Sadistic 5

991 Words
Brak!!! Evelyn terdiam di kursi saat Kevin membanting sebuah map tebal di meja interogasi, wajahnya masih sedikit lebam karena terkena hantaman tiang jalan dan perban di dahinya. Evelyn duduk dengan wajah tertekuk tak menatap Kevin sedikit pun, sampai detik ini, ia masih memikirkan Adam Rig, pria yang hampir saja ia temui namun terhalang oleh ledakan itu. Ledakan yang sengaja dibuat oleh Adam, Evelyn tidak mengerti apa tujuannya. Memusnahkan seluruh polisi yang membuntutinya, atau memberi tahu dunia bahwa Adam Rig telah kembali dan memberikan teror bagi warga kota. Karena ada puluhan, tidak, ratusan orang di dalam gedung itu mati terpanggang. Persis seperti kasus ledakan yang terjadi saat tahun kelahirannya dulu... Sementara Kevin tak berhenti berjalan kesana-kemari dengan emosi hampir meledak, ia mengusap kasar dagunya. Menonton saluran televisi yang menyiarkan berita ledakan di pusat perbelanjaan itu. Pihak mall juga membenarkan itu semua adalah ulah Adam Rig, berdasarkan rekaman CCTV yang berhasil terselamatkan. Evelyn melirik ke arah televisi yang ada di ruangan interogasi, saat menampilkan rekaman hitam putih, Adam Rig berjalan santai dengan jaket dan topi hitamnya, hati Evelyn terasa diremas saat melihat wajah yang tidak terlalu jelas itu. Wajah yang sudah lama tidak ia temui, Evelyn sendiri tidak mengerti apa yang terjadi pada perasaannya. "Bisa kau jelaskan ini semua?!" Nada suara Kevin meninggi, hampir menggebrak meja dan itu cukup membuat Evelyn turut emosi. "Aku sudah menuntunmu ke Adam bukan? Tapi kalian tidak bisa menangkap dia, bukannya seorang poisi telah memberitahumu ketika aku keluar dari rumah itu?" Cecar Evelyn. "Aku sedang ada pekerjaan..." balas Kevin. "Atau kau terlalu takut berhadapan langsung dengan Adam Rig!" Potong Evelyn dengan senyum remeh. "Dengar gadis kecil! Jika aku berhadapan dengannya maka aku akan langsung membunuhnya!!!" Bentak Kevin berteriak tepat di hadapan wajah Evelyn, mencengkram kedua pipi Evelyn dan hampir saja menampar gadis itu. Tapi Evelyn sama sekali tidak merasa terintimidasi oleh orang ini. "Hm, kita lihat saja nanti." ujar Evelyn pelan, masih tersenyum saat Kevin mulai melepaskan jemarinya di pipi Eve. Sungguh, Kevin bukanlah tandingan Adam Rig. Dan menantang pria itu sama saja menantang maut. Adam mungkin bisa saja membunuh Kevin secara langsung atau mungkin membuat Kevin kehilangan pekerjaan dan karirnya. Tapi, itu terlalu mudah dan tidak menarik sama sekali bagi Adam Rig. Adam telah membuat Kevin kehilangan beberapa polisi dan memporak-porandakan media dengan ledakan itu, tapi Kevin sama sekali tidak mundur padahal itu adalah alarm dari Adam agar Kevin menjauhi urusannya. Dan pada akhirnya, Kevin telah mengusik serigala yang sedang duduk manis di singgasananya. "Kau tidak ada gunanya sama sekali Miss Hunter. Oh tidak, mungkin aku bisa menjadikanmu umpan." Kevin menyeringai, Evelyn mengernyitkan dahi. Semua orang yang ada di kota ini, seperti Psikopat baginya. Dalam kasus ini, sebenarnya, Evelyn dengan senang hati menjebak Adam Rig dan kembali memasukan pria itu ke dalam penjara. Karena, Eve sadari ini semua adalah kesalahannya. Ia yang pertama kali mendatangi sel Adam dan telah membangkitkan sisi sadis pria itu hingga berhasil kabur dari penjara. Maka dari itu, Eve dengan senang hati akan membantu. Tapi, setelah tahu sifat detektif yang menangani kasus Adam Rig ternyata adalah pria gila yang menginginkan ketenaran. Eve jadi berpikir kembali untuk melakukannya, meskipun ia tidak rela jika Adam Rig terus berkeliaran di luar sana. "Umpan? Apa maksudmu?" Tanya Eve, ia mulai waspada. Kevin pasti sudah gila, dan mungkin lebih gila dari Adam sendiri. Evelyn berdiri dari duduknya, sebelumnya ia sempat pamit pada Kevin bahwa ia sedang ada urusan penting di rumahnya. Melihat gelagat Kevin yang mulai tak terkendali, Evelyn harus benar-benar waspada. Terkadang kita semua tidak bisa membedakan, mana yang benar-benar jahat dan mana yang ternyata baik. Karena, topeng manusia itu berbeda-beda. Namun, saat Eve hampir menuju pintu keluar. Kevin mendekatinya dengan tiba-tiba dan menodongkan sebuah senjata di belakang pinggul Evelyn. Kevin kembali menutup pintu, berbisik kepada Eve jika dia tidak mau bekerja sama. Maka, tamatlah riwayatnya. Evelyn sudah dapat menduganya, di sini, bukanlah Adam Rig yang jahat. Melainkan orang-orang yang berusaha memburunya, termasuk Kevin. Evelyn hanya bisa terdiam, entah apa yang akan dilakukan oleh Kevin dan maksudnya sebagai 'umpan' tersebut. Tapi perasaan Evelyn mengatakan, ini akan menjadi hal yang menegangkan. Evelyn menarik nafas dalam-dalam, berusaha tenang dan berpikir cerdas seperti yang dilakukan Adam. Mungkin itu akan membantunya melarikan diri dari Kevin. Saat mereka berdua keluar dari ruangan interogasi, Kevin masih menodongkan senjata namun dalam keadaan tertutup. Menaruh senyum palsu ke semua orang dan menuntun Evelyn keluar dari kantor polisi. Seseorang sempat menyapa Kevin saat hendak keluar, namun Kevin hanya menjawab jika ia hanya mengantar Evelyn pulang demi keselamatan gadis itu, akhirnya Kevin mengantarnya pulang. Evelyn tersenyum remeh, Kevin adalah Psikopat kelas pertama. Tapi tetap saja, dia bukan tandingan Adam Rig. Kevin membawanya ke parkiran, menaiki mobil Kevin yang akhirnya meninggalkan bangunan tersebut. "Kau mau membawaku kemana?" Tanya Evelyn yang duduk di sebelah Kevin. "Diam dan duduklah seperti gadis manis! Atau kuledakan kepalamu sekarang juga." Percayalah! Adam Rig tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Batin Eve. Beberapa menit berlalu, tak lama mobil berbelok ke sebuah perumahan. Dan berhenti tepat di depan rumah kayu yang sepi dan tak berpenghuni, Evelyn sempat berpikir itu adalah rumah Kevin. "Turunlah Miss Hunter, aku tidak sabar membuatmu menjerit dan membuat Adam Rig datang menyelamatkanmu seperti pahlawan." ujar Kevin sambil terkekeh, Evelyn makin khawatir saat Kevin menariknya keluar dari dalam mobil dan membawanya ke dalam rumah. Kevin sudah semakin jauh, dan memancing Adam untuk keluar bukanlah ide yang bagus. ... Prang..... Alexandra menjatuhkan beberapa piring saat menonton berita, sebuah ledakan yang terjadi di pusat perbelanjaan ternyata adalah ulah Adam Rig yang berhasil kabur dari tahanannya. Dan yang lebih menghebohkan media adalah, jurnalis yang ditugaskan untuk meliput berita Adam Rig kini menjadi target sasaran Adam Rig terus diinterogasi di kantor polisi. "Adrian....!" Jerit Alexandra, Jason pun tak kalah terkejut dari Ibunya. Terakhir ia mengantar Evelyn kembali ke rumah kontrakannya, kakaknya itu dalam keadaan baik-baik saja. Adrian turun dari tangga, buru-buru memakai jaketnya dan keluar dari rumah. "Aku ikut..." ujar Alexandra. "Tidak! Kamu jaga Jason di rumah!" Balas Adrian lalu segera meninggalkan rumah guna mencari putrinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD