16

1350 Words
Sinar matahari menerobos masuk melewati jendela kaca, menandakan pagi telah datang. Disaat gadis seusianya sudah bergegas pergi untuk berangkat sekolah, namun Killa masih terlelap di atas ranjang tak memperdulikan suara alarm yang sengaja dia setel pada ponselnya. ‘DOR’ ‘DOR’ ‘DOR’ “KILLA!” Teriak seseorang dari luar kamar Killa sembari menggedor – gedor pintu, “KILLA LO TIDUR APA MATI? KEBO BANGET SIH!” ‘DOR’ ‘DOR’ “SAM! MAMA SURUH BANGUNIN ADEK KAMU BUKAN NYURUH BUAT RUSAKIN PINTU YA!” ‘DOR’ ‘DOR’ ‘BRAK’ Sam menendang pintu kamar Killa dengan kesal, “TAU AH MA! SAM UDAH BOSEN BANGUNIN KILLA!” Teriak Sam sembari menuruni tangga menuju tempat di mana mama nya berada. Killa mengerjapkan matanya berkali – kali seraya melebarkan senyumnya saat telinganya sudah tak mendengar teriakan dari kakak lelakinya itu, “aish, gak baik buat telinga.” Geleng Killa sembari mengeluarkan gulungan kapas kecil dari kedua telinganya. “Let’s go!” Seru Killa turun dari ranjang kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap berangkat sekolah. ... Setelah melakukan perdebatan dengan Sam sebelum berangkat sekolah tadi, kini Killa sudah sampai di sekolah bersama Sam. “Besok lo bawa mobil sendiri aja, percuma punya mobil tiga kagak dipake.” Ujar Sam. “Kalo bukan papa yang maksa juga gue gak mau sama lo.” Ketus Killa seraya melirik Sam yang masih duduk di kursi kemudi. “Bukannya gak mau lo numpang mobil gue kunyuk.” Ujar Sam sembari mengusap puncak kepala adiknya. “Terus apa lagi alasannya?” Sinis Killa menghempaskan tangan Sam, “lo mah ngacak rambut gue.” “Gue gak selalu bisa pulang sama lo, minggu – minggu ini banyak tugas OSIS jadi lo bawa mobil sendiri biar pulangnya gak nyusahin orang.” Jelas Sam diakhiri dengan ejekan. Killa merenggut kesal, “gue gak pernah nyusahin orang ya.” Protes Killa kesal. “Yakin?” Killa menggelengkan kepalanya, “kayaknya gue sering nyusahin Kak Zacky deh.” Ujar Killa seraya menundukkan kepalanya, “apa gue berhenti aja di sini?” Cicitnya kembali. “SETUJU!” Teriak Sam yang langsung membuat Killa terkesiap kaget. “Gak usah teriak kali.” Protes Killa seraya mengusap telinganya. Sam terkekeh geli, “gue setuju banget Dek waktu lo bilang mau berhenti lupain Zacky.” Tutur Sam. “Siapa yang bilang gitu?” Tanya Killa. “Lo.” “Gue bilang apa bang?” “Lo bilang mau berhenti lupain Zacky kan? Setuju banget dek, pokoknya itu keputusan yang bagus.” “Gue bilang mau berhenti buat nyusahin Zacky bukan berhenti buat lupain Zacky, hadeuh.” Geleng Killa sembari meraih tasnya di kursi belakang, “banyak – banyak minum air putih Bang.” Lanjut Killa seraya menepuk – nepuk bahu Sam kemudian turun keluar dari mobil. Killa berjalan sendiri dari parkiran, dia mengeluarkan permen loli berbentuk jari kaki kemudian mengupas plastiknya dan memasukkannya ke dalam mulut. “Nyaamm.” Gumam Killa menikmati rasa dari permen. “Selamat pagi mantan.” Sapa Geva langsung merangkul bahu Killa sembari merebut permen yang berada di dalam mulut mantannya itu, “nyobain ya.” Pinta Geva langsung mengemut loli milik Killa. Sementara itu, Killa tengah menahan kekesalannya terhadap Geva. “Geva, itu sisa satu.” Cicit Killa menatap Geva yang tengah mengemuti permen miliknya. “Emm ... emm ... enak juga ya.” Tutur Geva mengabaikan Killa. “Geva ish jorok, itu kan bekas gue.” Protes Killa. “Gak papa atuh, kan sering minum sama makan bareng juga.” Geleng Geva . “Gevaaaaa ish, balikin sini aaaaah.” Rengek Killa yang langsung digelengi Geva. Geva berlari menyusuri koridor, “bawa sini.” Teriak Geva mengacungkan lolinya kepada Killa. “GEVAAAA!” Teriak Killa seraya ikut berlari untuk mengejar Geva. Kelakuan Geva dan Killa tak luput dari pandangan semua murid yang sudah tiba di sekolah, mereka sudah terbiasa dengan hal itu semenjak kedatangan Killa. “Geva sialan! Berhenti lo!” Teriak Killa melihat Geva melewati kelas mereka dan malah menaiki tangga. “Jangan kasar ngomongnya KILL!” Sahut Geva tak kalah kencang. Killa berlari menaiki anak tangga, dia melihat Geva tengah berlari menuju perkumpulan yang dia ketahui ada Zacky dan Talin. Killa pun menunjuk ke arah Geva, “KAK! TOLONG TAHAN!” Pinta Killa seraya berteriak. Salah satu teman Talin dan Zacky ada yang mendengarkan, dia pun menghadang jalan Geva. “Tunggu bro.” “Haduh bang, jangan gini gue lagi kabur.” Ujar Geva. “Tapi cewek itu minta tolong sama gue buat nahan lo dulu.” Tunjuk lelaki itu menatap Killa yang tengah berlari tergopoh – gopoh. “Hah, capek.” Gumam Killa mengatur nafasnya, “sialan lo Gev, pagi – pagi udah ngajak ribut ya.” Umpat Killa seraya menarik telinga kanan Geva dengan kencang. Killa menyadari tatapan Zacky dan Talin tertuju kepadanya, namun dia memilih untuk berpura – pura tak tahu. “Aduh Kill sakit.” Ringis Geva, “lepasin dong.” “Diem.” Garang Killa kemudian menatap orang yang menahan Geva untuknya, “Kak Ruby ya? Makasih ya udah nahan dia.” Senyum Killa menatap Ruby yang masih terpana menatap wajahnya. “Iya dek, santai aja.” “Jangan genit.” Ketus Geva sembari mengusap mulut Killa yang masih tersenyum lebar. “Ish.” Protes Killa seraya menarik Geva meninggalkan perkumpulan teman – teman Zacky, “Killa pamit dulu ya.” Killa melepaskan tarikannya pada telinga Geva, dia menghentikan langkahnya tak jauh dari perkumpulan Zacky. “Balikin permennya, itu tinggal satu Geva.” Ketus Killa. “Haduh panas.” Ringis Geva mengusap – ngusap telinganya, “nih.” Ujar Geva menyodorkan loli itu kembali kepada Killa. “Bagus.” Seru Killa sembari pergi berbalik untuk menuju kelas dan meninggalkan Geva. Killa memperhatikan loli di tangannya, “GEVAAA!” Teriak Killa sembari berbalik hendak memarahi Geva. “GEVAAA! JARI KAKINYA ILANG SATU! BALIKIN!” Teriak Killa kembali saat melihat Geva tengah berjalan dengan santainya melewati perkumpulan teman – teman Zacky yang tengah menatapnya bahkan banyak juga yang keluar untuk melihat Killa. “Killa.” Panggil Ariq yang baru saja keluar dari dalam kelasnya, “ngapain lo di sini dek? Lo yang teriak – teriak?” Tanya Ariq. Killa menatap Ariq dengan mata berkaca – kaca, “Ini nih Bang, si Geva ngejahilin gue lagi.” Adu Killa seraya menunjukkan lolinya pada Ariq. “Abang kira kenapa.” Ujar Ariq bernafas lega, “gak papa lah, lo kan suka punya banyak.” “Huaaa, ini tuh permen terakhir malah digigit ibu jarinya sama si Geva lagi.” Gerutu Killa menatap lolinya kesal. “Nanti pulang kan bisa beli lagi.” Ujar Ariq seraya menarik tubuh Killa agar mendekat ke arahnya, pasalnya ada Zacky yang hendak masuk ke dalam kelasnya. “Eh, Kak Zacky.” Panggil Killa seraya menyusul Zacky yang hendak masuk ke dalam kelas, “tunggu.” Ujarnya menaha lengan Zacky. “Kenapa?” Tanya Zacky datar. “Punya waktu gak?” Tanya Killa. “Hm.” Dehem Zacky melirik Ariq sekilas. “Sebentar.” Ujar Killa menitipkan permen lolinya pada Ariq kemudian mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasnya, “Killa udah sarapan di mobil tadi, tapi mama bikin dua bekal. Karena Killa udah sarapan, jadi ini buat kakak aja.” Ujar Killa menyodorkan kotak bekal itu ke arah Zacky. Zacky menatap kotak bekal itu tanpa minat, “lo pikir gue buangan?” sinis Zacky menatap Killa. “No!” Desis Ariq hendak menghampiri Zacky namun dengan cepat Killa menahannya. “Ah bukan gitu maksud Killa kak.” Ucap Killa tersenyum canggung, “gak papa kok kalo lo gak mau, gue bisa kasih ke Bang Sam aja.” “Buat gue aja ya Dek, abang belum sarapan.” Pinta Ariq merebut kotak bekal itu dari tangan Killa namun dengan cepat Zacky merebutnya. Zacky menatap Killa, “Thanks.” Ucap Zacky kemudian berlalu masuk ke dalam kelas meninggalkan Killa dan Ariq. “Itu Zacky kan?” Tanya Killa. “Iya lah Zacky, udah cepet ke kelas keburu masuk.” Ujar Ariq, “mau dianterin gak?” “Engh, gak usah Bang. Kalo gitu Killa ke kelas dulu, bye.” Pamit Killa pergi meninggalkan Ariq.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD