5 :: Via Yang Keterlaluan ::

905 Words
Sinta hanya bisa menahan tangisnya bahkan untuk bekerja kini dia tidak konsentrasi, nampam makana untuk tamu restoran yang datang saat itu sampai terlepas dari tangannya dan membuat suara riuh seketika. Sambil memunguti pecahan kaca dan juga tumpahan makanan dia rasanya ingin menjerit. Tidak pernah Sinta bayangkan kalau anka yang dia besarkan dengan kasih sayang dan perhatian akan tumbuh menjadi wanita yang kasar dan juga dingin terhadapnya. Bos Sinta yang melihat kekacauan yang Sinta perbuat tidak memarahinya, dia meminta Sinta untuk mengambil istirahat sejenak. Bosnya yang bernama Laksmi memang sangat baik kepada Sinta yang sudah sangat lama bekerja dengannya juga kepada semua pegawainya. Sinta pun menuruti permintaan bosnya itu dan dia merenungkan nasibnya disana dalam diam tidak bisa mengeluarkan teriakan agar dia merasa lebih baik meski dia ingin. **** Via sendirian duduk di taman belakang sekolahnya, dia berpikir Aldy pasti akan mencarinya saat ini namun ternayat hingga sampai waktu jam istirahat akan selesai pria itu tidak juga muncul. Apakah Aldy menganggap serius ucapannya tadi pagi ? Via mulai merasa khawatir, dia tidak mungkin siap untuk melepaskan Aldy dia sangat mencintai pria itu terlebih apa yang sudah mereka lakukan semalam. Via mengingat malam yang dia dan Aldy habiskan semalam, mereka awalnya ingin pulang namun karena hujan yang mengguyur tidak juga berhenti mereka akhirnya memutuska bermalam di villa keluarga Aldy bersama dengan teman mereka yang lain. Via dan Aldy tidur di satu kamar yang sama, dan hal itu terjadi begitu saja. Setelah membicarakan kalau Aldy akan membawanya ke luar negri bersamanya Via menjadi sangat bahagia dan dia memeluk Aldy. Mereka berciuman hingga lupa akan batasan yang harusnya mereka jaga, Via tidak memikirkan apapun selain rasa gairahnya saat itu dan dia sangat bahagia. Bahkan sampai saat ini dia masih sangat bahagia mengingat kejadian semalam bersama Aldy. Tiba Via di depan pintu kelasnya dia melihat Aldy berdiri disana dan menatapnya dengan lembut. “Kamu masih marah ?” tanya Aldy sangat lembut dan jika tidak ada orang di sekitar mereka Aldy sudah akan memeluk Via dan memagut bibir manis milik kekasihnya itu. “Aku hanya tidak ingin kamu bersikap kasar terlebih dia adalah ibu kamu Via. Ya sudah nanti pulang sekolah kita ke rumah kamu saja ya,” kata Aldy namun Via menolaknya. “Ih jangan dong beib aku males dengar ibu pasti ngomel panjang lebar. Kita keluar aja ya,” pinta Via dengan wajahnya yang terlihat sangat menggemaskan. “Memangnya kamu gak capek keluar setiap hari ?” “Enggak ! kan keluarnya sama kamu.” “Ya sudah kalau begitu kita___,” bisik Aldy kepada Via membuat rona merah di pipi Via muncul begitu saja. Via mengangguk setuju dan melambaikan tangannya kepada Aldy yang kembali ke kelasnya. Pita yang melihat hal itu menggelengkan kepala dan menghampiri Via ketika wanita itu duduk di tempatnya. Tanpa sengaja Pita melihat bekas merah di leher Via dan sepertinya wanita itu mencoba untuk menutupinya. Pita yang sudah mengerti lebih dulu hal orang dewasa hanya menyunggingkan senyuman menggoda kepada Via. “Hayo lo sama Aldy udah ngapain aja ?” tanya Pita namun wajah Via seolah-seolah tidak mengerti arah pembicaraan Pita padahal percuma juga Via seperti itu karena Pita sudah tahu. “Hati-hati ya Vi kalau main pakai pengaman biar aman.” Pita sengaja mengatakannya dan benar saja Via terdiam membuat Pita khawatir dengan teman yang sempat dia benci itu. Sebenarnya Sinta tadi menelponnya dan meminta tolong untuk mencari tahu kemana Via semalam, karena dia merasa Sinta dan Via sudah menolongnya maka dia mau membantu Sinta. Terlebih dia ingin hubungan Sinta dan Via menjadi lebih baik, meski dia salah jalan namun dia tidak pernah bersikap kasar kepada ibunya. Pita sangat menyayangi ibunya meski dia juga bukan anak yang patut di banggakan. “Lo sekarang gimana ?” tanya Via tiba-tiba mengalihkan pembicaraan mereka. “Gue sekarang tinggal di apartment sama si om gula, kata dia nanti kalau gue udah lulus baru dia nikahin gue.” Via mengangguk mendengar semua itu dan ketika Pita ingin kembali bertanya guru sudah masuk ke kelas mereka. Pita sengaja mengatakan kalau dia ingin mentraktir Via nanti sepulang sekolah namun Via mengatakan tidak bisa hari ini karena Aldy akan mengajaknya untuk kerumah pria itu. Di pikiran Via adalah Aldy mungkin akan memperkenalkannya kepada mama-nya atau mungkin keluarga Aldy lainnya. Dia hanya memikirkan Aldy saat ini, tidak terpikirkan sama sekali dengan ibunya yang sudah dia sakiti hatinya. Tapi bukankah memanng seperti itu ketika kamu jatuh cinta ? maka hal lain tidak akan pernah kau pikirkan selain dia, bahkan terkadang dirimu sendiri. Pelajaran hari itu tidak ada yang masuk kedalam pikiran Via hanya masa depan indah yang ingin dia rancang bersama Aldy tentunya. Tamat sekolah dan akan kuliah di luar negri dan tinggal bersama dengan Aldy, dia akan bekerja paruh waktu untuk membiayai kuliahnya sendiri sementara Aldy sudah mengatakan dia yang akan membayar sewa flat mereka . Via sangat percaya kepada Aldy karena selama mereka menjalin kasih Aldy tidak pernah sedikit pun berbohong kepadanya, ketika dia mengatakan akan membelikan hadiah kepada Via maka Via akan menerimanya. Terlebih dia tahu Aldy tidak bisa melirik wanita lain lagi selain dirinya, semalam Aldy mengatakan dia sempurna dan Aldy sangat menyukainya. Rona merah terlihat di wajah Via dan dia tersenyum malu-malu seorang diri. Pita di tempatnya merasa khawatir kepada Via, dia bingung harus mengatakan hal sebenarnya kepada Sinta atau tidak karena jika dia mengatakannya pasti Via dan Sinta akan bertengkat dan Via akan membencinya karena sudah mengadu kepada Sinta. Bersambung…. Berikan komentar kalian ya ?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD