When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sorot-sorot mata tajam mengamati tubuh Zhou Fu dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Para militer Shamo agaknya saling berbisik keheranan. Nyatanya, perawakan Zhou Fu tidak mirip dengan perawakan orang Bingdao yang notabene berkulit putih. Kulit Zhou Fu kuning langsat, jelas dia juga bukan berasal dari keturunan orang Shamo yang kebanyakan berkulit gelap. “Hei, anak muda, siapa kau dan perlu apa kau ke mari?” si pria kekar bertanya sembari menuding Zhou Fu menggunakan pedangnya yang berlumuran darah. “Jika kalian ingin mencari siapa orang yang membunuh dua belas pendekar Shamo, kalian saat ini sedang melihatnya!” Teriak Zhou Fu lantang, ‘setidaknya aku membunuh tiga diantara dua belas itu’, tambah Zhou Fu dalam hati. “Ha ha ha, anak ini sedang tidak waras kiranya. Dua belas pendekar k