6 :: Meet Abram Fathan ::

1167 Words
Sinta duduk didepan tv rumahnya, dia menunggu kedatangan Via namun ternyata kali ini Via juga pulang malam hari tapi anaknya itu tetap pulang. Ketika sampai di dalam rumah Via langsung masuk kedalam kamarnya dan dia tidak memperdulikan Sinta. “Via ibu mau berbicara,” ujar Sinta ketika Via sudah masuk kedalam kamarnya dan Via menutup keras pintu kamar itu. “Via dengarkan ibu kita harus berbicara Via.” “Udah bu aku capek, besok aja kalau mau ngomong.” Sinta tetap bersikeras ingin berbicara dengan putrinya itu hingga Via pun kesal dan dia membuka pintu kamarnya. “Apa sih buk ! bisa gak kalau ibu gak usah ngomong sama aku, suara ibu itu hanya bikin aku pusing dan semakin marah sama ibuk.” “Apa salah ibu Via ? kenapa kamu jadi seperti ini nak,” ujar Sinta meneteskan airmata namun Via tidak perduli dia mendengus dan mengejek Sinta yang hanya bisa menangis. “Ibu selalu seperti ini kan, menangis dan menangis. Ibu jawab sendiri saja pertanyaan ibu tadi,” kata Via lalu dia membanting pintu kamarnya dengan keras. Sinta menahan sakit yang l,uar biasa di dalam hatinya namun dia tetap dengan sabar menerima kenyataan jika Via anak yang dia besarkan penuh cinta dan kasih sayang tetap menyalahkannya dengan jalan hidup yang dia pilih. Hati yang pedih itu hanya mampu diam dan meratapi nasibnya, dia teringat dengan sosok pria yang sudah menikahinya andai pria itu masih ada mungkin Via tidak akan membencinya sedalam ini. Via jika dia tahu yang sebenarnya tentu anak gadisnya itu akan semakin terluka.   Pagi harinya Sinta sudah melihat kamar Via kosong dan ada sebuah surat di atas tempat tidurnya, di surat itu mengatakan kalau Via akan pergi bersama Aldy menghadiri acara ulang tahun temannya di Bali dan Via tidak akan pulang selama dua hari. ‘Bu aku pergi bersama Aldy ke Bali selama dua hari karena ada pesta dari sepupu Aldi. Jangan cemaskan aku.’ Itu adalah isi surat dari Via yang hanya membuat sesak napas Sinta, dia sangat khawatir dengan pergaulan Via yang sangat bebas. Via bahkan tidak pernah lagi mau emndengar nasehatnya. Tidak kah Via tahu banyak sekali bahaya diluar sana terutama bagi anak perempuan sepertinya. Saat memikirkan Via sudah harus di akhiri oleh Sinta karena dia harus segera berangkat ke tempatnya bekerja, perjuangannya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka masih harus terus di lakukan. Sinta menarik napasnya dan mendoakan agar Via baik-baik saja. *****   Di Dunia ini tidak semua kehidupan manusia sama, ada yang sangat berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka ada juga yang sedang menikmati hasil dari perjuangan itu. Seperti seorang pria yang kini tengah duduk di tepi pantai menikmati indahnya langit yang berwarna biru dan sangat cerah saat ini. Namanya Abram Fathan, Pria Inggris dengan darah Turki yang saat ini tengah menikmati liburan bersama beberapa teman dekatnya. Abram sedang berada di Bali Indonesia, dia sangat suka disana karena alamnya yang sangat indah terutama pantainya. Abram sudah satu hampir dua tahun berada di Bali dan dia sangat enggan kembali ke London, tempat dimana banyak sekali kenangan antara dia dan kekasihnya. Kekasih yang sudah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya karena kecelakaan. Abram sengaja pergi dari London dan menetap di Bali untuk mengobati luka hatinya, tapi ini adalah minggu terakhir dia ada di Bali, karena orang tuanya sudah mendesaknya untuk segera kembali. Sebagai anak satu-satunya dia tidak bisa mengelak lagi dan mungkin sudah saatnya merelakan takdirnya dan kekasih yang harus berpisah. Dengan wajah tampan dan harta kekayaan yang dia miliki Abram bisa saja menemukan pengganti kekasihnya dengan sangat mudah namun dia belum bisa melakukannya. Banyak wanita yang mencari perhatiannya namun belum ada yang bisa menggantikan posisi Anna kekasihnya yang sudah pergi itu, entah sampai kapan hatinya tertutup dia pun tidak tahu. Lamunan Abram tentang dirinya dan sang kekasih pudar ketika salah satu temannya memanggilnya untuk melanjutkan pesta mereka. Pesta pantai yang meriah dan mewah itu banyak di hadiri oleh para model dan artis-artis cantik yang datang. Abram memang sedang di jodohkan oleh teman-temannya agar pria itu bisa kembali bersemangat jadi dalang dari mengundang wanita-wanita seksi dan cantik yang di balut dengan bikini ini adalah perbuatan dari temannya. Satu deretan Vila mewah yang ada di Ubud Bali sudah mereka sewa untuk tioga hari kedepannya karena mereka akan melakukan pesta gila-gilaan. Berpesta selama tiga hari itu adalah hal gila dan pelayanan full juga diminta oleh mereka, Lion Wishley sahabat Abram memang adalah anak dari keluarga kaya raya dan sialnya dia gemar berpesta, ini adalah pesta tergila yang pernah Abram lihat Lion lakukan dan dia terjebak disana tanpa Anna kekasihnya. “Oh ayolah Ab kau hanya tinggal memilih satu dari wanita yang menatap mu liat itu maka kau akan menikmati pesta ini,” kata Lion dan Abram mengangguk saja agar Lion yang sedang mabuk saat ini bisa meninggalkannya. Hanya orang aneh saja yang bisa betah dengan pesta selama tiga hari, jadi Abram memutuskan kembali ke kamarnya . Begitu Abram membuka pintu kamarnya dia sudah emlihat aneh kamarnya karena ada satu buah tas berwarna pink terletak di atas tempat tidurnya, Abram mendengar suara air dari arah toilet sehingga dia memutuskan untuk melihat kesana, apa mungkin ada wanita mabuk yang menggunakan kamarnya. Abram sangat terkejkut ketika melihat seorang wanita yang tidak menutup pintu kamar mandi itu dan sekarang tengah mandi dengan air hangat di dalam kamar mandinya. Abram memang tidak melihat tubuh wanita itu sepenuhnya karena bilik kaca tempat shower yang tiak tembus pandang . Dia hanya bisa melihat wajah dan bagian bahu wanita itu yang terbuka, wanita itu sepertinya benar-benar menikmati air hangat yang membasahi tubuhnya sehingga Abram enggan untuk menganggunya dan memutuskan untuk menunggu wanita itu keluar. Abram yang lapar memesan makanan kepada pihak resort itu untuk dibawakan makanan  ke kamarnya. Selang lima belas menit makanannya pun sudah tiba dan dia duduk di meja yang ada di dekat televisi ingin menikmatinya . Kamar super mewah yang dia tempati itu begitu mewah dan lengkkap dengan semua fasilitas, dinding kamar yang kaca bisa membuatnya melihat pemandangan hijau pohon-pohon di luar sana dan juga indahnya warna langit serta air pantai. Baru Abram meneggak wine yang dia pesan bersamaan dengan makanannya wanita asing yang mandi di kamar mandinya itu pun keluar dengan hanya melilitkan handuk dan rambutnya yang basah terurai begitu saja, Abram tidak ingin munafik degan ciptaan Tuhan yang saat ini belum juga menyadari keberadaannya disana. Tiba saat wanita itu ingin melepaskan handuknya Abram membuat suara dehaman yang langsung membuat wanita cantik serta seksi itu terkejut melihatnya. “Ka- kau Si-apa ?” tanya wanita itu dengan raut terkejut juga mungkin takut. Abram dengan santai menjawab pertanyaan wanita itu dengan wajahnya yang sedikit saja menampilkan senyuman. “I am the owner of this room. Who are you lady ?” jawab Abram dengan tenang membuat wanita di depannya itu menutup matanya dengan raut wajah sangat lucu. “Sorry sir. I don’t think this room has been occupuied yet because it was very neat and unlocked. Sorry I will find another room,” kata wanita itu membuat Abram menganggukkan kepalanya. “ Want to accompany me to eat here ?”   Bersambung…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD