When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Malam ini adalah malam pertama Nina dan Ben kembali menjadi suami istri dan malam itu Ben memutuskan untuk tidur dikamar yang selalu di gunakan Nina selama tinggal bersama kakek Dato. Ben tengah melihat-lihat semua pernak pernik milik Nina yang ia koleksi sejak remaja. Nina baru saja selesai mandi dan tengah menyisir rambutnya saat Ben duduk disisi tempat tidur. Sejak tadi pagi di acara pernikahan, mereka berdua tak ada perbincangan sama sekali. Nina yang begitu sedikit bicara membuat Ben sedikit bingung jika bersama Nina ketika ia sedang berada keadaan sadar tanpa trauma. “Kamu mau tidur di sisi mana Nin?” tanya Ben membuka pembicaraan sambil memilih bantal tidurnya. “Bebas,” jawab Nina pendek sambil terus menyisir rambutnya. “Besok saat kita kembali ke Jakarta, aku harap kamu ga