When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sehari setelah pernikahan mereka Ben dan Nina segera kembali ke Jakarta. Untuk Ben sebenarnya ia tak bisa meninggalkan pekerjaan lama-lama. Mereka berdua berangkat setelah subuh agar bisa sampai kantor tepat waktu. “Nanti saat ditempat parkir kamu turun lebih dulu Nin, ada yang harus aku bereskan,” ucap Ben saat mereka hampir sampai kantor. Nina hanya diam dan melihat liat keluar kaca mobil tampak tak peduli. Saat sampai di basement ia segera turun dan tak berpamitan pada Ben. Ben segera mengirimkan pesan pada Nina, “Kok gak pamitan?! Main turun aja!” tegur Ben kesal dalam pesannya. “Mas siapa ya? Bukannya kalau di kantor kita gak saling kenal?” balas Nina dan mendapat delikan sebal dari mata Ben saat membaca balasan pesan Nina. Ben pun segera menyusul setelah beberapa saat Nina