Pembalut

1411 Words

“Apa yang kamu lakukan?” Osman mengangkat dua tangannya, tak ingin menyentuh tubuh Orin. Lihatlah tingkah lelaki ini seperti sedang bertemu dengan e'ek ayam, tak sudi menyentuh. “Aku duduk. Kamu yang bilang supaya aku makan dengan posisi duduk. Lihatlah, di sekitar sini tidak ada tempat duduk.” Orin nyengir lebar. Tersenyum sangat manis. Iya, dia manis sekali. Tapi entah kenapa Osman tidak melihat kecantikan itu. “Kalau begitu menyingkirlah, kamu saja yang duduk di sini!” Osman tanpa sadar memegang pinggang Orin, meminta supaya wanita itu bangkit. Namun Orin tidak bergerak dari posisinya. Sudah posisi enak. “Tidak. Aku mau begini saja.” Orin tersenyum sambil kembali mengarahkan potongan martabak ke arah Osman. Pria itu memalingkan wajah, menolak. Orin tidak peduli dengan peno

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD