Kultum dari Nenek

1631 Words

“Pagi semua.” Anes dan Anjas menyapa Nenek dan Bu Lina yang sudah menunggu mereka di ruang makan. Lantas Nenek langsung bangun dan memegang rambut cucunya, sontak membuat sang empunya kaget. “Nek, ada apa?” “Kenapa rambutmu kering?” “Lah, kan memang gak keramas, Nek,” jawab Anes berterus terang. “Jadi semalam kalian tidak melakukan ritual sunnah suami—istri?” tanya Nenek menatap dengan serius. Anjas diam saja sedangkan Anes menggeleng kepala. “Astagfirullah, harusnya kalian melakukan itu supaya Nenek cepat dapat cicit.” “Apaan sih, Nek. Sarapan dulu baru pikir cicit,” seru Anes enggan berbicara soal bayi. Dirinya sendiri masih bocah bagaimana menimbang bayi? “Kalian masih muda, jangan pernah menunda untuk punya anak! Jika usia sudah lanjut, akan susah untuk memiliki momongan. Terl

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD