17

1278 Words
Zacky berjalan menuju bangku paling ujung kemudian menyuruh Killa untuk menghampirinya, “temenin gue makan.” Pinta Zacky seraya mengeluarkan kotak bekal yang tadi Killa berikan untuknya. ‘DEG’ ‘DEG’ Killa tak henti – hentinya merasakan degupan kencang di dadanya, baginya hari ini Zacky terlalu sering membuat hatinya berdebar tak menentu. “Duduk.” Titah Zacky seraya menunjuk kursi di depan mejanya. Killa dengan muka yang merah padam pun langsung mengikuti ucapan Zacky, dia membalikkan kursi sehingga bisa berhadapan dengan Zacky. “Buatan lo?” Tanya Zacky seraya membuka kotak bekal dan melihat nasi goreng di dalamnya. Killa tak menjawab dia masih linglung akan sikap Zacky kepadanya, “KILL!” Panggil Zacky ketus. “Eh iya kak, kenapa?” “Ini buatan lo?” Tanya Zacky seraya menyuapkan sesendok nasi goreng itu ke dalam mulutnya. “Bbu – buatan mama.” Sahut Killa gugup. Zacky mengunyah nasinya seraya menatap ke arah jendela, “gue lebih suka nasi yang dulu lo kasih, kapan – kapan bikinin lagi ya.” Pinta Zacky, “yang itu buatan lo kan?” “I – iya.” Angguk Killa sembari menopangkan dagunya pada kedua telapak tangannya. “Masakan lo pas banget sama mulut gue.” Jelas Zacky seraya menyodorkan kotak bekalnya ke arah Killa, “cobain.” “Hah?” “Cobain, lo belum makan apa – apa kan?” “Belum.” Geleng Killa. “Ya udah cobain.” “Tapi ini punya lo Kak.” Sahut Killa. “Gak papa, ini juga lo yang ngasih kan.” Ujar Zacky, “nih cepet, nanti gara – gara gue lo gak keburu ke kantin.” “Tapi gak ada sendok lagi.” Cicit Killa. Zacky terkekeh geli, “ah iya, lo pasti jijik kan ya.” Ujar Zacky. “Ish bukan gitu.” Jelas Killa. “Terus?” “Na – nanti secara gak langsung bukannya kita ciuman ya.” Cicit Killa seraya menundukkan kepalanya karena terlalu malu. Mendengar alasan Killa membuat Zacky tertawa keras, “lo lupa? Kita kan pernah ci—“ Ucapan Zacky terhenti saat Killa langsung menarik tangannya yang sedang memegang sendok kemudian gadis itu memsaukkan nasi goreng ke dalam mulutnya. “Kwakak jwangwan kwenceng kwenceng – uhukk”Killa tersedak karena nasi di dalam mulutnya terlalu banyak, dia menepuk – nepuk dadanya yang sakit. ‘UHUK’ ‘UHUK’ “Nih” Ujar Zacky menyodorkan botol minum miliknya, “pelan – pelan makanya.” Lanjut Zacky menepuk – nepuk punggung Killa pelan. “Makasih.” “Hm.” Angguk Zacky kembali menyendokkan nasinya ke dalam mulut, “mau lagi?” “Enggak, habisin aja Kak.” Tolak Killa. “Ya udah.” Ucap Zacky kembali melahap nasi gorengnya sampai habis. Sementara itu, Killa asyik memperhatikan Zacky. Zacky akhirnya menyelesaikan makannya, dia meraih botol minum yang tersisa setengah itu di dekat Killa. “Udah ah, kenyang.” Ujar Zacky seraya menyodorkan kotak bekalnya ke arah Killa. Killa terkekeh saat melihat kotak bekalnya bersih, “iya lah udah, kan emang gak ada lagi.” Kekeh Killa seraya membereskan bekas makannya. “Udah sana balik kelas, bel tuh.” Titah Zacky mengusir Killa. “Dih kok ngusir.” Ketus Killa tak terima. “Udah kan? Mau ngapain lagi di sini emang?” Tanya Zacky seraya beranjak dari kursi. “Loh kakak mau ke mana?” Tanya Killa mengikuti Zacky. “Mau bolos.” Sahut Zacky acuh, “lo pergi ke kantin sana, masih lapar kan.” Killa menggerutu kesal, “jadi gue harus ke mana? Kelas atau kantin?” “Terserah lo aja.” Acuh Zacky seraya membuka pintu kelas, “masih mau di sini?” “Tunggu ih.” Sahut Killa seraya menyusul Zacky. Killa dan Zacky jalan beriringan, melihat kedekatan mereka membuat para siswi mendadak heboh. Tak sedikit dari mereka mengabadikan kejadian langka itu, bahkan banyak juga yang secara terang – terangan mengatakan kesenangan mereka saat melihat Zacky dan Killa akur. “Udah sana ke kantin, gue mau ke belakang.” Titah Zacky saat mereka berdua sampai di persimpangan. “Gue ikut ya.” Pinta Killa seraya menahan tangan Zacky, “biar gue banyak temen juga.” Zacky menggelengkan kepalanya, “lo gak boleh temenan sama mereka.” “Kenapa? Emangnya mereka siapa?” “Bahaya.” Sahut Zacky sekenanya. Killa pun mendengus kesal, “kalo bahaya, kenapa lo mau temenan sama mereka?” “Ck, bawel.” Protes Zacky, “udah sana.” Usir Zacky sedikit mendorong tangan Killa. “Hng iya – iya.” Angguk Killa, “bye.” Killa berjalan dengan sesekali menyanyikan sebuah lirik lagu kesukaannya, kini moodnya sedang bagus. “Hi!” Sapa Killa seraya duduk di samping bangku Lexia, “sorry lama.” Cengir Killa menatap Lexia, Geva, Chandra dan Rakha satu persatu. “Abis dari mana lo?” Ketus Lexia. “Biasa, nemenin dulu calon pacar makan.” “Calon pacar siapa?” “Gue lah.” “Zacky maksud lo Kill?” Tanya Chandra. “Iya.” Angguk Killa senang. “Tumben.” Ucap Geva. “Paling juga Zacky dipaksa.” Sahut Rakha. Killa mendelik kesal menatap Rakha, “lo sadar gak sih Kha?” “Apa?” “Lo udah bikin mood gue yang lagi bagus langsung down.” Ketus Killa, “pokoknya lo harus bayarin gue makan kali ini.” “Loh kok gitu, gak – gak ah.” Protes Rakha, “btw beneran kan lo paksa si Zacky?” “Gak lah, dia sendiri yang ngajakin gue buat nemenin di kelas.” Sahut Killa. “Lah kok gitu? Tumben banget dia kayak gitu.” Ujar Lexia yang langsung diangguki Chandra. “Gue juga gak tahu, pokoknya sikap dia hari ini aneh banget sama gue.” Jelas Killa, “kayaknya dia udah mulai suka deh sama gue.” “Yeu si Nyai.” Ejek Rakha, “semua orang juga udah tahu kali kalo Zacky ada suka sama lo, cuman dia nya aja yang kagak nyadar gara – gara ke obsesi banget sama si Talin.” Lanjut Rakha dengan raut kesal. “Kok jadi lo yang kesel sih?” “Abisnya gue gedek sama cowok kayak Zacky.” Sahut Rakha. “Iya bener, bahkan lo aja yang sesama jenis gedek liat kelakuannya kan.” Angguk Lexia. “Sebenernya dari penglihatan gue, Zacky itu gak tahu sama apa yang dia rasain sama lo, karena pikirannya selalu mikirin Talin.” Ujar Chandra. “Aaaah gitu ya.” Ucap Killa mengangguk – nganggukkan kepalanya. “HEY KALIAN! CEPAT MASUK!” Teriak seorang guru. “Mampus.” Ujar Lexia. Killa menatap Lexia dan yang lainnya penuh harap, “bantuin bolos ya, gue belum makan.” Cicit Killa memohon kepada temannya. “Gimana?” Tanya Geva. “Kita jalan sampe pesimpangan dulu, nanti kalian ke kelas gue ke rooftop.” Ucap Killa, “gue beli roti dulu.” “Ya udah sana.” Killa berjalan dengan cepat menuju warung, kemudian membeli roti untuknya nanti. “HEY CEPAT MASUK KELAS!” “Ayo.” Ajak Killa seraya berlari menyusul temannya. Killa dan temannya sudah sampai di persimpangan, “Kill, tolong chare ponsel gue di kelas ya. Udah habis baterai soalnya.” Ujar Killa seraya menyodorkan ponselnya pada Lexia. “Iya – iya.” Ucap Lexia menerima ponselnya, “udah sana, keburu ada yang lihat.” “Mau gue temenin?” Tawar Geva. “Gak usah, nanti kalo lo bolos kan sayang tante Dewi udah bayarin SPP buat lo.” Tolak Killa, “lagian kan nanti ketahuan sama guru BK yang tadi.” “Jangan ke mana – mana lagi, nanti gue ke sana nyusul.” Ujar Geva. Killa menganggukkan kepalanya, “kalo gitu ... bye – bye semua.” Seru Killa pergi meninggalkan teman – temannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD