Keramahan Paman Rama

1291 Words
Pandangan Marta dan juga Yuna kala itu menatap ke arah sebuah toko yang sudah cukup usang dan tua, dengan papan nama yang sudah sangat pudar hingga debu yang beterbangan di sekitarnya pun membuat Marta dan Yuna yakin jika toko ini pasti menyediakan barang-barang lama yang mereka cari. “Apakah kau yakin akan masuk ke dalam dan mengecek isinya? Tidakkah lebih baik kita pergi ke Lost and Found saja, Marta?” pandangan Marta kini tertuju kepada Yuna yang terlihat sangat meragukan toko Arm tersebut, melihat itu Marta menggelengkan Kepalanya dan kemudian berucap, “Akan menjadi lebih baik jika kita masuk dan melihat dulu isi dan ada di dalam toko ini, Yuna. Ayo!” ajak Marta kepada Yuna, keduanya kini keluar dari Jika* milik Yuna, sebelum akhirnya mereka pun berjalan mendekati gedung dari toko tersebut. Keduanya kini berhenti tepat di depan pintu kaca yang sudah tidak lagi tembus pandang, dan pandangan Yuna pun menoleh menatap knop pintu yang bertuliskan Push! Di sana, dan membuat Marta pun menghembuskan napasnya dan kemudian sedikit mengomentari pintu tersebut. “Kenapa dia tidak memasang pintu otomatis di sini? Bukankah sangat usang sekali jika kita mendorongnya?” gumam Marta, yang membuat Yuna menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan itu, “Mungkin ini lah sebabnya toko ini terlihat tidak terawat, karena jarang ada yang mau membuka pintu dengan cara yang kuno!” ucap Yuna menambahkan, dirinya pun segera mendorong pintu kaca tersebut agar keduanya bisa memasuki toko itu. KRINGG!!! “Oh!!” Suara nyaring dari bell yang tergantung beberapa centi di atas pintu tersebut pun membuat Marta dan Yuna terkejut, keduanya menoleh menatap ke arah bel usang yang baru saja berbunyi dengan sangat nyaring, yang tentu saja membuat mereka terpana karena jarang orang yang masih menggunakan bel seperti itu di tahun ini, atau mungkin ini lah satu-satunya toko yang seperti itu. “Selamat datang!!” “WAAAKKK!!!!” “AAAKK!!!” Suara sambutan dari sang pemilik toko pun benar-benar mengejutkan keduanya, hingga Marta dan Yuna berteriak cukup kencang karenanya. Pandangan Marta dan juga Yuna kini menatap ke arah seorang lelaki yang kini terlihat sangat menyesal karena telah mengejutkan kedua gadis cantik yang baru saja masuk ke dalam toko tersebut. “Ahaha … maafkan aku, maaf! Aku pikir kalian tidak akan seterkejut itu!” jelas seorang lelaki tua yang bertubuh tegap itu, dengan janggut dan juga rambut yang sepenuhnya memutih di sana, dan juga keriput dari wajahnya sudah menampakkan dengan jelas umur dirinya saat ini, meski pun seperti itu, lelaki tua di hadapan Marta dan Yuna masih terlihat sehat dan bahagia. “Jadi … kalian baru pertama kalinya datang ke toko ku?” pertanyaan dari lelaki itu itu membuat Yuna dan juga Marta saling bertatapan satu sama lain, sebelum akhirnya menganggukkan kepala mereka secara bersamaan, dan membuat Yuna pun berucap, “Aha ... Yeah, kami datang atas saran dari ibunya! Dia bilang jika kau menyediakan barang-barang yang kami butuhkan saat ini!” jawab Yuna kepada lelaki tua itu yang kini terkekeh dan menganggukkan kepalanya seraya berucap, “Tentu! Aku menyediakan banyak barang di sini, Young Lady~ ah, sebelum itu perkenalkan namaku adalah Daniel! Jadi, apa barang yang kalian cari itu, jika boleh aku tahu?” jawaban dan juga pertanyaan dari Daniel saat itu, membuat Yuna dan juga Marta saling bertatapan sebelum akhirnya Yuna pun berkata, “Bukankah seharusnya namamu adalah Rama?” pandangan lelaki itu segera menoleh meratap Yuna dan kemudian berucap, “Ouh … ouh! Yang boleh memanggilku Rama hanyalah orang yang sudah mengenalku, dan kalian anak muda … cukup panggil aku Daniel! Karena aku juga ingin namaku menjadi trend di masa ini!” jelas Daneil Aka Rama, yang membuat Yunda serta Marta mengulum senyuman mereka sebelum akhirnya menganggukkan kepala menyetujui saja apa yang dikatakan oleh Daniel saat itu. “Jadi, apa yang kalian butuhkan?” tanya Daniel lagi, kembali ke topik awal. “Eum, kami membutuhkan barang-barang dari tahun dua ribu lima belas, Daniel .. apakah kau memilikinya?” tanya Marta kepada Daniel yang kini terkekeh dan menganggukkan kepalanya seraya menepuk tangan kirinya dengan tangan kanannya sendiri, seolah ia sangat senang jika ditanya seperti itu. “Kau bertemu dengan toko yang tepat!! hahaha! Karena kau harus tahu, selama aku membuka kembali tokoku ini, banyak orang-orang yang tidak tahu apa yang aku jual di sini, yang tentu saja membuatku merasa kesal bukan?! kenapa mereka datang ke mari hanya untuk bertanya tentang apa yang aku jual?! tidakkah seharusnya mereka tahu apa yang aku jual dari papan nama yang ada di depan tokoku, huh?? ataukah mereka tidak membacanya?!” Pandangan Marta dan juga Yuna kini menatap ke arah Daniel yang berjalan ke kanan dan juga ke kiri seraya terus saja berucap dan mengomel mengenai orang-orang yang datang namun tidak mengetahui apa yang di jual oleh dirinya di sana, yang membuat Marta dan juga Yuna tersenyum untuk menahan tawanya, dan kemudian Yuna pun berdeham seraya berucap, “Eum … Daniel, tidak ada papan keterangan di depan tokomu ini!” ucap Yuna kepada Daniel yang kini mengerutkan dahinya dan menoleh menatap ke arah Yuna dengan segera dan kemudian bertanya, “Kau serius??” tanya Daniel, dan hal itu membuat Marta dan Yuna menganggukkan kepala mereka. “Iya, bahkan papan nama dari toko ini sudah tidak terlihat dengan jelas!” sambung Yuna kepada Daniel yang kini terkekeh dan menggelengkan kepalanya, “Yah … jika begitu, berarti aku yang salah!” ucap Daniel seraya tertawa dengan ramah kepada Marta dan Yuna, sehingga membuat kedua orang di sana kini merasa senang dan nyaman karena sikap ramah dan juga humble dari Daniel sang pemilik toko. ZRAAKK!!! “Yap! Jadi ini lah barang-barang pada tahun dua ribu lima belas yang kalian inginkan, semuanya ada di sini!” jelas Daniel kepada Marta dan juga Yuna yang kini mengerutkan dahinya menatap ke arah keranjang yang dipenuhi oleh barang-barang tahun dua ribu lima belas yang ada di dalam toko itu. Pandangan Yura dan juga Marta kini melihat sebuah kotak yang memiliki lensa yang menonjol di belakangnya, sebuah layar, sebuah Flash Disk yang sudah sangat ketinggalan jaman dan banyak benda yang sangat asing bagi keduanya.    “Ini adalah barang yang masih bagus, jadi mungkin harganya akan cukup tinggi!” jelas Daniel kepada Marta dan juga Yuna, yang membuat Marta pun kini mengerutkan dahinya dan meraih Flash Disk ketika ia tidak mengetahui harus ia gunakan seperti apa benda itu, “Apa gunanya benda ini, Daniel?” tanya Marta kepada Daniel yang kini menoleh dan segera berjalan untuk kemudian berucap, “Ini Flash Disk, benda ini adalah benda yang cukup trendi pada tahun itu untuk para pelajar!” jelas Daniel kepada Marta, yang membuat Marta kini menganggukkan kepalanya tanpa berucap apapun lagi, “Eum … Daniel, apakah kau memiliki baju yang stylist pada tahun itu?? karena yang kami butuhkan adalah baju dan tas!” ucap Marta kepada Daniel yang kini menoleh menatapnya, dan kemudian Daniel pun menghembuskan napas seraya berucap, “Hah … seharusnya kau katakan itu lebih awal! Ya!! tentu, aku memiliki banyak sekali gaun indah dan juga tas mini yang cocok untuk kalian berdua!” ucap Daniel kepada Yuna, “Ah! Tidak!! kami membutuhkan pakaian untuk laki-laki, Daniel!!” sela Marta kepada Daniel, yang kala itu langsung membuat Yuna menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan Marta di sana, dan hal itu membuat Daniel mengerutkan dahinya dan kemudian mengangguk. “Okay~ aku akan cari sebentar!” ucap Daniel kepada keduanya yang kini menghembuskan napasnya. To Be Continue. … P.S: *Jika (Jishaku Car / Mobil Magnet) : mobil yang tidak memiliki bahan bakar dan menjadikan magnet sebagai tenaga penggeraknya, selain tidak boros bahan bakar, mobil ini pun dapat menghasilkan listrik yang kemudian akan di tampung pada sebuah penampungan yang ada di dalam kotak mobil yang disebut dengan Baterai yang nantinya bisa digunakan untuk menerangi rumah-rumah atau menjadikan sebagai listrik cadangan di mana pun ketika para pemilik mobil ini membutuhkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD