When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tembok raksasa sudah terlihat di depan mata. Tembok tersebut merupakan tumpukan bebatuan alam yang disusun sedemikian rupa hingga menjulang setinggi tiga puluh meter. Kabarnya, bebatuan penyusun tembok raksasa itu bukanlah batu biasa melainkan bebatuan yang turun dari langit hingga memiliki ketahanan yang tak bisa diukur oleh kekuatan manusia. Sejarah mengatakan bahwa nenek moyang manusia zaman dahulu membangun tembok raksasa demi menciptakan kedamaian dunia. Pada waktu tembok tersebut dibangun, peradaban manusia baru saja pulih dari era kekacauan yang maha besar. Itulah mengapa para nenek moyang manusia berbondong-bondong menghabiskan sisa usia mereka demi membangun peradaban baru yang akan menyelamatkan keturunan umat manusia. Begitulah, tak benar-benar ada yang tahu siapa dan bagaiman