Rei’s Pov
Kami memasuki sebuah ruangan yang lumayan besar dan bernuansa putih tulang dengan semua dekorasi putih terang dan warna silver, dan semua meja serta kursi sudah tersusun rapi dengan jarak kurang lebih 2 meter. Di atas meja tersebut terdapat sebuah komputer yang lebih terlihat seperti sebuah tablet dan disandarkan pada meja, terlihat seperti menyatu.
“Silakan pilih tempat duduk anda, lalu scan kartu peserta yang telah di berikan!”
Setelah perintah yang secara tiba-tiba tersebut terdengar, semuanya langsung memilih tempat yang nyaman dan sesuai dengan kepribadian mereka. Dari sini sebenarnya diantara kami sudah bisa saling mengenal, karena secara tidak langsung tempat duduk yang kita pilih di suatu ruangan dapat mendeskripsikan kepribadian secara tidak langsung.
Aku memilih tempat duduk di area kanan tepat samping dinding ruangan, dan berada di tengah ruangan. Aku mengambil sebuah kartu hitam dengan tulisan putih dan kode yang tidak dapat dimengerti, lalu menempelkannya di sebuah komputer yang menempel pada meja tersebut, sebuah cahaya putih secara kilat membaca kartu tersebut.
“Kartu Terbaca.”
Setelah suara tersebut terdengar, tampilan layar pada komputer berubah menjadi identitas diri, di sana terlihat identitasku yang lengkap beserta riwayat hidup dan foto yang di ambil saat pendaftaran masuk ke Starlight School. Setelahnya aku duduk pada kursi plastik bewarna putih tulang tersebut dan menunggu sambil melihat identitas diriku bosan.
“Ujian Penentuan akan dilaksanakan 30 menit lagi.”
Setelah suara tersebut terdengar, pintu ruangan terbuka lebar, banyak pelayan masuk dengan membawa makanan dan mengantarkan ke masing-masing meja yang sudah diduduki oleh para peserta ujian, jumlah meja di ruangan ini tepat sekitar 100, dan hanya terisi sebanyak 89.
Kami yang berada di sini sudah mendengar desas-desus bahwa peserta ujian yang memasuki Golden room merupakan penerus terbaik yang akan berada di Starlight School, setiap tahunnya Starlight School selalu melakukan tes melalui tingkah laku bijaksana dari setiap peserta ujian yang ada, tidak heran mengapa jumlahnya di buat sebanyak-banyaknya untuk menghindari peluang yang sangat kecil menemukan orang seperti kami. Juga setiap tahunnya selalu tidak lebih dari 100 peserta yang berhasil memasuki Golden Room maka dari itu jumlah meja dan kursi disini hanya 100 saja.
Menu makanan yang diantar oleh para pelayan hanya salad buah dan segelas teh kamomil panas. Menu yang sangat tepat untuk memulai ujian menurutku. Setelah para pelayan keluar setelah menunduk sopan, aku melihat dari mereka mencoba mengenal satu sama lain dan saling menyapa walau hanya dengan sebuah senyuman manis dan sapaan salam kenal.
“Pagi Athala,” sapa seseorang yang tepat berada di sampingku.
Aku menolehkan pandangan dan mendapati seorang cewek sedang menatapku dengan senyuman khas andalannya, sepertinya ia sangat ramah pikirku.
“Ya ...,” senyumku.
“Bagaimana kamu bisa mengetahui namaku?” tanyaku untuk sekadar basa-basi, pertanyaan yang sedikit bodoh emang mengingat sudah jelas sekali identitas diriku terpampang dengan lebar di komputer canggih ini.
“Aku tadi tidak sengaja melihatnya pada layar komputer di depanmu,” ujarnya dengan cengiran.
“Baiklah, namamu?” tanyaku kembali.
“Panggil saja Xera,” jawabnya.
“Bagaimana menurutmu? Ketika hari pertama saja sudah ditempatkan di tempat istimewa?” lanjutnya bertanya tentang pendapatku.
“Cukup menarik perhatianku, sejujurnya aku tidak ingin memasuki sekolah ini,” ujarku.
“Kenapa? Bukankah ini sekolah yang diidamkan semua orang? Terlebih lagi mereka yang maniak ilmu pengetahuan?” Ia menatapku dengan tatapan menyelidik, meskipun matanya terlihat menyipit manis layaknya bulan sabit.
“Tidak bagiku, apakah kamu termasuk seseorang yang terlalu percaya dengan sesuatu yang sangat sempuna? Tidakkah mengerikan berada diantara para makhluk yang sempurna? Apalagi memasuki sarangnya,” jelasku yang membuatnya mengerutkan kening dan memikirkan suatu hal dengan memijir dagu lancipnya.
“Sepertinya aku paham maksudmu, tapi bagaimana kamu bisa memikirkan hal yang seperti itu? Bukankah itu sedikit berlebihan?” Ia menatapku dengan pandangan bertanya seakan menuntut jawaban yang membuatnya puas.
Aku yang sudah merencanakan mencari sekutu dari awal tidak akan menjawab pertanyaannya, kenapa? Bukankah lebih baik membuatnya penasaran? Sehingga ia akan terus menuntut jawabanku dan akhirnya kami dekat, lalu ia juga pastinya mencari tau maksudku dengan sendiri bahkan nantinya mungkin ia akan mencoba menyelidikinya secara diam-diam, dan secara tidak langsung aku mempunyai teman yang berpikiran sama denganku.
“Aku tidak ingin menjawabnya, sepertinya itu terlalu mengerikan dibahas waktu hari pertama seperti ini bukan? Aku juga sedikit curiga bahwa gerak-gerik kita sekarang sedang di mata-matai oleh pihak sekolah,” ujarku.
Ia hanya tersenyum masam dan menatapku kesal, disanalah aku dapat melihat semangat membaranya untuk membuatku membuka mulut dan mencari tahu kebenaran dari apa yang kukatakan. Dan tidak lama dari ucapanku tadi, kami saling terdiam dalam pikiran masing-masing, setelahnya waktu untuk penentuan seleksi masuk Starlight School pun dimulai.
“Ujian akan segera dimulai, selamat mengerjakan.” Dan lagi suara tersebut terdengar entah dari mana.
Setelahnya komputer yang berada di depan berubah menjadi ketentuan untuk ujian penentuan.
Ketentuan Ujian Penentuan 1000 Terbaik. [Khusus Golden Room]
1. Terdapat 10 Soal Essai.
2. Waktu yang diberikan selama 240 menit, kerjakan sebaik mungkin.
3. Silakan langsung jawab dengan pensil khusus komputer pada lembar jawaban di layar komputer yang telah disediakan.
4. Nilai maksimal 1000, setiap jawaban akan dinilai sesuai dengan ketepatan jawaban yang diberikan.
5. Jika jawaban salah akan diberi minus 500 per soal.
6. Ujian akan dilaksanakan tanpa pengawas, mohon ketertibannya.
7. Selamat mengerjakan!
Tentunya ini ketentuan ujian yang sangat tidak biasa, tetapi tidak satupun dari orang yang berada di kelas ini terkejut atau mengeluh, bahkan mereka sudah mulai mengerjakan soal masing-masing dan menuliskan jawaban di atas layar komupter dengan sangat cepat. Semakin menarik saja.
Aku mengambil pensil yang terdapat di sebelah komputer dengan bahan dari silikon dan sangat lembut, dan menekan tombol mulai dengan pensil tersebut. Terlihat ada 10 kotak bewarna putih berderet memanjang sebanyak sepuluh, sepertinya ini sistem acak. Aku meilih kotak yang berada di bagian akhir dan langsung tertera soal nomor 1.
“Dalam 5 menit lagi akan dimunculkan nilai ujian penentuan keseluruhan peserta secara RealTime.”
Hal itu sedikit membuatku terkejut, bukankah ini akan membuat semua orang menjadi sangat tidak fokus? Sungguh cara yang menarik.
Aku kembali fokus ke layar komputer dan melihat soal yang tertera di hadapanku dengan cermat.
1. Bagaimana pendapatmu tentang sebuah teknologi yang dapat membuat kehidupan baru? Secara data dan statistik diperkirakan algoritma ketepatan sebuah progam semakin hari semakin tinggi hingga mendekati angka kesempurnaan, dan crash/bug merupakan sebuah kemustahilan, bahkan kita dapat membuat sebuah peradaban baru dengan manipulasi genetika antar makhluk hidup dan mengembangkannya pada sebuah wilayah atau dimensi baru jika memungkinkan, tuliskan gagasan dan pendapatmu berdasarkan pengetahuan yang kamu miliki!
Sungguh luar biasa. Sepertinya mereka benar-benar menginginkan orang yang bukan hanya memiliki pengetahuan luas secara harfiah, tetapi seseorang yang benar-benar dapat menciptakan hal baru hanya dengan kedua tangannya, seorang yang memiliki kreativitas dan kecerdasan mendekati kata sempurna.
Sebenarnya soal seperti ini benar-benar sangat umum bagi mereka yang memiliki pikiran terbuka, tidak usah ditanya, bahkan mereka memiliki teori tersendiri untuk menjawabnya walaupun sedikit menentang hukum alam, tappi tidak ada salahnya mencoba untuk menciptakan suatu hal baru dan memungkinkan bukan? Bahkan teknologi yang ada zaman sekarang menurut mereka yang tinggal di masa lalu adalah suatu hal yang tidak memungkinkan, kita hanya terbatas imajinasi dan fakta saja, jika tidak kita sudah sedari dahulu dapat melampaui banyak hal.
Sejujurnya pikiran aku untuk jawaban ini akan sedikit berbeda dari kebanyakan para jenius yang berada di sini, aku tidak mungkin akan menjawab seperti apa yang mereka inginkan. Kehidupan baru tidak akan mungkin diciptakan, itu sudah sangat jelas, tetapi jika merenovasi kehidupan dan membuat makhluk yang sudah ada di bumi dengan sedikit merekayasa genetikanya menjadi suatu hal baru, kemudian menempatkan mereka pada suatu wilayah untuk berkembang biak itu baru sangat memungkinkan, hanya saja itu seperti s*****a makan tuan jika tidak didukung teknologi yang berkembang.
Jawaban untuk soal satu ini mungkin akan memakan berlembar-lembar halaman, karena selain menyampaikan argumen didukung fakta, tetap saja mereka membutuhkan jawaban yang mengutarakan sejarah masa lalu, kenapa? Karena butuh perbandingan dan proses mengetahui suatu fakta bukan? Juga kita tidak tau apakah sebenarnya fakta yang beredar sekarang itu merupakan kebenaran, dan kita juga tidak bisa menikmati ilmu pengetahuan yang sangat simpel di masa sekarang jika tidak melewati sejarah. Semuanya berproses hingga mendekati sempurna, walaupun bagi manusia tidak ada yang menurut mereka sempurna.
Pertama-tama untuk menjawab pertanyaan ini aku hanya perlu berteori di awal dengan beberapa kalimat, lalu menjabarkannya dengan permulaan memungkinkan atau kemustahilan, baru setelahnya menjawabnya dengan sebuah argumen dan fakta yang selama ini sudah kuketahui. Dan setelah itu selesai.
Di sela-sela aku menuliskan jawaban, ternyata nilai ujian secara Real Time telah muncul sedari tadi, sudah tertera 25 nama teratas, dan menariknya skor mereka bernilai minus. Dan yang tertinggi menempati nomor 1 yaitu minus 500. Dari sini dapat disimpulkan belum ada yang mampu menjawab soal dengan benar, walaupun itu satu soal sekalipun.
Aku melihat jam dan sudah berlalu sekitar 25 menit, sudah cukup lama aku menuliskan jawaban pada kertas virtual ini dan sudah menghabiskan 14 lembar, tanpa kembali berpikir panjang akupun melanjutkan untuk menuliskan jawaban.
“Skor Realtime telah diperbaharui.”
Saat itu juga aku memalingkan wajah, begitupun dengan semua orang yang berada di kelas ini. Seseorang telah mendapatkan nilai plus yaitu Laivta Sera Giorda? Dengan nilai 100 dan hanya dia yang mendapatkan nilai plus untuk sementara ini. Tunggu sebentar? Sera? Apa dia yang di sebelahku?
“Skor Realtime telah diperbaharui.”
Aku kembali melihat dan mendapati nama Catisha Axera Daxon dengan nilai 250. Luar biasa! Bagaimana mungkin ia bisa mengerjakan hampir 3 soal dalam waktu setengah jam?
Aku kembali fokus dan mengerim jawabanku, kemudian soal berlanjut ke nomor 2.
2. Jelaskan sejarah lapisan bumi peserta makhluk hidup yang berada di setiap lapisannya!
Soal apa ini? Aku kira hanya soal yang mengandalkan logika berpikir saja yang akan muncul, tapi bagaimana mungkin soal sedetail dan serinci ini muncul? Bahkan seorang ilmuwan pun tidak dapat menjawabnya dengan tepat tanpa melihat buku. Sungguh mengerikan.
Aku mencoba menulis dari lapisan paling luar dan menjelaskannya sepengetahuan yang kuektahui, akan sangat susah, lapisan bumi bisa dibilang seperti cabang dari ilmu Geografi dan menjelaskan semuanya dengan jawaban yang tepat mungkin seperti menuliskan sebuah buku yang lumayan tebal, terlebih lagi meminta sejarah tentang lapisan bumi, itu seperti menambahkan lembaran buku sebanyak dua kali lipat, tetapi karena tidak di tuliskan secara detail, aku hanya menuliskan sejarahnya secara garis besar saja tanpa penjelasan, dan lebih fokus kepada penjelasan umum, ciri-ciri, dan makhluk hidup yang berada atau bisa hidup pada lapisan bumi tersebut.
Setelah melewati sekita 45 menit, aku mengirimkan jawaban dan istirahat sebentar. Meminum coklat panas yang tadi diberikan oleh para pelayan ketika waktu ujian sudah berjalan selama satu jam.
Aku melihat kembali skor ujian di depan, namun namaku masih tidak tertera disana. Hanya terjadi sedikit perubahan.
1. Catisha Axera Daxon, 350.
2. Xander Beliard Maxten, 300.
3. Stella Alyna Diardio, 250.
4. Laivta Sera Giorda, 200.
Hanya itu, selain mereka hanya mendapatkan nilai minus dan bahkan nilai itu tidak berarti sama sekali. Apa jawaban yang kuberikan terlalu panjang? Atau jangan-jangan tidak memiliki skor? Sungguh aneh.
“Skor Realtime telah diperbaharui.”
1. Athala Reinald Victon, 650.
2. Catisha Axera Daxon, 450.
3. Xander Beliard Maxten, 400.
4. Stella Alyna Diardio, 300.
5. Laivta Sera Giorda, 250.
Hah? Bagaimana bisa? Aku baru mengerjakan sebanyak dua soal bagaimana mungkin nilai yang didapat bisa setinggi itu. Dan terdengar sedikit decakan kagum di ruangan ini saat namaku berada di posisi teratas.