Setelah berpamitan dengan Hamran dan Marisa, Mayra dan Suaminya juga Dania pun menuju Cianjur menemui Minarti orang yang merawat Cantika. Dalam perjalanan Mayra hanya dima tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Hatinya tengah berkelana memabayangkan wajah putrinya yang mungkin tidak akan pernah bisa dikenali seiring perubahaan yang terjadi secara alami. Mayra sudah membayangkan didirnya memeluk Cantika dan menumpahkan semua rasa rindu yang sudah dipendamnya selama dua puluh tiga tahun. “ Sayang, putri mama yang cantik, sebentar lagi mama datang menjemputmu, nak. Tunggu mama cantik,” bisikan hati Mayra yang sudah bisa menebak apa yang akan terjadi saat dirinya bertemu Cantika saat ini. Sambil hatinya terus berbicara, Mayra sesekali melirik kearah Gandi yang sedang serius mengendarai mobiln