PELAKOR ITU SAMPAH

1241 Words
“Saya bahkan punya hasil lab pemeriksaan rutin saya. Saya normal, saya subur. Cuma memang saya mencegah untuk tiga tahun awal dari pernikahan.” “Kalau yang bilang saya mandul pasti orang-orang syirik atau mungkin suami saya sengaja bilang saya mandul biar dia bisa cari perempuan lain,” ucap Shita dengan senyum jahil. “Kamu apa sih Honey, yang nggak-nggak saja deh ngomong seperti itu,” bantaah Zul. “Biasanya kan orang laki seperti itu. Dia cerita pada semua orang, seperti film yang sekarang baru itu jangan salahkan aku selingkuh. itu kan karena katanya istrinya mandul, tapi saya belum nonton juga sih cuma nonton kepingan-kepingan iklannya saja. Jadi katanya wajar lelaki selingkuh kalau istrinya mandul seperti itulah.” “Tapi kalau saya nggak. Alhamdulillah saya ada bukti pemeriksaan berkala setiap enam bulan, bahwa saya sehat. Saya subur dan siap dibuahi.” “Wah sebentar lagi punya anak dong?” kata Pak Wira. “Bisa juga, kalau nggak bermasalah. Misal tak ada perselingkuhan, tadi saya juga bicara seperti itu sama mertua saya dan hebatnya mertua saya tuh sangat mendukung saya.” “Saya tanya pada mertua kalau ada orang tua yang mendukung perselingkuhan apa tanggapan mereka? Mama mertua saya tadi bilang orang tua gila, masa dia mendukung perselingkuhan. Apalagi pelaku perselingkuhan adalah anaknya.” “Dan papa mertua saya mengatakan bantai saja orang tua nggak punya otak seperti itu! Masa anaknya selingkuh kok didukung,” Zul pucat pasi mengetahui Shita bertanya seperti itu pada kedua orang tuanya. “Kalau Mr Wira dan nyonya Gantari bagaimana tanggapannya kalau anak Anda misalnya selingkuh. Oh nggak ya, anak Anda kan perempuan.” “Misalnya anak Anda jadi pelakor itu bagaimana? Misalnya ya, saya cuma bicara misal. Maaf ya mbak Anya, kita lagi bicara contoh saja,” Shita terus tersenyum. “PELAKOR ITU SAMPAH, kalau menurut saya,” kata Gantari dengan tegas, membuat raut wajah Anya sedikit berubah. “NOTED nyonya Gantari. Pelakor itu SAMPAH!” Shita memperjelas kata sampah yang diucap nyonya Gantari. “Oke perbandingan perempuan dengan lelaki memang lebih banyak perempuan, tapi kita juga nggak mau lah nyakitin hati perempuan lain. Kita juga nggak mau kan suami kita atau pasangan kita diambil oleh perempuan lain. Jadi buat saya begitu sih. Saya juga nggak akan mendukung siapa pun yang selingkuh.” Shita memberi dua jempol mendengar nyonya Gantari mengatakan tak akan mendukung perselingkuhan. “Wah hebat ya Dad, ibu Gantari ini memang orang paling hebat. Dia tidak mendukung loh kalau anaknya jadi pelakor. Apalagi kalau pelakor tahu lelaki kekasihnya punya istri dan kenal istrinya. Ibu Gantari jelas TAK MENDUKUNG perselingkuhan lho Dad,” kata Shita pada Zul. Gantari tyersenyum manis dan bangga dibilang hebat oleh Shita. “Pastilah,” kata Zul tergagap. “Kalau tuan Wira bagaimana tuan Wira?” pancing Shita. Semua akan dia giring masuk perangkap secara manis. “Sejak dulu orang bilang kalau lelaki sudah kaya itu pasti lupa sama istri. Tadi mbaj Shita juga bilang orang yang diangkat dari bawah, begitu kaya dia lupa diri. Seakan dia memang lahir sudah menggigit sendok emas, itu tepat sekali.” “Saya sadari hal itu, jadi ketika saya mulai merangkak naik saya langsung tidak mau memegang rekening apa pun. Semua rekening atas nama saya itu dipegang istri saya!” “Saya tidak mau mengelola satu rupiah pun.saya ada uang harian di ATM yang isinya sangat minim, tak bisa untuk bayar hotel. Cukup untuk satu kali makan saja. Kalau itu sudah digunakan saya akan minta istri saya recharge.” Semua laporan transaksi kan juga ada di rekening koran yang semua catatan transaksinya itu jatuh ke tangan istri saya. Jadi saya misalnya membelikan seseorang pakaian atau emas atau mobil atau rumah transaksinya ada di laporan bank ke istri saya.” “Itu saya jaga agar semuanya terkontrol, karena kebahagiaan rumah tangga itu tak bisa dibayar oleh apa pun. Terlebih saya dapat Anya itu lama sekali.” “Kami kosong empat tahun, dapat kakaknya Anya, tapi keguguran. Baru kita tahun ke-enam Anya hadir dan sampai sekarang enggak bisa punya lagi, walaupun kami enggak pernah mencegah. Jadi saya benar-benar akan menyelamatkan rumah tangga saya.” “So sweet, benar-benar hebat. Memang seharusnya seperti itu Pak Wira. Laki-laki itu jangan pegang uang karena kalau pegang uang lupa diri.” “Tapi saya sangat senang malam ini bertemu dengan Pak Wira dan Mbak Anya serta ibu Gantari, karena kalian membuka mata saya. Kalian benar-benar orang-orang hebat. Good people.” “Terima kasih nyonya Gantari Dan Pak Wira telah melepaskan saya dari LALAT IJO.” “Maksudnya lalat ijo apa ya Mbak Shita?” tanya Gantari bingung. “Saya tak seberuntung pak Wira yang akan berupaya keras mempertahankan pernikahannnya. Saya malah akan menyudahinya. Lalat ijo itu biasanya bertemu dengan SAMPAH kan? Jodohnya itu sampah. Sedang kata bu Gantari pelakor itu adalah sampah. Tadi kan nyonya Gantari bilang seperti itu,” “Malam ini memang nyonya Gantari dan pak Wira telah melepaskan saya dari lalat ijo, karena dia telah berjodoh dengan sampah yaitu pelakor. Suami saya ini selingkuh,” kata Shita dengan tenangnya. Zul langsung pucat pasi. “Apa? Pak Zul selingkuh?” tanya Wira tak percaya. “Kamu hajar saja selingkuhannya,” kata Gantari gemas. “Bagaimana kalau nyonya Gantari saja yang menghajar anak Nyonya karena dia selingkuhan suami saya?” “Eh mbak Anya, kamu nggak bilang ya sama mami dan paiimu kalau kamu itu lagi hamil?” kata Shita dengan santainya. “Nona Shita, kamu jangan sembarangan ngomong!” hardik nyonya Gantari. “Siapa yang ngomong sembarangan nyonya Gantari? Saya nggak mungkin lah berani ngomong sembarangan tentang Hiranya Janavi Dewangga atau Anya anak konglonerat Ekawira Dewangga, dan nyonya Gantari Gurudatta?” “Saya nggak akan ngomong sembarangan seorang putri konglomerat Indonesia yang masuk hitungan nomor 7 terkaya di Indonesia malah mau jadi gundik suamiku dan sekarang sedang hamil!” “Kamu ngaco Mom, jangan diterusin Honey, please berhenti,” pinta Zul. “Aku punya semua rekaman kalian saat kalian di Paris, saat kalian making love, saat kalian di Tokyo, saat kalian di Korea. Aku punya rekamannya lengkap dan rekaman itu sudah aku backup. Satu ada di pengacara aku. Satu ada di orang tua aku, satu ada di sebuah stasiun televisi dan satunya sebentar lagi saya kirim ke Anda semua!” “Rekaman itu akan tersebar kalau 120 menit dari saya masuk ke sini tadi, jika saya tidak bisa dihubungi oleh orang-orang saya. Itu sengaja saya pasangi alarm. Jadi semua rekaman itu langsung akan tersebar.” “Bisa bayangkan dong putri tunggal konglomerat Eka Wirya sedang making love sama remahan rempeyek yang saya angkat dari dunia kumuh, dan akhirnya dia merasa dia lebih hebat dari saya.” “Kalau enggak saya angkat, adik-adiknya nggak sekolah kok. Kalau nggak karena saya ibunya enggak bisa operasi kok. Tapi baru dapat tiga kali hadiah dari Anya ibunya paling merasa Anya adalah menantu yang hebat.” “Nyonya Guntari dan Pak Wira tahu, orang tua Zul merestui perselingkuhan mereka. Mereka bilang bantai saja dan mereka bilang hanya orang tua gila yang merestui perselingkuhan anaknya. Tapi merek melakukannya. Karena itu seperti yang terucap dari mulut papa mertua saya. Mereka akan saya bantai.” “Coba Anda tanya sama Anya sudah berapa bulan dia hamil sekarang dan ini terlambat mens yang keberapa karena biasanya mereka bisa gugurkan. Buktikan saja. Kalau tidak akan saya sebar juga hasil periksa dan tanda tangan persetujuan Zulchair Pandji Nareswara atau Zul untuk menggugurkan kandungan Anya. Mereka berdua PEMBUNUH. Anda sulit dapat anak, tapi anak Anda membuang cucu-cucu Anda!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD