Taruhan

2360 Words
Alvin kembali menghidupkan motornya, tidak peduli dengan keempat temennya yang masih menatapnya kesel. Memakai kembali helmnya, sebelum memuntir gas. “Woi! anying. Jawab dulu pertanyaan kita!” seru Alex. Alvin menoleh, tersenyum manis kearah mereka, happy banget bikin muka mereka kek p****t kebo, mengkerut. “Woi! nyet. Loe jadi nerima tantangan si kamvret Andre, nggak?” Baru deh, keempat cowok tamvan itu nyadar. Niatnya ngumpul ‘kan mo berangkat ke tempat sirkuit. Buru-buru keempatnya memakai helm cakil mereka, naik ke motor ninjanya masing-masing, meski pun sambil komat-kamit nggak karuan, alias ngedumel. Alvin kembali tersenyum. “Wah, Bang Dion Seyeng, kebiasaan deh, suka banget ngerapalin mantra sembarangan,” goda Alvin. Dion pasang muka galak. “Taikk, loe!” umpat Dion kesel. Alvin terkekeh. Alex memajukan motornya, menyamai motor Alvin, menoleh sebentar kearah Alvin. “Napa loe, kangen.” Alvin kembali terkekeh, Alex mengumpat kesal. “Jijik! Awas aja kalau habis ini loe nggak jujur, gue kempesin biji loe.” Alvin geleng-geleng kepala. Ngeri juga kalau benar-benar di kempesin. Alvin beserta keempat cowok tamvan itu, segera melajukan motornya ke area sirkuit. Beberapa menit kemudian, tempat yang mereka tuju sudah sampai. Di sana sudah terlihat sangat ramai sekali, anak-anak remaja seusia Alvin sudah berkumpul di sana, termasuk si Andre dan temen satu gengnya. Alvin dan keempat sahabatnya menghentikan motor mereka tidak jauh dari tempat Andre berada. Begitu Alvin membuka helm cakilnya, semua anak remaja cewek bersorak ria, begitulah si Alvin, pesonanya selalu saja membuat kaum hawa klepek-klepek. Tanpa terkecuali si Adel, bahkan secara terang-terangan Adel menolak Alvin. Andre dan temen-temennya tersenyum sinis, begitu melihat kedatangan Alvin dan keempat temen-temennya. Alvin tersenyum mengejek kearah Andre. Membuat darah Andre semakin mendidih, meskipun Andre sendiri berwajah tampan, tapi cowok satu ini terkenal sebagai seorang play boy, beda lagi dengan Alvin, sikapnya yang selalu dingin kepada cewek, justru membuat semua cewek yang berusaha mendekatinya, semakin di buat klepek-klepek. “Dateng jug loe, kirain gue ngumpet loe.” Dion hampir saja tersumut dengan kata-kata Andre, tapi Alvin menahan Dion, sebelum cowok tamvan itu berbuat nekat. “Bukannya gue belum telat? bacot doang itu nggak perlu Bro! yang penting skill. Bener nggak Coy?!” Wajah Andre memerah mendengar jawaban Alvin, singkat, padat, nylekit, ngomong sekali, tapi efeknya dahsyat. Dion, Neno, Alex dan juga Raka tersenyum, temennya ini emang termasuk salah satu mahluk langka, kalau lagi judes mak-mak penggemar Innovel aja kalah, bhuahaha … “Iya Bang Andre. Loe tuh sadar diri, dah berapa kali abang kalah sama Mas Alvin. Iya nggak, Coy?!” ucap Alex, menaik turunkan alisnya, Andre benar-benar meradang, sedangkan keempat cowok tamvan itu tersenyum puas. “Anjing loe, Lex. Kita lihat aja nanti, kalau gue kalah. Loe boleh bawa pulang Bertha, sama uang 20 juta. Gimana?!” Alex tersenyum lebar dengan tawaran itu. Alvin mengeryitkan keningnya. “Gue terima dengan senang hati, plus si semok Bertha, Deal!” Alvin melotot tidak percaya, menoleh sebal kearah Alex. Sedangkan cowok itu nyengir, mengangkat dua jarinya seraya berkata, “peace.” “Kamvret loe.Dasar penjahat kelamin,” umpat Alvin kesal. Keempat temennya hanya tertawa geli, kek sengaja banget mo ngerjain Alvin, padahal mereka paham betul, jika Alvin paling nggak suka kalau harus taruhan mengatasnamakan seorang cewek. Bertha yang berdiri diantara mereka tersenyum puas, bangga banget bisa jadi rebutan cowok tamvan, berjalan mendekat kearah Alvin, melenggak-lenggokkan tubuh sexinya, seraya membawa sebuah sapu tangan warna merah, Alvin terlihat cuek. “Hai, gue harap loe menang Al …” bisik Bertha tepat di telinga Alvin. “Gue menang pun, bukan karena loe,” ucap Alvin sinis. Alvin siap dengan motornya di lintasan, begitu juga dengan Andre, sedangkan yang lainnya hanya sebagai penonton, meskipun berkali-kali Andre kalah, tapi rupanya itu semua tidak membuat si play boy cap kampak ini kapok. Selalu saja nantangin si Alvin. Bertha mulai melambaikan sapu tangannya, mengangkat tinggi sapu tangan itu. Semua anak-anak meneriakan nama idola masing-masing. “Ready … go!!” Kedua motor ninja itu langsung melaju dengan kecepatan tinggi, sorak anak-anak remaja semakin ramai, Alvin masih memimpin, jaraknya memang tidak terlalu jauh, bahkan Andre hampir saja menyalip laju motornya. Dion, Nino, Raka dan juga Alex terlihat panik. “Ayo Vin. Loe pasti bisa!” teriak Nino. “Ayo Ndre. Kalahin si cunguk Alvin!” teriak Viko. “Ayo Vin. Kalahin Paijo!” teriak Alex. Viko dan temen-temennya mendelik. Sedangkan keempat cowok tamvan itu terkikik. Hingga beberapa menit kemudian, akhirnya motor Alvin berhasil memimpin. Taruhan pun dimenangkan oleh Alvin. Andre nampak sangat kesal sekali, Bertha jangan di tanya, cewek ABG itu terlihat sangat bahagia sekali, mimpinya untuk bersama Alvin bakalan tercapai. Alex menghampiri motor Andre dan temen-temennya. Dengan tersenyum devil, Alex mengulurkan satu tangannya. “Mana cuan? Sesuai janji, inget. Bohong, berarti loe minta di sunatin lagi.” Dengan wajah yang sangat kesal, Viko menyerahkan segepok uang. “Anjir loe! nih ambil,” ucap Viko sewot. “Kalau ngasih, yang ikhlas dong Bang Viko!” teriak Alvin dan ke tiga temennya. Bener-bener, cakep sih emang, tapi soal bikin kesel, paling juara. Bertha mendekati motor Alvin, ngarep banget Alvin ngajakin dia, Andre terlihat sangat jengkel banget, nyesel banget, jadiin ceweknya bahan taruhan, bahkan si cewek terlihat seneng banget. “Seperti kata Andre tadi, gue siap nemenin loe malam ini Vin,” ucap Bertha super Pe-de. Alvin bergidik ngeri, tersenyum mengejek kearah Bertha. “Loe emang cakep Ber, tapi sayang, gue nggak bisa ngaceng deket sama loe,” ucap Alvin songong. Wajah Bertha langsung memerah, baru kali ini ada cowok yang berani nolak dia. Alex, Dion, Nino dan juga Raka terkikik. Tanpa mempedulikan Bertha yang dalam mode super marah, kelima cowok tamvan itu menghidupkan motornya, meninggalkan arena sirkuit, menjalankan pelan motor mereka, saat melewati motor Andre dan temen-temennya. “Daaa … Bang Andre,” ucap kelima cowok itu kompak. Melambaikan satu tangan mereka kearah Andre dan temen-temennya. Kemudian tertawa bareng. “Hahaha …” “Sialan loe!” teriak Andre sewot. Tanpa mempedulikan Andre, Bertha dan temen-temennya, yang terlihat sangat kesal. Mereka berlima langsung tancap gas meninggalkan arena balap itu. ,,,, Adel nampak gelisah, diam-diam tanpa sepengetahuan Alvin, dia pergi menemui Reno. Nekat banget, sudah hampir setengah jam, dia menunggu Reno di sebuah restaurant. Adel menghela napasnya kasar, takut juga sebenarnya, apalagi kalau sampai kepergok keluarganya, secara umur pernikahannya saja belum genap 24 jam, bahkan dia sudah nekat selingkuh. Eh, tapi tunggu dulu, kalau menurut pemikiran Adel, bukan dia selingkuh, secara ‘kan dia pacaran sama Reno dulu, baru nikah sama Alvin. Jadi, menurut pemikian simpelnya Adel, Alvinlah selingkuhannya. Dasar si Adel, mana ada suami selingkuhan, yang ada pacar selingkuhan. Pusing ‘kan?! Akhirnya setelah ngerasa sedikit bosan, Si tampan Reno datang juga, rasanya kangen banget sama Adel, padahal baru kemarin malam mereka ketemuan. “Hai Sayang. Udah lama? Sorry ya, agak telat.” Menarik sebuah kursi, duduk mepet dengan Adel. “Nggak papa kok. Lagian ini hari minggu, aku free kok,” ucap Adel lembut, beda banget kalau ngomong sama Alvin, kalau deket Alvin, bawaannya pen emosi mulu. “Nanti langsung ke apartment ‘kan?” tanya Reno lembut, membelai lembut rambut Adel. “Ka—kayaknya nggak bisa deh.” Adel menggigit bibir bawahnya, bener-bener tingkah Adel yang kek gini ini, yang bikin babang Reno selalu kangen sama Adel. “Kenapa? bukannya kamu biasanya seneng, kalau main ke apartment?!” tanya Reno penasaran. “Maaf Yang, aku akhir-akhir ini mungkin bakalan sibuk banget, jadi aku dah nggak bisa lagi bebas main kemana pun, aku juga takut, kalau Papa bakalan marah,” ucap Adel bohong, Reno mengangguk. “Nggak masalah, yang penting aku masih bisa ketemu kamu Sayang.” Adel tersenyum, Reno emang cowok super pengertian. “Makasih Sayang, kamu emang the best deh.” Reno tersenyum mendengar pujian Adel. Kembali menatap wajah cantik Adel. “Kamu belum makan ‘kan, mau pesen apa?” Adel menggeleng. “Aku ngikut aja, apapun itu aku suka,” jawab Adel mantap. Reno melambaikan tangannya kearah seorang pelayan perempuan, pelayan itu pun mendekat, menundukan kepalanya dengan sangat sopan dan ramah. “Selamat siang Tuan, ada yang bisa kami bantu?” tanya mbaknya ramah. “Siang Mbk, aku pesen menu ini dua,” ucap Reno seraya menunjukan daftar menu itu kepada sang pelayan. Mbaknya langsung mencatat pesenan Reno, membungkukkan badannya lagi, setelahnya meninggalkan meja itu untuk mengambil pesenan Reno. Drrtt! Drrtt! Drrtt! Tiba-tiba saja ponsel Adel bergetar, gadis itu langsung mengambil ponselnya yang ia letakkan di tas kecilnya yang ia selempangkan pada pundaknya. Reno mengamati semua gerak-gerik Adel yang tidak seperti biasanya. Adel langsung membuka aplikasi hijau, ternyata ada notif pesan masuk dari Alvin. Bocil Mau pesen apa Yang( emoji gambar love) ,,,,, Alvin tersenyum, ketika melihat chatnya dengan Adel langsung tercentang dua biru, itu tandanya Adel langsung membaca pesan darinya. Ternyata setelah selesai balapan tadi, Alvin dan keempat temennya langsung menuju ke sebuah restaurant, setelah memarkirkan motornya, mereka masuk bersama-sama ke sebuah restaurant. Klunting! Sebuah pesan balasan dari Adel masuk, Alvin tersenyum, buru-buru membaca pesan itu. My lopelop Nggak usah Alvin melotot tidak percaya, dengan pesan balasan dari Adel, Raka merangkul pundak Alvin, penasaran juga dengan Alvin yang senyam-senyum sendiri, tapi sekarang malah terlihat cemberut. “Ceile! Bang Alvin lagi lope –lope ya …,” goda Raka. Alvin mentonyor kepala Raka. “Lepasin tangan loe, najis tau.” Raka mengusap kepalanya bekas tonyoran Alvin. Raka langsung menyingkirkan tangannya. Daripada mukanya peyok kena bogem dari Alvin. Sumpah, Alvin mulai kepikiran soal Adel, jangan-jangan istri cantiknya ngambek, Alvin mulai ngebayangin yang kek di teve, pulang langsung di getok sama Adel, bener-bener gak kebayang, ternyata lebih ngeri ngebayangin Adel marah, daripada harus adu jotos sama preman pasar. Dug!! Tiba-tiba saja langkah Dion terhenti, Alvin yang melamun, membentur belakang kepala Dion, bener-bener deh rasanya ngillu, Alvin mengusap kepalanya, sedangkan Dion berdiri mematung kayak orang shock. Alex melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Dion. “Woi Nyet, sadar. Astohfirulloh … No, tolong sembur Bang Dion pakai air liur loe, biar jinnya kabur,” ucap Alex asal. “Sialan loe,” umpat Dion kesel. Keempat temennya terkikik, nggak peduli dengan banyak pasang mata yang menatap kagum kelima cowok tamvan itu. “Eh tunggu bentar, loe liat nggak cewek super cakep itu, bukannya dia Adel ya …” Alvin langsung mengikuti arah telunjuk tangan Dion. Matanya membulat, bener-bener tidak percaya dengan pemandangan di depannya. Darahnya langsung mendidih, apalagi melihat Adel dengan lelaki yang sama, saat dia pertama ketemu Adel. Tanpa banyak bicara, Alvin langsung berjalan mendekat kearah meja Adel, Keempat temennya melongo, bener-bener nggak percaya dengan tingkah Alvin. Nggak seperti biasanya Alvin terlihat cuek dengan cewek, bahkan keempatnya berpikiran sama, mungkin Alvin salah satu penggemar Adel sama kek mereka. Adel sontak terkejut saat melihat Alvin berjalan mendekat, bener-bener nggak nyangka banget, bakalan ketemu sama suaminya di sini. Gadis itu mulai terlihat panik, Reno terlihat heran. “Ada apa Sayang, kenapa wajah kamu jadi pucat kek gitu?” tanya Reno penasaran. Srakk!! Tanpa Adel duga, Alvin langsung menarik tangan Adel, Reno yang melihat hal itu terlihat sangat emosi. “Hei! siapa loe. Berani sekali pegang-pegang cewek gue!” bentak Reno emosi. Adel tampak bingung sekali, nggak mungkin juga dia bilang, kalau Alvin suaminya. “Kenapa! loe nggak terima!” tantang Alvin penuh emosi, Adel memegang d**a Alvin, Reno melotot. “Maaf Ren. Ini Alvin, di—dia sepupu aku,” ucap Adel gugup, Alvin melotot, tidak terima dengan pengakuan Adel. “Iya. Aku pulang sekarang.” Adel langsung menyeret Alvin keluar dari restaurant itu, tidak ingin terjadi keributan lebih besar lagi, lagian mereka juga sudah jadi pusat perhatian. “Del, Tunggu!” teriak Reno. Tapi Alvin terlanjur membawa Adel pergi. Reno mengacak rambutnya frustasi. “Sorry gue cabut dulu,” ucap Alvin ketika melewati keempat temennya, sedangkan mereka terlihat masih Shock, bagaimana mungkin Adel itu sepupunya Alvin. Sedangkan mereka fansnya berat Adel. Keempatnya mengangguk seperti orang linglung, Alvin terus membawa Adel keluar, menuju ke tempat parkiran, Adel terlihat manyun, kesel banget dengan sikap Alvin. “Naik!” perintah Alvin, setelah dia menaiki motor ninjanya, Adel yang sedikit takut dengan Alvin, hanya nurut aja, daripada ujung-ujungnya berabe. Setelah Adel naik, Alvin meletakkan tangan Adel pada perutnya. Adel hanya menurut. “Pegangan,” ucap Alvin kesal. Setelahnya dia melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Adel sendiri merasa ngeri, tapi dia hanya diam saja. Beberapa menit kemudian, Alvin menghentikan motornya di sebuah taman kota. Adel pun turun, menghembuskan nafasnya pelan, memegang dadanya yang hampir copot. Bener-bener Alvin kek orang kesurupan. Alvin membawa Adel duduk di sebuah bangku taman, Adel hanya menurut. “Kamu sadar Del, kalau kamu itu selingkuh di belakang aku,” ucap Alvin emosi. Adel melotot, tidak terima dengan tuduhan Alvin. “Apa! Selingkuh? Kamu itu yang selingkuhan aku!” teriak Adel emosi. “What!! Apa kamu sadar dengan kata-kata kamu. Aku ini SUAMI kamu, itu artinya dia yang selingkuhan kamu. Bukan aku,” ucap Alvin geram. “Kamu yang selingkuhan aku, karena aku dah pacaran sama Reno sebelum aku nikah sama kamu.” Alvin menjambak rambutnya frustasi. Bagaimana mungkin seorang suami di bilang selingkuhan, bener-bener pusing dengan cara berpikir Adel. Cup! Tanpa berpikir panjang, Alvin langsung mencium paksa bibir istrinya, Adel berontak, berusaha mendorong tubuh Alvin, yang sialnya tubuh suami bocahnya itu jauh lebih besar dan kuat. Pritt! Pritt! Pritt! “Woi! berhenti. Kalian ini benar-benar tidak tau malu. Ini tempat umum, bukan tempat m***m!” teriak seorang Satpol pp. Alvin pun menghentikan aksi gilanya. Tapi terlambat, seorang petugas pria dan wanita sudah menahan tangan Adel dan Alvin. Adel terlihat kesal sekali. Malu, dah tentu. Alvin berusaha berontak. “Apa-apaan ini pak, kami ini pasangan suami istri, jangan asal tangkap kami dong,” protes Alvin. Tapi yah seperti itulah, mana ada satpol pp yang percaya sama pengakuan Alvin, mana masih terlihat bocah, celana pun robek-robek. “Udah jangan banyak protes, kalian akan kami bawa ke kantor, biar kalian jera.” Adel melotot tidak percaya. “Apa! Bapak nggak bisa main tangkap gitu aja dong. Kasian istri saya. Besok kami juga harus sekolah.” Alvin membekap mulutnya yang keceplosan. Adel terlihat semakin jengkel. “Nah ‘kan, kalian mau ngomong apa lagi. Udah, kita bawa aja ke kantor, bawa juga motornya, biar nanti orang tua kalian yang datang ke kantor,” ucap salah satu petugas satpol pp. Alvin hanya bisa pasrah, bisa-bisanya nyium istri sendiri berakhir di kantor satpolpp….
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD