Ditalak Karena Fitnah
" Aleksa binti mahfud, hari ini dalam keadaan sadar kamu, aku jatuhkan talak"
Suara seorang laki – laki yang begitu lantang membuat Aleksa kaget mendengar talak yang dijatuhkan padanya secara tiba – tiba dihadapan seorang Wanita yang berusia sekitar empat puluh tujuh tahun.
“ Kamu menceraikan ku, mas Arman?” Seolah belum perecaya Aleksa pun bertanya kembali pada suaminya.
“ Apa aku perlu mengulanginya lagi? Aku rasa ucapanku sudah cukup jelas, kan. Jadi menurutku tidak perlu aku mengulang kata – kataku barusan,”
“ Tapi apa kesalahanku? Kenapa tiba – tiba kamu menceraikanku? Apakah kamu sudah tidak mencintaiku,?” Aleksa masih belum mengerti dengan sikap Arman suaminya.
Sementara Arman membungkukan tubuhnya agar sejajar dengan Aleksa yang masih terduduk di teras rumah suaminya itu, tangannya meraih dagu Aleksa dan mengangkatnya secara kasar.
“ Hal terbodoh dalam hidupku adalah mencintaimu, Aleksa. Aku bahkan tidak berdaya sehingga mampu terjebak dalam permainan licikmu itu. Aku berpikir kalau kamu itu adalah Wanita terbaik yang cocok untuk mendampingiku…tapi ternyata aku salah. Aku benar – benar salah sudah percaya dengan cinta palsumu itu,” ucap Arman sambil mebuang cengkraman tangnya di dagu Aleksa dengan kasar.
Aleksa hanya bisa terdiam tidak menegerti denga napa yang diucapkan suaminya barusan. Sementara dari dalam rumah pun keluar dua Wanita cantik yang tentu saja Aleksa kenal. Karena yang satunya adalah mertuanya yang merupakan ibu dari Arman Bernama Marisa. Sementara satu lagi adalah Silla yang merupakan calon istri Arman pilihan Marisa, namun tidak dapat restu dari Hamran ayahnya Arman serta Rahma neneknya Arman.
Merekalah yang merestui hubungan Arman dengan Aleksa sampai akhirnya mereka berdua menikah. Satu bulan yang lalu. Tapi kini, pernikahannya pun sudah hancur, Arman baru saja menjatuhkan talak pada Aleksa.
“ Tolong jelaskan apa kesalahanku, sehingga kamu mengatakan semua itu, mas?" tanya Aleksa masih belum mengerti dengan kesalahannya sehingga Arman sebegitu marahnya.
“ Aleksa, Aleksa,…mama gak nyangka yang ternyata kamu itu perempuan munafik,” ucap Marisa sambil sambil memandang sinis wajah Aleksa. Kedua tangnnya di lipat didada sambil bahunya bersandar di pintu rumah. Sementara Silla pun terlihat Bahagia denga napa yang dialami Aleksa.
“ Maksud mama apa? Kenapa mama ngomong seperti itu? Jujur Aleksa tidak mengerti dengan semua ini?” tanya Aleksa sambil menatap wajah Marisa yang begitu masam .
Marisa menatap Aleksa dengan penuh kebencian. Dari pertama nikah pun memang Marisa sama sekali tidak pernah menyukai Aleksa. Karena impiannya adalah menikahkan Arman dengan Silla gadis cantik pilihannya yang merupakan putri sahabatnya Anggela. Namun Hamran dan Rahma tidak menyukai watak Silla yang terlalu angkuh dan sombong. Juga tata cara berbusananya yang terlalu menyolok.
Sudah lama sebenarnya Marisa ingin memisahkan Arman dengan Aleksa. Namun selalu di tentang oleh suami dan ibu mertuanya yang selalu membela Aleksa. Namun kini, suami dan ibu mertuanya sedang tidak ada, membuat Marisa pun mengambil kesempatan ini untuk membuat drama agar Arman mau menceraikan Aleksa, sekaligus membuat nama Aleksa buruk di hadapan Arman dan juga suami serta mertuanya itu.
Sejauh ini rencana mereka berdua pun berhasil. Buktinya dengan begitu mudah Arman pun langsung menjatuhkan talak pada Aleksa. Namun itu belum cukup, karena suami dan mertuanya belum tentu seperti Arman yang akan semudah itu terpengaruh. Meraka berdua memiliki pandangan lain tentang hal itu nantinya. Walau pun bukti sudah sangat kuat rekaman Video itu sudah cukup menyatakan kalau Aleksa adalah w************n.
Arman pun mengeluarkan poncelnya dan memutar rekaman video itu lalu menunjukannya pada Aleksa sambil berkata dengan nada lantang, “ perhatikan ini!”
Aleksa pun terkejut dengan rekaman itu, tapi Aleksa tidak pernah melakukan hal sebodoh itu. Aleksa memang seorang anak yatim piatu, namun bukan berarti dirinya akan semudah itu memberikan tubuhnya pada laki - laki lain.
" Jadi kamu percaya dengan semua ini mas? Aku berani bersumpah kalau itu bukan aku, sebaiknya kamu se-“
“ Alah kamu gak usah mengelak Aleksa, sudah jelas itu kamu, dasar w************n, berani sekali kamu menipu mas Arman,” potong Silla yang tidak ingin Aleksa meneruskan ucapannya karena takut Arman akan berubah dan mencari kebenaran tetang rekaman itu.
“ Sudahlah Arman, sebaiknya kamu usir dia. Mama sudah gak mau melihat tampang perempuan munafik ini. urusan oma kamu dan papa biar nanti mama yang urus. Mama akan memberkan penjelasan pada mereka kalau ternyata perempuan yang dianggap baik itu tidak lebih dari seorang p*****r, yang membiarkan tubuhnya disentuh oleh laki – laki lain,” ucap Marisa seperti ketakutan kalau lama – lama kebohongan tentang rekaman itu pun terbongkar.
Sementara Arman yang sudah terpengaruh oleh bukti video palsu Marisa dan Silla pun tidak lagi mendengar perkataan Aleksa. Bahkan setiap perkataan Aleksa membuat kebencian Arman semakin besar. Rasanya cinta Arman terhadap Aleksa kini telah sirna dan berganti dengan rasa benci akibat penghiatan yanga dilakukan Aleksa terhadapnya.
“ Sebaiknya kamu segera pergi dari sini. Aku sudah tidak sudi melihatmu, aku benci kamu Aleksa, seumur hidupku aku akan selalu membencimu,” bentak Arman sambil mengarahkan telunjuknya ke pintu pagar rumah.
" Mas Arman, tolong dengarkan aku dulu, aku sama sekali tidak pernah mengkhianatimu. Semua yang ada didalam Video itu bukanlah aku. Tolong kamu cari tahu kebenarannya dulu sebelum kamu menjatuhkan tuduhan seperti itu padaku,” ucap Aleksa masih terus bertahan dengan perkataannya bahwa memang bukan dia yang ada dalam rekaman itu.
Namun tanpa diduda, Silla seketika menarik rambut Aleksa dan memaksanya berdiri lalu menyeretnya untuk keluar dari rumah Arman. Silla merasa lebih cepat Aleksa pergi lebih baik sebelum semua rencananya terbongkar hari itu juga dengan penjelasan Aleksa.
“ Dasar perempuan tidak tahu diri, sudah diusir masih saja berdalih dan mencoba membela diri. Sekarang kamu cepat pergi dari sini, atau aku dan tante Marisa akan lebih kasar lagi untuk mengusirmu," ucap Silla sambil mendorong tubuh Aleksa keluar dari pagar Rumah Arman.
Melihat perangai Silla yang seperti ketakutan saat Aleksa hendak mengungkapkan perbedaan Wanita itu dengan dirinya, membuat Aleksa yakin kalau semua ini adalah rekayasa dua Wanita itu. Aleksa menatap tajam wajah Silla, kemudian tersenyum sinis.
“ Aku tidak menyangka, ternyata kamu di balik semua ini Silla. Tapi ingat, aku tidak akan tinggal diam. Aku akan membuktikan kalu semua itu adalah kebohonganmu dana mama Marisa. Kamu boleh menang sekarang, tapi itu tidak akan lama. Karena Allah akan membuka kebenaran tentang semua ini. dan untuk kamu mas, terima kasih karena kamu sudah tidak mempercayaiku. Perlu kamu ingat baik – baik, aku sangat mencintaimu, dan aku tdak pernah melakukan semua yang dituduhkan dalam seperti dalam video itu. Suatu saat kamu sendiri akan tau kebenarannya, dan saat itu, kamu hanya akan menyesali semua kejadian ini, selamat tingga,”
Tanpa menunggu jawaban, Aleksa pun berlalu pergi meninggalkan Arman, Silla dan juga Marisa tanpa menoleh lagi kebelakang. Sementara Arman menadang mantan istrinya itu dengan tatapan kebencian. Namun ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya tentang ucapan Aleksa yang mengatakan kalau dirinya akan segera mengetahui kebohongan dari rekaman itu suatu saat nanti.
“ Sudahlah Arman, kamu gak usah dengarkan kata – kata perempuan itu. Mama tahu kamu masih mencintainya, tapi dengan kelakuannya seperti itu apa pantas kamu untuk terus bersamanya? Kamu sudah lihat sendiri bagaimana dia begitu mudahnya memberikan tubuh pada laki – laki lain,” ucap Marisa mencoba terus memanasi hati Arman agar tidak goyah pendirinanya.
Araman pun tidak menjawab. Dia lebih memilih pergi meninggalkan Marisa dan Silla begitu saja.
“ Arman, kamu mau kemana? Sebaiknya kamu mencari ketenangan untuk melupakan peristiwa ini. mama sudah minta agar Silla mau menemani kamu,” bujuk Marisa sambil melangkah mengejar Arman yang sama sekali tidak memperdulikan ucapan Marisa.
Arman tidak menghiraukan apa pun perkataan Marisa, dia terus berjalan menuju masuk kedalam rumah. Sementar Marisa dan Silla terus mengikuti hingga akhirnya Arman pun masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu rapat – rapat, serta menguncinya dari dalam.
“ Arman, buka pintunya nak mama mau bicara, tolong jangan mengurung diri seperti ini. buktikan kalau kamu itu bisa melupakan Wanita itu. Sebaiknya kamu membalas perbuatannya,”
Marisa terus mengetuk pintu kamar Arman dan memanggilnya mengharap Arman akan mendengar semua perkataannya. Tapi ternyata Arman tetap saja tidak merespon. Sepertinya saat ini Arman sangat terpukul dengan kejadian yang di Alaminya.
Sementara Silla merasa kesal dengan sikap Arman yang masih belum berubah walau pun sudah bisa memisahkannya dengan Aleksa. Tapi tujuannya belum tercapai karena Arman masih mengacuhkan keberadaannya. Silla tidak habis pikir dengan sikap Arman seperti itu.
“ Gimana ini tante? Mas Arman sama sekali tidak menganggap kehadiranku?” ucap Silla cemberut karena kesal dengan sikap laki – laki yang dicintainya sejak dulu itu masih belum bisa menerima kehadirannya.
“ Silla sayang, kamu yang sabar. Mungkin saat ini Arman masih syok dengan apa yang dialaminya barusan. Tante yakin, asal kamu mau terus berusaha dan mencoba untuk mendekatinya, lambat laun hati Arman akan terbuka untukmu,” hibur Marisa sambil mengelus punggung Silla dengan lembut.
“ Tapi sampai kapan, tante? Aku sudah tidak sabar untuk menjadi istri mas Arman,” jawab Silla manja.
“ Sama sayang, tante juga sudah tidak sabar untuk menjadikan kamu menantu di rumah ini. Tante yakin, seiring waktu Arman akan menjadi milik kamu. Dan tante akan terus berusaha untuk membujuk Arman, supaya mau menikah dengan kamu sayang, tante janji,” ucap Marisa sambil tersenyum.
“ Terima kasih tante, aku bangga punya calon mertua seperti tante yang begitu pengertian,” ucap Silla sambil memeluk Marisa.
“ Sama – sama sayang, tante juga bangga punya calon menantu yang cantik dan baik seperti kamu,” jawab Merisa sambil membalas pelukan Silla, kemudian tanganya menelangkup pipi Silla dan mencium keningnya denga penuh kasih sayang.