When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Adik, lakukan sesuatu! Kita bisa celaka!” pekik Shen Shen pada adiknya begitu Kaili mengapit tubuh mereka dan melesat pergi lewat jalur udara. “Pendekar ini bukan tandinganku, Kakak.” jawab Yang Zi putus asa. Xuanshu-Moya milik Yang Zi sama sekali tak bisa menembus tempurung kepala Kaili. Semua bentuk upaya Yang Zi juga menjadi sia-sia. Tak ada celah bagi gadis-gadis itu untuk bisa lolos dari cengkraman pendekar topeng emas yang bernama Kaili itu. Karena merasa semua perlawanan mereka sia-sia, Shen Shen mengajak Yang Zi untuk menjerit sekeras yang mereka bisa. Meminta tolong pada siapa saja yang mungkin bisa menyelamatkan mereka. “Saranku, diamlah untuk saat ini, sebab di tempat tujuan nanti, kalian akan memerlukan banyak tenaga untuk menjerit. Jika kalian menghabiskan tenaga kalian se