adalah ibunya karena Om Rey terus memanggilnya Bu, kembali terdengar. Aku mengulas senyum di bibir. Ternyata dia anak mama, gak nyangka banget. "Iya, Bu. Ibu tenang saja, pasti Rey makan." "Yasudah kalau begitu, Rey, Ibu mau salat isya dulu. Jangan lupa salat ya, Rey? Walau bepergian tetap harus salat." "Iya, Bu, nanti aku salat isya di kapal." "Ya sudah kalau begitu, bekal jangan lupa dimakan, Rey." "Iya, Bu. Tenang saja." "Assalamualaikum." "Waalaikum salam, Bu." "Jangan lupa setelah sampai di rumah teman Ibu kamu nelpon, Rey." "Iya, Bu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD