“Ya.” Kanaya mempercepat langkahnya begitu suara Abimanyu terdengar. Keduanya sedang berada di lingkungan kampus. Kejadian kemarin saat Abimanyu menariknya saja sudah berhasil membuat banyak kepala dibuat penasaran. Akan sangat membenarkan isi-isi pikiran mereka semua jika pagi ini keduanya kembali terlihat bersama. “Lo mau sampai kapan ngindarin gue gini?” tanyanya begitu sudah menyamai langkah Kanaya. Berjalan bersisihan. Tapi Kanaya seolah tidak menganggap kehadiran Abimanyu. Jangankan merespon kalimatnya, menoleh saja tidak. “Ya, sejak kemarin kita partner, ‘kan?” tanyanya lagi. Belum menyerah untuk membuat Kanaya meresponnya. Abimanyu tidak pernah mengerti masalah perempuan. Dan saat berhadapan dengan Kanaya yang akan selalu diam saat marah, benar-benar membuatnya kewalahan. “Kit