episode 13

1155 Words
Seorang pria adalah seorang pemimpin bagi seorang wanita, itulah sebabnya aku suka dan sangat setuju saat kekasihku yang menjadi ketua kelompok, mungkin juga banyak yang berfikir kenapa tidak Andrian saja bukankah dia juga seorang pria? Tentu saja itu bisa, tapi jika ada dua orang pria maka pilihlah yang usianya lebih dewasa dan pengalamannya lebih banyak juga ilmunya, bukankah kak, Lana, seorang pemimpin sekaligus pemilik perusahaan berlian itu artinya dia juga mampu memimpin kelompok yang isinya hanya 7 orang ini. Suasana tegang sangat terlihat dari raut wajah Syeren, iya, dia temanku yang juga sangat terobasesi pada kekasihku, hhh, aku ingin tertawa saat kak, Rava, menegurnya tadi, tapi kasihan juga akhirnya aku berdiri dan membiarkan dia duduk di samping kekasihku, lalu aku? aku duduk dibelakangnya. "Nah, karena sudah selesai, lebih baik ku serahkan saja daftar nama kelompok kita pada senior, kalian setuju? "tanya Kak, Lana, sambil memandang kami satu persatu. Aku hanya mengangguk dan ku perhatikan mereka semua juga ikut mengangguk, kemudain kekasihku bangkit dari tempat duduknya dan pergi menyerahkan kertas itu pada senior. Mata tajamnya itu menatapku lalu mengedipkan sebelahnya, kedipannya membuat jantungku terasa mau melompat saja, aku hanya tersipu sambil menunduk tak berani menatap mata itu. "Hah, tinggal menunggu yang lain, "ucapnya yang tiba-tiba sudah berada disampingku, dia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, hari ini terlihat sangat lelah pasti karena sibuk mengurus kantornya. Ku palingkan wajahku padanya,ingin ku sentuh wajah yang nampak lelah itu, tapi ku urungkan saat melihat kak, Rava, memperhatikan kami, aku tak mau mendapat teguran seperti Syeren, "Kak, Lana, terlihat lelah sekali, "ucapku. Dia memjamkan matanya sejenak lalu membukanya lagi, "Kau benar, beberapa hari ini aku sangat sibuk kerja, banyak sekali berkas dokumen yang harus kuperiksa, bahkan aku sampai lupa makan, "katanya sambil sedikit memiringkan wajahnya menatapku. "Memangnya,kak,Lana,tidak takut sakit kalau telat-telat makan? "tanyaku khawatir. Bukannya menjawab kekasihku itu justru terkekeh,apa pertanyaanku itu aneh? aku hanya khawatir kalau dia sakit, apa itu salah? "Hhh, Fir, aku bahkan pernah dirawat selama seminggu gara-gara terkena penyakit lambung, "ucapnya santai. Apa? Dia pernah masuk rumah sakit, pasti gara-gara sibuk kerja lalu lupa menjaga kesehatannya, aku jadi semakin khawatir padanya, "Harusnya, kakak, jaga kesehatan,jangan sampai sakit, bagaimana kalau aku bawakan makan siang untuk kakak saat kak, Lana, di kantor? "ucapku menawarkan. Aku hanya ingin menolongnya, agar dia bisa menjaga kesehatan. Perlahan dia mulai menegakkan tubuhnya kembali, lalu ia menatapku lembut, bibirnya menyunggingkan sebuah senyum yang membuat semua wanita akan terlena, "Memang kau tau dimana kantorku? "tanyanya. Eh,,, Aku baru sadar kalau aku memang tidak tau dimana kantornya,"Dimana? "tanyaku. "Nanti aku akan mengajakmu,ah,aku lelah sekali, "ucapnya juga mengeluh sambil kembali menyndarkan punggungnya,aku benar-benar tak tega melihatnya. Aku hanya bisa menunduk karena merasa tak berguna sebagai seorang kekasih yang baik untuknya, tiba-tiba saja aku merasakan sebuah jemari kekar menggenggam jemari kecilku, aku mengalihkan perhatianku padanya, ternyata dia tersenyum lembut padaku, "Jangan merasa bersalah begitu, aku baik-baik saja, "ucapnya. Aku pun tersenyum membalas genggaman tangannya yang lembut. "Kau kerja di kantor, Maulana? " tanya Andrian tiba-tiba. Oh, astaga, ngagetin aja tu si Andrian, tanpa permisi main nyelonong aja,entah sejak kapan pria itu sudah membalikkan tubuhnya dan menyanggah dagunya dengan kursi, "Pasti jadi ob, eheheh, "tambahnya sambil tertawa mengejek. "Ob juga pekerjaan, And, kalau tidak ada ob, siapa yang mau menyapu dan mengepel kantor ayahmu? siapa? kau? tidak akan mungkin, jadi jangan suka mengejek pekerjaan orang, yang penting itu halal, "tukasku kesal. Bagaimanapun juga aku bukan dari keluarga bangsawan seperti mereka, jadi berasa sedikit tersinggung kalau ada yang mengejek suatu pekerjaan, kalau kekasihku si bukan ob tapi pemilik perusahaannya. "Ya, iya, si, Fir, tapi kenapa kamu yang kesal? Maulana saja biasa, "tanyanya heran. Eh, ini manusia apa tidak bisa membedakan mana wajah-wajah orang kaya dan miskin, ya jelas dia biasa saja, dia itu, 'kan, pimpinan perusahaannya,"Sudah! diam saja! balik badanmu, tuh, Kak,Rava,sudah mulai bicara lagi!"petintahku sambil mendorong tubuhnya agar berbalik, aku tak perduli wajahnya yang sudah seperti kertas kusut, siapa suruh bicara asal njeplak. **** Maulana tersenyum melihat kekasihnya begitu galak pada pria lain, padahal padanya gadis itu sangat lembut bahkan malu-malu, ia jadi semakin sayang padanya, "I love you, sayang, "bisiknya. Gadis itu tersentak dan langsung mengalihkan perhatiannya pada sang kekasih yang sudah merubah posisinya jadi tegak. "Perhatian semua, nah, karena semua sudah dapat kelompok, kakak akan membagikan kembali kertas ini, nanti kakak akan kirim di WA masing-masing ketua kelompok atribut apa saja yang harus di pakai besok, mengerti? "tanya Rava. "Mengeri, kak! "seru seluruh calon peserta ospek. "Masih sore ni, bagaimana kalau kita isi dengan kreasi, siapa yang bisa menyanyi?"tanyanya lagi. Andrian langsung angkat tangan, "Saya kak, saya bisa menyanyi,"jawabnya penuh percaya diri. Rava pun mengalihkan perhatiannya pada pria itu,"Baiklah, silahkan, "ucapnya mempersilahkan. Andrian segera bangkit dari tempat duduknya,lalu mengambil gitar listrik yang sudah disediakan lalu ia memandang Firanda penuh kasih,"Lagu ini untuk seseorang yang selalu ku cinta, meski dia selalu galak, tapi aku tetap sayang padamu, Fir, kau lebih dari bintang, "ucapnya. Firanda terkejut mendengar ucapan pria itu, ia pun mengalihkan perhatiannya pada sang kekasih, takut kalau pria itu akan salah paham, tapi kekasihnya itu justru tersenyum seakan mengatakan bahwa dia percaya kalau gadis itu hanya mencintainya. Andrian mulai memetik gitarnya,,, *Denganmu ku merasa tenang,,, Tak ada sedih dan terluka,,, Denganmu ku merasa bahagia,,, Ku bahagia,,, Kau lebih dari bintang,,, Janganlah kau jauh dariku,,, disini ku selalu menunggu,,, menunggu*,,, Andrian berjalan menghampiri Firanda lalu mengulurkan tangan padanya sambil bernyayi,,, Denganmu hanya ada cinta,,, Tak ada sakit dan kecewa,,, Gadis itu bingung harus bagaimana, dia tak mungkin menerima uluran tangan pria lain didepan kekasihnya,karena pasti sang kekasih akan kecewa. Mengerti kalau gadisnya bingung, Maulana menepuk pelan bahu gadis itu mengisyaratkan bahwa dirinya percaya sepenuhnya,jadi tak masalah jika demi kelancaran acara ini, dia menerima uluran tangan Andrian. Denganmu ku merasa istimewa,,, Ku bahagia,,, Saat lirik itu, Firanda menerima uluran tangan Andrian,,, Kau lebih dari bintang,,, Janganlah jauh dariku,, Disini ku selalu menunggu,,, Menunggu,,, Setelah itu, Andrian membawa gadis itu kedepan dan menuntunnya agar tetap berdiri disampingnya,,, Andai saja ku bisa,,, Bilang cinta,,, Katakan cinta,,, Denganmu tak sanggup mendua,,, Karena kau matahariku,,, Matahariku,,, Sejenak Firanda memang berdiri disamping Andrian, tapi matanya terus memandang sang kekasih yang tersenyum padanya, tapi ia melihat ada ketidak relaan di mata sang kekasih melihatnya bersama pria lain, hingga ia pun berlari menghampiri kekasihnya lalu menggenggam tangan pria itu,, Kau lebih dari bintang,,, Ucapnya sambil menatap mata sang kekasih penuh cinta, Maulana bangkit dari tempat duduknya lalu membalas genggaman tangan gadis itu sambil menyanyikan syair,,, Hoo,, Kau lebih dari bintang,,, Janganlah kau jauh dariku,, Disini ku selalu menunggu,,, Menunggu,,, Setelah itu Maulana menarik Firanda dalam dekapannya sambil bernyayi,,, *Denganmu tak sanggup mendua,,, Karena kau matahariku,,, Matahariku,,, Ho,,,, Matahariku,,, Lebih dari bintang*,,,  Prok... prok... Suara riuh tepuk tangan mengakhiri lagu itu, mereka terpesona dengan penampilan tiga orang itu yang mirip seperti adegan drama film romantis.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD