17) Scandal Andri

2109 Words

“Andri baru beli motor ya?” tanya Teh Ulfa setelah reda dari tangisnya dan melepaskan diri dari pelukanku. “Iya dibeliin bapak. Gak tahu beli cash atau kredit, saya tinggal pake aja Teh,” balasku dengan tetap dengan senyum manis. Aku ingin dia yang baru saja menangis, segera kembali tersenyum. “Oh gitu syukur atuh kalau bapak sudah baik lagi.” Teh Ulfa membalas senyumku  tapi masih terasa sedikit hambar dan asem. “Alhamdulillah.  Sebenarnya sudah sejak lama bapak mau beliin motor, hanya waktu itu almarhum ibu tidak mengizinkan terus, katanya takut saya jadi badung. Emang kenapa Teh?” tanyaku dengan suara yang sudah mulai tenang. Sekilas aku menangkap ada rona kecewa di wajahnya, saat menanyakan tentang motor. “Maaf ya, Ndri teteh mau to the point aja,” ucap Teh Ulfa seraya menatapku d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD