“Nes.” “Iya.” “Belum tidur?” tanya Anjas matanya menatap loteng. Lampu belum dipadamkan karena di antara mereka belum ada yang tidur. “Belum. Gak bisa tidur ni.” Anes uring-uringan di tempat tidur. Padahal dia kalau sudah tidur seperti kebo, sekali menyentuh kasur langsung rohnya diseret ke alam mimpi dan susah sekali dibangunkan. “Sama. Gua juga gak bisa tidur.” Anes memiringkan tubuhnya, menatap Anjas dengan rasa khawatir. “Apa tubuh lo masih sakit?” “Sakit tetap ada, tapi bukan itu yang bikin gua gak bisa tidur.” “Terus apa?” Anjas pun ikut memiringkan tubuhnya, saling bertatap mata sampai-sampai tangan Anjas dengan sendirinya menyentuh wajah Anes, menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi keindahan wajah Anes. “Mungkin karena kita tidur seranjang. Gua harus berhati-hati,