Seiran memperhatikan sangkekasih yang sedang tiduran diranjangnya dengan mata tertutup terlihat begitu tenang menurutnya diapun mendekatinya lalu menundukkan kepalanya berniat mencium sangkekasih namun ...
Sret
Bruk
Gadis itu terjatuh pada tubuh sangkekasih karena sebuah tangan menariknya hingga membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh, tangannya bertumpu pada d**a prianya gadis itu terbelalak saat mata Fransis terbuka dan memandangnya penuh kasih.
"Ingin mencuri ciumanku?"tanyanya dengan seringai jahil. Gadis itu bersemu merah karena malu ketahuan. Kemudian Fransis membalik posisi hingga Seiran yang berada dibawah.
"Bukankah dulu kau bilang jago karate?, tapi sepertinya itu tidak benar, buktinya kau dengan mudah kehilangan keseimbangan,"katanya lagi. Gadis itu menghembuskan nafas besar.
"Kau mau coba?"tanyan Seiran.
"Boleh, jika kau bisa tentunya,"jawab Fransis semakin menggoda gadisnya. Seiran menyeringai menatap kekasihnya.
Duk
Tanpa diduga gadis itu membenturkan kepalanya pada kepala Fransis membuatnya sedikit meringis dan melepaskan cekalannya dilengan gadisnya tak menyiakan kesempatan Seiran segera mengangkat kakinya dan menendang perut sangkekasih.
Duak ...
"Ugh ... uhuk .. uhuk ..."tendangan gadis itu cukup keras tepat mengenai lambungnya membuatnya terasa panas dan nyeri dia merebahkan tubuhnya disamping sangkekasih sambil terbatuk. Tak menyia-nyiakan kesempatan itu gadis itu langsung menduduki perut sangkekasih guna mengunci pergerakannya pria itu semakin menyerngit merasakan beban pada lambungnya.
"Bagaimana Tuan Lonenlis?"tanyanya menyeringai. Fransis hanya mengangguk sungguh dia tidak menyangka gadis itu punya tenaga super atau mungkin dirinya yang semakin melemah, dia hanya bisa mengangguk rasa mual membuatnya ingin segera bangkit membuat gadis itu oleng kesamping lalu terguling diranjang.
Fransis segera bangkit dan berlari kearah toilet lalu menutup pintunya.
Hoek ... hoek ...
Dia mengeluarakan isi perutnya diwestefel namun yang keluar adalah cairan merah kental berbau anyir. Sungguh dia merasa memang penyakitnya semakin parah.
Seiran menolehkan kepalanya kearah kamar mandi dia mendengar suara orang muntah apa mungkin tendangannya terlalu kuat, dia merasa khawatir lalu bangkit dan berniat mengetuk pintu kamar mandi namun baru tangannya mau mengetuk pintu itu sudah terbuka menampilkan sangkekasih yang wajahnya lebih pucat dari sebelumnya.
"Kau baik-baik saja?"tanyanya khawatir. Fransis tersenyum agar gadis itu tidak khawatir.
"Apa tendanganku terlalu keras?"tanyanya lagi.
"Tidak, jangan dipikirkan,"jawabnya. Lalu Seirang memeluk sang kekasih menyembunyikan wajahnya didada sangkekasih, Fransispun membalas pelukan gadis itu.
"Aku mencintaimu,"ungkapnya.
"Aku lebih Sefra,"jawab Fransis. "Maafkan aku Sayang, aku terlalu lemah,"batinnya. Perlahan dia melepaskan pelukannya lalu memandang gadis itu intens membuat gadis itu bersemu merah.
"Ada apa?"tanyanya.
"Kau cantik,"pujinya. Wajah gadis itu terasa memanas mendengar pujian dari Sangkekasih dia langsung memalingkan wajahnya. Perlahan Fransis meraih wajah cantik tu dan perlahan membawanya kearahnya lalu memandanginya.
"Tak perlu malu,"katanya. Perlahan mata cantik itu mulai memberanikan diri untuk memandang wajah rupawan didepannya.
"Aku sangat mencintaimu."bibir tipis itu berucap dan dijawab dengan sebuah ciuman manis.
*****
Ferdinan merasa dirinya bisa gila karena terus memikirkan calon istri orang, tapi bagaimana dia sudah terlanjur cinta mati.
"Huff."dia menghela nafas lalu merubah posisi tidurnya malam ini dia tidak bisa tidur karena terus terbayang wajah gadis itu.
"Kira-kira keterlaluan tidak kalau aku menelvonnya,"gumamnya. Dia melirik ponsel yang tergeletak diranjang sempitnya dia segera meraihnhya lalu mulai menekan beberapa no lalu menekan call, terdengar suara panggilan disebrang dia sudah tidak sabar menunggu jawaban dari pemilik ponsel.
*****
Fransis menyerngit mendengar suara ponsel berdering dia membuka matanya dilihatnya sangkekasih masih tidur dengan nyaman disampingnya, dia melihat jam tangannya waktu menunjukkan pukul delapan malam ternyata tadi mereka ketiduran'pikirnya. Pria itu melihat ponsel gadisnya yang berdering diatas nakas samping tempat tidurnya diapun segera meraihnya dia melihat nama Ferdinan yang tertera dilayar ponsel itu segera saja dia menekan'answer'.
"Seiran, apa kau sedang sibuk?"tanyanya disebrang telvon. Fransis mengerutkan keningnya mendengar suara sahabatnya yang terdengar ceria dan seperti nerves.
"Dia tidur,"jawabnya. Ferdinan mengerutkan keningnya lalu melihat layar ponselnya dia tidak merasa salah menekan no ponsel tapi kenapa suara sahabatnya yang menjawab.
"Fransis,"panggilnya mencoba memastikan.
"Hm,"jawabnya singkat.
"Kau dirumahnya?"tanyanya.
"Tidak,"jawabnya.
"Lalu darimana kau tau Seiran tidur?"tanyanya penuh selidik. Fransis hanya menghela nafas melihat sikap sahabatnya yang terkesan mencurigainya, memangnya dia pikir siapa dirinya.
"Dia tidur dirumahku, dikamarku. Ferdinan,"jawabnya tegas. Entah kenapa dia merasa dadanya seperti terbakar mendengar jawaban sang sahabat pikiran buruk mulai bercokolan diotaknya dia langsung mematikan ponselnya dan pergi kerumah Fransis.
*****
Pria itu menyandarkan dirinya didipan sambil memandangi wajah cantik gadis itu sang sedang tertidur, sesekali dia tersenyum tapi matanya langsung menyendu mengingat singkatnya waktu yang tuhan berikan untuknya. Tak lama kemudian gadis itu mulai membuka matanya dia melihat sang kekasih memandanginya sambil tersenyum.
"Kau tidak melakukan apapun'kan?, saat aku ketiduran,"tanyanya sambil mendekat kearah Fransis dan memeluk pinggang pria itu.
"Kau pikir aku pria kurang ajar yang akan mengambil kehormatan gadisnya dengan cara keji,"jawabnya. Gadis itu menggeleng.
"Aku ingin segera menikah denganmu,"majanya.
"Aku mengerti Seiran,"jawabnya.
*****
Ferdinan tiba dimission Lonenlis dengan hati yang penuh amarah, dia langsung membuka pintu rumah itu yang kebetulan tidak dikunci lalu dia segera menuju lantai tiga dimana kamar sang sahabat berada.
Brak
Tanpa bertanya dan permisi dia langsung mendobrak pintu kamar sahabatnya dia seperti suami yang istrinya ditiduri pria lain. Ferdinan semakin murka melihat Fransis seperti mencium Seiran padahal dia sedang berbisik ditelinga gadis itu.
Pria itu terkejut melihat pintu kamarnya didobrak dia menatap heran Ferdinan yang menatapnya penuh kebencian diapun segera bangkit belum sempat dia berkata pria itu langsung mencengkram kerah bajunya lalu menariknya kemudian mendorongnya didinding. Sungguh Fransis merasa heran dengan sikap pria itu tiba-tiba datang dengan kurang ajarnya dia mendobrak pintu kamarnya lalu sekarang memperlakukannya seperti dia pria kurang ajar yang ketahuan hampir memperkosa istri orang.
"Fer-."ucapannya terpotong saat kepalan tangan mendarat diperutnya dengan berkali-kali.
Buag
Buagh
Buagh ...
"Ugh ... ."Fransis hanya bisa meringis merasakan nyeri saat pukulan yang sangat keras itu mendarat diperutnya bahkan satu pukulan mendarat tepat dilambungnya dan itu terasa menyiksa.
"Apa yang kau lakukan pada Seiran!?"teriaknya murkan. Fransis mendongak menatap mata sang sahabat terlihat sekali pria itu sangat marah.
"Hanya tidur,"jawabnya lemah.
Buagh
"Ugh ... "lagi-lagi pria itu memukulnya mengenai uluhatinya sungguh rasanya Fransis hampir kesulitan bernafas.
"Uhuk, uhuk, uhuk."dia terbatuk-batuk bahkan dia kini memuntahkan darah.
Seiran membuka matanya mendengar suara keributan dia bahkan tidak mendengar bisikan sang kekasih ditelinganya. Matanya membulat melihat kekasihnya terlihat mengenaskan didepan matanya dari bibirnya tak henti memuntahkan darah sedangkan pria yang membelakanginya terus memukulnya.
Buagh
Buagh
Buagh ...
Rasanya Fransis ingin pingsan saat lambungnya terus-terusan disiksa samar dia melihat gadisnya menatapnya dengan mata yang hampir berair dan ekspresi ketakutan. Dengan sekuat tenanga dia menonjok wajah Ferdinan membuat pria itu terhuyun kebelakang.
Seiran berlari menghampiri tubuh sang kekasih yang merosot dilantai pria itu jatuh diatas lututnya membungkak badannya sebelah tangannya dia gunakan berpegangan pada lantai dan satunya digunakan untuk mencengkram perutnya yang terasa nyeri luar biasa.
"Frans ... ,"lirihnya. Perlahan Fransis mendongakkan wajahnya menatap Sang kekasih yang menatapnya sedih.
*****
"Ada apa ini!?."Yumico membulatkan matanya melihat sepupunya terlihat kesakitan dan terus memuntahkan darah, lalu matanya beralih pada Ferdinan yang terlihat sock, kemudian dia menghampiri Fransis dan membantunya untuk berdiri.
"Kak, Fransis apa yang terjadi denganmu?"tanyanya panik. Lalu beralih memandang Ferdinan.
"Hei, supir bodoh!, kenapa diam saja. Ayo!, bantu kakakku,"katanya. Gadis itu tidak mengerti bahwa dialah penyebab pria itu seperti itu.
Fransis sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya dia tersungkur dan kepalanya barada dipangkuan Seiran.
"Frans, Bertahanlah,"pintanya melihat mata sang kekasih yang hampir terpejam.
"Kakak, kita kerumah sakit sekarang,"kata Yumico.
"Ti-tidak, Yumi,"jawabnya lemah. Perlahan Ferdinan mendekati sahabatnya lalu bersimpuh dihadapannya, dia sangat merasa bersalah.
"Frans, aku-"perkataannya terpotong oleh Fransis.
"antarkan calon istriku pulang!"perintahnya.