When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Asap tebal yang menyelimuti pulau Yimin perlahan-lahan memudar. Sorot matahari mulai menerobos asap tipis dan menjatuhkan cahayanya tepat di atas wajah-wajah orang Shamo yang hitam legam. Wajah-wajah itu menampakkan bulir-bulir air bening yang keluar dari kulit mereka, seolah mereka sedang bermandikan keringat mereka sendiri. Orang-orang Shamo itu, diam membisu saking takutnya untuk mengeluarkan kata-kata. Untuk bernapas saja mereka seolah menghirupnya setengah-setengah. Takut-takut jika mereka membuat gerakan yang tidak disukai oleh pemuda yang kini sedang berdiri tegak dengan tatapan penuh intimidasi. Hari itu, kedatangan Zhou Fu telah berhasil membalik keadaan dengan sempurna. Beberapa saat sebelum kedatangan Zhou Fu, orang-orang Shamo itu telah berpesta menikmati peristiwa pemenggala