10 :: Cinta dan Benci yang bersamaan ::

1058 Words
Abram sudah terlihat segra pagi itu, dia duduk di meja pantry dimana sahabatnya juga satu persatu muncul tapi masih dengan tampilan yang berantakan. Hanya Aidan yang terlihat sudah rapi sama sepertinya. Lion menatap Abram bermaksud menanyakan apakah Abram sudah meminta maaf kepada Via dan hal maksud Lion itu diketahui Abram. Mereka sudah bersahabat sejak usia mereka masih sepuluh tahun jadi tanpa Lion berbicara Abram sudah tahu maksud dari sahabatnya itu. Tapi bukan menjawab Abram malah pergi dari sana setelah menghabiskan kopinya. “Jangan ganggu dia Lion,” ujar Ibra ketika melihat Lion ingin menyusul Abram yang keluar dari tempat mereka berkumpul. **** Sementara di dalam kamarnya Via dan Aldy masih tertidur pulas hingga Yuli mengetuk pintu kamar membuat Via terbangun. Matanya terbuka perlahan dan Via merasakan sakit di kepalanya, perlahan Via kemudian mengingat dia minum terlalu banyak semalam lalu duduk dan tubuh Aldy yang tanpa busana membuat wajah Via terdiam. Dia masih diam sambil mengingat potongan-potongan kejadian semalam dan Via menutup matanya sangat menyesal. Via langsung memukul tubuh Aldy dengan bantal berulang kali hingga Aldy bangun dan mencoba menenangkan Via. Yuli mendengar ada keributan dari luar sehingga dia mengurungkan niat untuk menemui dua orang temannya itu. “Kenapa kau tega ! sudah aku katakan aku tidak ingin melakukannya lagi. Kenapa kau tidak paham Aldy,” ujar Via terlihat sangat kesal lalu berjalan masuk kedalam kamar mandi meninggalkan Aldy yang pasrah degan amarah Via. Dia juga kini berdiri dan mengikuti Via yang sudah masuk ke dalam kamar mandi. Aldy mengetuk pintunya lalu mengatakan dia minta maaf. Aldy mengatakan Via tidak perlu khawatir dia akan tetap bersama dengan Via apapun yang terjadi karena dia juga mencintai Via, dan tadi malam dia mengatakan Via menggodanya sehingga dia juga tidak bisa menolak untuk tidak menyentuh Via lebih. “Via maafkan aku beib . Percayalah apapun yang terjadi kita akan tetap bersama, aku mencintai mu Via.” Hati Via memang sedikit lebih tenang mendengar pernyataan Aldy itu hanya saja kesal dan kecewa di hatinya tidak sepenuhnya hilang sehingga Via membiarkan saja Aldy di luar sana tanpa ingin menjawab sepatah kata pun. Via menenangkan dirinya dengan berendam di dalam bath tub, Aldy dari kamar berteriak mengatakan dia akan ke pergi untuk menemui Yuli dan teman mereka yang lain. Via tidak mendengarkannya yang terlintas di pikirannya saat ini adalah saat dimana dia bertemu pria bernama Abram itu, sampai Via juga mengingat ciuman mereka yang singkat. Via menggelemgkan kepalanya karena dia terlalu lama memikirkan pertemuannya dengan Abram lalu dia teringat jika dia ke Bali adalah untuk bersenang-senang bersama kekasih dan juga teman-temannya sebelum mereka akan memasuki les tambahan dan jadwal padat lainnya karena ini adalah tahun terakhir mereka akan bersekolah. Via kemudian menyudahi acara berendamnya dan memilih pakaian yang akan dia gunakan untuk keluar kamar mencari makanan dan keberadaan Aldy. Via menggunakan kaos santai yang lumayan ketat di tubuhnya dan juga celana hot pants, rambutnya yang basah dia gerai begitu saja lalu segera pergi dari kamar setelah membawa ponselnya. Via melangkahkan kakinya ke arena kolam renang dimana terlihat banyak yang sedang berenang dan juga ada yang menikmati sarapan, Via tersenyum ketika melihat Yuli melambaikan tangan kepadanya. Via duduk di meja dimana teman-teman mereka sudah berkumpul juga ada Aldy disana. Ada banyak makanan yang sudah tersaji di meja itu dan Aldy meminta Via untuk menikmati makanannya. Via menikmati jus jeruk dan juga nasi gorengnya hingga habis kemudian Yuli mengajaknya untuk pergi bermain ke tepi pantai di ikuti teman-teman mereka yang lain. Hari ini adalah hari terkahir mereka disana dan besok pagi mereka akan kembali ke Jakarta. Begitu sampai di tepi pantai Lion merangkul Via membuat Via tersenyum bahagia dia juga membalas sapaan Ibra dan memberikan senyum tipisnya kepada Aidan. Aldy tidak suka Via dekat-dekat dengan pria-pria tersebut tapi tidak bisa berbuat banyak karena pesta ini juga millik Lion. “Via ayo ikut dengan kami,” bisik Lion namun Via ingin menolaknya karena peristiwa semalam dengan Abram dia tidak lagi ingin dihina oleh pria itu. Tapi Lion adalah tuan rumah pesta ini bagaimana bisa dia menolak, dia melirik Aldy dan Yuli meminta pertolongan dan untungnya kedua orang itu segera sadar dan mengusulkan untuk mereka bermain voly. Tidak menyangka Ibra setuju sehingga mereka membuat tim saat itu juga. Disaat permainan sudah di pertengahan Abram baru muncul dan dengan santai dia duduk dengan santainya melihat Via yang sedang mengoper bola dengan genggaman tangannya. Abram tersenyum tipis kemudian menghabiskan minuman kalengnya. Ibra dan Lion kemudian bersorak karena mereka menang begitu juga Via yang berada di tim mereka. Tatapan mata Via kemudian melihat Abram yang kini juga tengah menatapnya. Tatapan mata pria itu sangat tajam dan seolah matanya berbicara kepada Via. Via merasakan sengatan tak terduga ketika Abram menunjukkan senyum tipisnya kembali dan Via hanya bisa menahan desiran darahnya yang terasa aneh. “Via aku minta nomor ponsel mu,” kata Lion dan Via memberikannya. Kemudian Aldy datang mengajak Via untuk pergi bersama dirinya. Lion tahu Aldy tidak suka jika Via dekat-dekat dengan mereka tentu saja Aldy cemburu. Kemudian dia mendekat kepada Abram yang masih dengan santai duduk di pasir putih menghadap lautan yang luas. “Aku sudah mendapatkan nomor ponselnya. Apa kau mau ?” tanya Lion terang-terangan dan Abram berdecih sambil menaikkan alisnya. “Jangan terlalu membencinya Ab. Bisa saja benci dan cinta itu datang bersamaan,” ujar Lion seolah memperingatkan Abram. Abram diam dan kemudian tiba-tiba desahan Via mempengaruhi kerja otaknya lagi. Dia bahkan terdiam cukup lama sehingga tidak mendengar Aidan serta Ibra yang memanggilnya berulang kali. Karena kesal Ibra menampar pelan wajah Abram. “Kau terhipnotis hantu pulau ini atau bagaimana,” kesal Ibra dan mereka semua pergi. Sementara Abram tidak langsung mengikuti sahabat-sahabatnya itu, dia memperhatikan Via yang saat ini berada tidak jauh dari tempatnya. Via terlihat sedang asyik bermain air bersama satu wanita dan juga pria yang Abram tahu adalah kekasih wanita itu. Abram berpikir ingin mendekati Via namun dia juga bingung untuk apa mendekati wanita itu, apa dia ingin mengatakan kalau semalam dia melihat adegan dewasa yang Via lakukan bersama kekasihnya. Mengingat adegan itu kembali Abram menjadi gila akibat mendengar desahan Via yang terasa nyata untuknya. Abram dengan kesal berdiri dari tempatnya dan dia sepertinya memang harus berbicara dengan Via sekarang juga. Dia tidak mau masalahnya dengan wanita aneh itu membuatnya menjadi seperti orang gila, dia harus meminta maaf dan meluruskan semuanya agar tidak lagi di hantui oleh wajah dan juga nama wanita itu.   Bersambung….
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD