Kevin memang pria yang jahat,
Setidaknya itu yang ada di pikiran Evelyn, namun tak berarti dia harus mati mengenaskan seperti ini.
Tapi, Adam tetaplah Adam...
Pria itu dengan santainya menyayat pelan paha Kevin yang terlihat berisi, menaruh daging sayatan tersebut di atas pan penggorengan dan menambahkan beberapa bumbu seperti bawang putih dan lada.
Daging segar yang masih bercampur sedikit darah itu menguarkan aroma rempah-rempah yang nikmat ketika dicampur, tapi Eve yang melihatnya secara langsung hampir saja memuntahkan isi perutnya. Beruntung Eve tidak memakan apapun selama dua hari, ia pikir itu menyelamatkan perutnya yang kini tengah memberontak karena dorongan yang ia lihat.
Kevin menoleh ke arah Evelyn, seolah meminta tolong padanya dengan isyarat mata. Mata yang mulai memerah dan mengeluarkan air mata karena menahan sakit, pria itu tidak dapat bersuara meskipun Eve tahu ia berusaha meminta bantuan pada Eve. Namun mulutnya dibekap oleh sebuah lakban hitam sehingga Kevin hanya bisa mengeluarkan sedikit desahan pilu.
Wajah pria itu begitu pucat, mungkin karena sudah lama ia kehilangan darah karena sedari tadi Adam sudah memasak daging yang Eve yakini adalah daging dari paha Kevin. Eve bangkit dari duduknya, berniat untuk menyelamatkan Kevin namun terhenti karena Adam menatapnya tajam.
Adam tetap bersikap santai, menyelesaikan masaknya dan menaruhnya di atas meja makan. Eve membuang muka, asap yang menggumpal dari daging itu mengenai wajah Eve. Tak tahan dengan aroma daging meski itu terasa sangat nikmat sekali pun, itu adalah daging manusia. Evelyn tidak akan pernah setega itu meski itu adalah Kevin yang menyiksanya selama dua hari.
"Duduklah Eve! Nikmati makan malammu." ujar Adam dengan sopan, tapi kegiatannya terhenti melihat Evelyn yang masih berdiri dari duduknya.
Adam menghela nafas, menaruh serbet dan pan ketempatnya semula dan mendekati Evelyn yang kedua matanya telah berkaca-kaca. Tak percaya ia benar-benar melihat Adam Rig dan segala kesadisan yang dilakukan oleh pria itu.
Perlahan, sentuhan Adam berada di pundak Evelyn. Seolah menyuruh gadis itu untuk duduk kembali di kursinya seperti gadis baik yang menuruti segala perkataan Ayahnya, seperti sebuah hipnotis bagi Eve. Ia terduduk di kursi sambil terus menatap Adam yang menuntun pundaknya untuk duduk.
"Jadilah gadis pintar Eve. Nah, begitu lebih baik." ujar Adam seraya tersenyum, Evelyn menatap Adam dengan pandangan nanar.
Ngeri, mual dan takut menjadikan tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, belum lagi melihat keadaan Kevin yang semakin mengenaskan. Tapi entah mengapa, ia masih belum bisa melawan Adam. Bukan karena rasa takut pada pria itu, tapi sepertinya Adam memiliki alasan tersendiri dalam menyiksa orang dan memakan dagingnya.
Itulah yang Evelyn pelajari dari seorang Adam Rig...
Air mata Evelyn akhirnya mengalir, Adam yang melihatnya segera menghapus buliran bening dari wajah mulus Evelyn dengan lembut menggunakan jarinya. Jari yang kasar itu bertemu dengan kulit mulus Evelyn, ada gelenyar aneh yang menjalar di tubuh Eve.
"Katakan padaku Miss Hunter! Apa kau masih akan menjebloskanku ke penjara?" Tanya Adam, dengan nada suara lembut namun penuh dengan penekanan.
"Ya." Jawab Evelyn dengan mantab meski hatinya berkata tak ingin menyakiti pria itu, Adam mengangguk mengerti. Meski Evelyn terlahir dari Ayah yang adalah seorang Night Hunter, namun Ibunya selalu mengajarkan kebaikan kepada Evelyn agar gadis itu tidak menjadi seorang Psikopat seperti waktu ia kecil dulu, dan itu berhasil.
Evelyn cantik tumbuh dengan hati yang bersih, sesuai dengan wajah cantiknya serta keberanian. Dan itulah yang membuat seorang Adam Rig mengagumi karakter gadis itu.
Sesuatu dari dalam diri Evelyn menarik Adam Rig kepadanya...
"Kau tidak suka jika aku berkeliaran di luar dan bertemu denganmu, hmm?" Tanya Adam lagi, kali ini Evelyn menggeleng. Meskipun ia akui, ia turut senang dapat bertemu dengan Adam Rig tanpa batasan jeruji besi dan nampak rapi seperti ini. Tapi, Adam Rig tetaplah seorang narapidana.
Dan semua ini adalah kesalahan Evelyn, jika saja ia tidak mengunjungi Adam kala itu, pria itu akan tetap berada di penjara saat ini. Dan ia menyadari lagi, bahwa ia telah merepotkan banyak pihak atas kaburnya Adam Rig dan mengakibatkan banyaknya orang terbunuh.
Itu semua salah Evelyn, dan sudah seharusnya ia mengembalikan Adam Rig lagi ke dalam penjara.
Adam tersenyum ke arah Evelyn, "kau gadis yang memiliki ambisi tinggi Miss Hunter." ujar Adam lalu berbalik membereskan peralatan masaknya. Dalam hati Adam, sesungguhnya ingin sekali ia membunuh Evelyn dan memakan hatinya semenjak kali pertama gadis itu menginjakkan kaki di selnya.
Keturunan Hunter yang sangat ia benci karena telah menyebabkan kematian Ayah angkat dan membuat wajahnya rusak sebagian, namun, saat melihat kebaikan yang ada di dalam diri gadis itu. Seorang Adam Rig menjadi luluh, dan ia benci ketika mengetahui ada seseorang yang menyakiti gadis itu, seperti Kevin.
Adam membereskan kekacauan yang ia buat di dapur, membawa tubuh Kevin menjauh dari meja makan yang mungkin telah merusak selera makan Evelyn. Pikir Adam begitu.
Namun saat Adam menggiring kereta dorong milik Kevin, tiba-tiba Evelyn menyerangnya dengan sebilah pisau yang entah bagaimana gadis itu memiliki keberanian untuk menyerangnya.
Tapi Adam begitu sigap, ia tahu dan telah memperhitungkan jika Evelyn akan menyerangnya. Dari jawaban gadis itu bahwa dia akan tetap mengembalikan Adam ke penjara bagaimana pun caranya. Dan menyerang seorang kanibal yang sama sekali belum menyentuh makanannya adalah ide yang buruk.
Adam menangkap kedua tangan Evelyn tentu dengan gerakan yang mudah, pergelangan tangan yang mungil itu ia genggam dengan kuat dan menjatuhkan pisau yang hendak Eve gunakan mungkin untuk menusuk Adam.
Adam menyeringai, saat ia memojokan Evelyn ke dinding dan menghimpit tubuhnya.
Evelyn berontak, meski ia tahu itu sama sekali tak berpengaruh besar pada dekapan Adam di kedua tangannya.
"Atas dasar apa kau memiliki keberanian dengan pisau itu Miss Hunter?" Nafas Adam sedikit memburu, saat Evelyn membalas tatapannya. Gadis itu benar-benar ingin merenggut kebebasannya. Dengan memasukan Adam kembali ke jeruji besi sementara Adam tak bisa membiarkan hal itu terjadi.
Evelyn sudah terlalu jauh memasuki dunianya, dia tidak tahu bahaya apa saja yang akan mengintai Evelyn seperti yang Kevin lakukan.
"Jika kau mencintaiku, maukah kau berhenti melakukannya?" Kata Adam, wajah itu kini sangat dekat dengannya. Kali pertama Evelyn menatap dengan intens kedua mata yang ternyata begitu biru sebiru laut itu, begitu indah namun mematikan.
"Tidak akan." Jawab Eve singkat, Adam mengangguk lagi. Eve mungkin merasa bersalah atas semua kejadian ini dan Adam sadari hal itu.
"Well, kalau begitu kau akan ikut bersamaku selamanya." ujar Adam dan membekap mulut Evelyn tiba-tiba membuat gadis itu histeris.