Melamun di atas langit memandang awan yang bergerak kesana kemari mengikuti angin membuat Kepala Gavin lelah mendongak ke atas pegal dan tangannya membantu menopang dagu itu agar tak terjatuh. Walaupun matahari sepertinya berusaha pamer dan menunjukkan tajinya ke Gavin yang tampak kelelahan. Panasnya terasa seperti mendapat ceramahan Pak Alfred yang mengomel saat ia terlambat. Walaupun sudah tak berada disana, ia selalu mengingat suasana Bobshaw. Sudah beberapa hari padahal ia berpisah dengan Gilbart dan Marioth. Mereka berjanji akan menemuinya di kastil dengan rapi dan sopan, namun tak kunjung datang juga
Gavin akhirnya melepaskan dirinya dan terjatuh disanggah oleh padang rumput hijau yang panjang. Dia melebarkan kakinya lebar-lebar meregangkan otot-ototnya yang tegang.
“Ini belum selesai Tuan, Ayo berdiri dan ambil tongkatmu”
Neville terlihat galak hari ini tidak seperti biasa. Walaupun tanpa menggunakan banTuan alat sihir apapun dia bisa dengan mudah mengungguli Gavin dengan cepat, tidak seperti manusia, hampir seperti peri. Dia pun tidak terlihat lelah sekalipun, menjaga postur tubuh yang tegak dan kuda-kuda yang tak mampu untuk di tembus. Gavin yakin dia dalam kondisi primanya saat ini
“Aku lelah bolehkah kita melakukan ini lagi besok? Lagi pula kita sudah melakukannya dengan sangat keras kemarin”
“Tidak bisa Tuan. Kau sudah berjanji padaku akan menurutiku sekarang” Neville menghampiri Gavin dan mengambil tongkatnya seraya mencoba mengangkat Gavin berdiri kembali “Ambil tongkatmu, lakukan serangan terkuatmu”
Gavin tidak mengetahui apa-apa tentang sihir. Mungkin banyak orang berkata anak yang memiliki darah seorang penyihir akan memiliki energi sihir yang luar biasa, namun Gavin tak merasakan hal itu. Dia merasa sangat payah, Gavin mulai memikirkan mungkin mengabdikan diri menjadi seorang ilmuwan dan membaca buku setiap hari seumur hidupnya adalah pilihan yang tepat.
Gavin mengingat kembali sosok Noy yang masih dikenang hingga saat ini. Gavin penasaran bagaimana kabarnya sekarang, walaupun dia yakin dia baik-baik saja tetapi mengetahui kabar dan bertemu dengannya adalah dua hal yang berbeda. Pikirannya berlabuh kemana-mana, rasa letih membuat otaknya berpikir kesana-kemari dan tidak fokus ke satu hal
“Lihat, Anda melamun lagi” Gilbart sudah lelah melihat tingkah Rajanya yang pemalas dan tak bersemangat itu. Sepertinya perintah dan ajakan tidak efektif lagi, mau tidak mau ia harus menggunakan cara lain yang lebih efektif
Neville memutar-mutar tangannya sambil mengucapkan sebuah kata-kata seperti merapalkan mantra. Awalnya Gavin tidak bergeming, dia mengabaikannya. Namun lama-kelamaan hawa tidak enak muncul di sekitarnya. Udara yang ia hidup terasa sangat ketat seperti memakai jaket bulu berukuran mini. Udara yang ia hirup juga tercium tidak asing, ia pernah merasakan ini sebelumnya.
Gavin menyadari itu langsung berdiri meloncat dengan kedua kakinya. Dia mencium kembali bau ini memastikan itu memang sama tepat dengan yang ada di memorinya.
“Apakah ini seperti yang aku pikirkan Neville?” Neville terus saja merapalkan mantra nya sambil memejamkan matanya mencoba berkonsentrasi. Dia seperti berada di dunia lain saat ini. Gavin pun langsung berlari menghampirinya dan menarik-narik jasnya mencoba menghentikannya.
Terlalu kuat menarik dengan sekuat tenaga, Gavin justru jatuh tersungkur ke tanah tergelincir tangannya sendiri yang licin. Gavin pun panik, ia tidak tahu lagi apa yang akan ia lakukan, ia terjebak, namun ia tahu, hal yang akan datang adalah sebuah kekacauan
Gavin mengingatnya walaupun samar-samar. Saat Raja Galliard masih hidup, ia pernah mendengar bahwa Neville seringkali berlatih dengan Raja. Walaupun tentu saja Neville tidak pernah menang, namun suatu ketika saat Neville mencoba menggunakan kemampuan pamungkasnya, Neville dapat berinteraksi dengan dunia lain dan meminjam kekuatan disana untuk mengambil sebagian kekuatan. Tidak ada hukum yang mengatur bahwa seseorang boleh atau tidak menggunakan kekuatan semacam itu karena itu hanya dianggap sebagai dongeng. Namun semua Yagonia tahu sebuah rumor. Penasehat keRajaan saat ini adalah pengguna sihir dunia lain.
Gavin terus saja memandang Neville. Ia takut bila hal yang ditakutinya akan datang. Namun setelah itu Neville membuka matanya. Ia berhenti melakukan gerakan-gerakan aneh dengan tangannya. Suasana aneh yang tidak mengenakkan badannya juga lenyap. Apakah sihir Neville gagal?. Pelayan muda itu melihat Rajanya yang tersungkur di atas tanah di hadapannya tak berdaya.
“Kenapa Anda tetap di situ Tuan?” Neville bergidik-gidik memandanginya dengan kasihan.
“Apakah ‘sesuatu’ akan datang?” Gavin menyahutinya balik.
Tapi tiba-tiba ada suara yang tidak nyaman mengusik di belakangnya. Suara itu pelan namun dengan pasti memenuhi telinga Gavin yang masih tersungkur. Gavin masih belum menyadari itu sepenuhnya, dia sama sekali tidak mengenali suara itu. Gavin mencoba berdiri, lagi. Neville yang ada di hadapannya mengulurkan tangannya mencoba membantunya berdiri.
Lama kelamaan Gavin mulai risau, ketakutan memenuhi perasaannya. Tidak hanya suara saat ini, namun bau menyengat tercium dari belakang, bau iru berbeda dari bau yang pernah ia kenali sebelumnya, seperti bertransformasi. Namun bau itu terasa sangat asing namun juga sangat busuk. Gavin tidak pernah mencium bau seperti ini. Bahkan telur basi saat Gavin mencoba belajar memasak tidak sebau ini. Dia menutup hidungnya erat-erat mencoba keluar dari bau busuk itu. Gavin hanya menatap Neville, ia mencoba apakah pelayannya itu merasakan perasaan yang sama dengan yang ia alami. Namun wajah Neville hanya diam, tak berekspresi apa-apa. Wajahnya sedatar kain terpal yang dibeber diatas taman. Justru melihat kedataran wajah Neville, Gavin mulai curiga. Ada sesuatu yang tidak beres.
Gavin enggan menengok ke belakang. Karena ia tahu, sesuatu yang aneh akan datang. Tapi tak bisa dipungkiri, bau dan suara aneh itu semakin lama semakin terasa dekat menghampirinya. Hingga kemudian terdengar suara langkah kaki yang berat menginjak tanah. Kaki itu terdengar seperti kaki t*******g tanpa memakai alas sama sekali, terdengar gemuruh saat menyentuh tanah, seperti ada gesekan antara kulit dan tanah itu membuat alunan percikan yang sama sekali tidak nyaman didengar di telinga
“Mengapa kau tidak mencoba menengok ke belakang Tuan? Aku tahu kau sudah merasa tidak nyaman” sudah pasti, Gavin merasa ini semua ulah Neville. Ucapannya dan senyumannya yang terlihat tulus dan polos malah menambah kengerian ini. Walaupun sebenarnya Gavin tahu kalau dia tidak mungkin mencelakainya, apalagi di saat seperti ini. Namun diteror dengan hati yang tidak tenang membuat perasaannya menjadi risau dan tidak nyaman tentu sudah berada di luar batas kewajaran. Apalagi seharian ini Gavin belum bisa mengeluarkan satu bentuk sihir apapun
“Kuperintahkan kau untuk memanggilnya kembali Neville!! Ini titah Raja! Jika kau tidak menurutinya maka aku akan menganggapmu sebagai pengkhianat!!” Gavin berteriak, dia tidak tahu apalagi yang harus ia lakukan. Dia merasa mungkin mengancam balik adalah satu-satunya jalan yang rasional, untuk saat ini
“Jangan berlebihan Tuan. Ini bukanlah hal yang berbahaya sama sekali. Satu atau dua Spectre Hound tidak akan cukup untuk melukai Anda, aku rasa” kata-kata penuh keraguan dia akhir kalimat membuat Gavin semakin bergidik. Dia tidak pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya, Spectre Hound, namun itu terdengar seperti makhluk mistis buas yang bisa mengancam siapapun yang menghadapinya. Tidak ada pilihan lain, Gavin mengambil tongkat sihir yang masih tergeletak diatas tanah mencoba melawan masing-masing dari mereka. Walaupun dengan rasa takut yang masih kentara. Namun tidak ada salahnya mencoba. Jika yang dikatakan Neville benar soal ancaman itu maka tidak ada yang perlu ditakutkan. Jika memang ia terluka nantinya, Kastil memiliki tabib-tabib dengan pengetahuan yang tinggi soal pengobatan. Namun masalahnya adalah, apakah Gavin siap merasakan rasa sakit itu ?
Satu hal yang ia pelajari selama kenal dengan Neville adalah jangan pernah mempercayainya secara buta. Akan ada satu titik dimana ia akan berdusta dan sama sekali tidak meminta maaf soal itu. Neville sepertinya memang hobi melakukan itu, walaupun memang kebohongan itu hanyalah kebohongan-kebohongan kecil yang bertujuan untuk menggoda lawan bicaranya, namun tetap saja itu menjengkelkan. Apalagi bagi seseorang yang sering menjadi korbannya dan terus saja berulang kali tetap terjebak di kebohongan berturut-turut. Raut wajahnya pun tak dapat ditebak apabila ia memang berdusta atau tidak. Dia mampu menyembunyikannya dengan baik sehingga siapapun akan mempercayainya
Dan hal itu terjadi lagi kali ini, bukan satu atau dua. Melainkan 5 kawanan Spectre Hound dengan tatapan mengerikan ke arah Gavin. Tubuh mereka terlihat seperti anjing namun kulit mereka nampaklah sangat aneh. Bukan kulit yang berasal dari karbon seperti hewan, manusia, atau makhluk yang lain, kulit anjing itu berbentuk mirip seperti gas. Bisa dikatakan dia tidak memiliki tubuh berbentuk padat. Satu-satunya yang nampak padat adalah bagian kepalanya
Kepalanya sangatlah berbeda dari anggota tubuh yang lain, ia memiliki tanduk runcing kesamping simetris di sisi kiri dan kanannya. Dan juga taringnya yang tajam terlihat menjijikkan dengan air sudah yang sesekali menetes dan menghanguskan apapun yang menyentuhnya. Matanya yang bulat dan berwarna hijau sama seperti aksen yang ada di tubuhnya terlihat menakutkan. Jika seseorang menatap mata itu terlalu lama, Gavin yakin orang itu akan kehilangan niatnya untuk hidup.
Dengan menyadari dan mengamati itu semua, Gavin yakin itu bukanlah anjing biasa.
“Gunakanlah tongkatmu, berikan mereka kekuatan terbaikmu jika kau tidak tega berlatih denganku” sepertinya Neville tidak paham, dia mengira Gavin tak menyerangnya karena ia enggan, padahal yang sebenarnya terjadi adalah ia tak mampu
“Aku tak bisa Neville. Sudah Kubilang berkali-kali. Jika kau terus memaksa aku tidak akan pernah bisa melakukannya”
Anjing-anjing itu tampak diam saja sambil menjulurkan lidah mereka. Persis seperti anjing kebanyakan, namun lebih menakutkan. Mereka seperti menunggu perintah untuk segera dilaksanakan
“Sepertinya tidak ada pilihan lain. Seseorang dapat meningkatkan kemampuan dan kelihaian mereka bila berada di situasi mendesak. Maaf Tuan, namun sepertinya aku terlalu memanjakanmu. Chaal”
Anjing-anjing yang diam itu tiba-tiba bergerak. Mereka berjalan pelan mendekati Gavin yang memegang tongkat sihirnya dengan erat, tak tahu harus berbuat apa.
“Kau tidak harus melakukan ini Neville”
Mereka mulai berlari, sambil mengaum dengan keras di tengah teriknya matahari di siang bolong. Auman mereka dapat membangunkan semua orang yang tertidur di Yagonia. Gavin semakin panik, satu-satunya cara untuknya agar bisa selamat hanyalah kabur, bersembunyi di balik gentong-gentong dan jerami di lapangan itu.
Spectral Hound bukanlah anjing biasa. Kecepatan mereka melebihi kecepatan manusia pada, mereka dengan mudah mengimbangi kaki Gavin meskipun sudah jauh berada di depannya. Namun tidak hanya itu, alih-alih menyerbu dengan satu kawanan, diantara dari mereka berlari dari sisi kiri dan kanan. Membuat perimeter mencegah targetnya untuk lari ke arah yang mereka tidak bisa jangkau. Salah satu dari mereka juga menyingkirkan tumpukan jerami dengan mencabik-cabik membuatnya jatuh berhamburan ke tanah. Mereka mencegah Gavin untuk bersembunyi
“Arahkan tongkat sihirmu ke arah mereka. Itu akan menyakiti mereka dan membuat mereka kabur jika kau berhasil mengenainya” Neville yang berada jauh dari sudut lapangan tempat Gavin dan Spectral Hound berada berteriak ke arah Gavin.
Namun Gavin sendiri panik, jantungnya berdegup dengan kencang seperti tabuhan perang saat menyerbu pasukan yang mereka lawan. Dari kulit pipinya bercucur keringat dingin, mungkin jika seseorang mengusap pipinya dengan kain yang kering niscaya kain itu akan langsung menjadi basah dan bau keringat. Ia tidak mendengar dengan jelas teriakan Neville, ia berkata jika memang ini waktunya untuk mati, setidaknya ia mati dengan keadaan yang mengagumkan seperti mendiang ayahnya.
Gavin menunjuk salah satu Spectral Hound yang tepat berada di hadapannya menatap dengan bengis. Taring-taringnya bergidik bergerak meneror Gavin dengan suara janggal itu. Sementara Spectral Hound yang lain berada di samping kiri, kanan dan belakangnya. Mereka bergerak memutarinya pelan-pelan seperti mencari kesempatan yang pas untuk melancarkan serangan.
Hingga akhirnya cukup lama mereka memutari Gavin namun tidak ada pergerakan yang berarti. Mereka terus saja mengibaskan ekor-ekor bondol mereka. Gavin sendiri terus berkonsentrasi mencoba mengeluarkan sihir yang mungkin bisa ia keluarkan dari dirinya sendiri namun tidak kunjung datang. Salah satu Spectral Hound yang ada di hadapannya menghampiri Gavin perlahan-lahan, sementara yang lain mengikuti. Hal ini tentu saja membuat ruang gerak Gavin semakin sempit dan dia menunjuk Spectral Hound itu semakin kebawah membidiknya tepat si kepala mereka, lalu kemudian
Zzzatt
Salah satu Spectral Hound itu meloncat ke arah Gavin. Saat ia berada di udara, cakar-cakar yang berada di kakinya terlihat sangat mengancam nyawa. Bila seseorang terkena tusukan itu tidak mungkin bisa selamat dengan mudah, minimal akan membekas di badan mereka
Dengan sigap, Gavin berguling dan menghindari cengkeraman Spectral Hound itu. Namun saat ia berdiri dan berada di sisi lain, Spectral Hound yang lain telah menunggunya. Gavin berguling kembali, menghindari cengkeraman anjing itu. Tidak ada pilihan lain, hanya itu pilihan Gavin sampai staminanya menjadi berkurang dan habis
“Ayo bekerjalah” Gavin bergumam kepada tongkat itu, ia kelelahan, tubuhnya yang penuh debu dan pasir sudah pada batasnya. Bahkan mencoba mengangkat kakinya saja terasa mustahil, terasa seperti ada rantai mengikat yang mencegahnya untuk bergerak
Ia akhirnya pasrah, ia terus saja mengarahkan tongkatnya ke arah anjing itu. Namun belum juga terjadi apa-apa. Gavin melihat anjing itu berusaha mendekatinya kembali, ia memejamkan matanya berusaha menerima apapun yang terjadi. Langkah kaki Spectral Hound yang menakutkan sudah tidak terlalu mengerikan baginya, jika ini memang takdirnya, ia akan menerimanya
Gavin mendengar anjing itu meloncat, ia tidak bergerak dari posisinya dan tetap duduk disitu. Anjing yang meloncat sambil mengeluarkan auman itu terdengar menjadi normal. Tapi mendadak,
Brrtt
Auman Spectral Hound itu menghilang. Malah suara yang lain terdengar dari tongkatnya,
Gavin membuka matanya, ia melihat anjing yang melompat itu hilang, menyisakan tengkorak yang terjatuh di tanah. Bingung tak karuan menghampirinya, ia kemudian melihat batu sihir yang berada di tongkatnya bersinar. Ia merasa tidak mungkin ini menjadi nyata
“Apa kau melihat yang terjadi Neville?”
“Ya, aku melihatnya, aku rasa metodeku ini tepat, kau sudah mengetahuinya tanpa bertanya kepadaku, kau sendirilah yang mengalahkannya, Tuan”