BAB 20

1253 Words
Sudah hampir sore, Dylan dan emily baru saja sampai di Los angeles, Lumayan Lama melakukan perjalanan selama 5 jam 23 menit. Emily dan dylan masih dalam aksi diam-diaman, di pesawat pun mereka tak pernah saling mengobrol karena emily emang sedang kesal. Cello sejak lama sudah tiba menjemput Majikan serta istri majikannya. Di kejauhan sudah terlihat emily dan Dylan yang sedang berjalan menuju mobil. Cello Membukakan pintu mobil untuk keduanya, dylan membiarkan emily untuk masuk ke mobil duluan dan setelah itu ia baru menyusulnya. " langsung ke mansions " perintah dylan kepada supirnya. " Baik Mr " ujar cello. Di dalam perjalanan pun emily melihat ke arah berlawanan dan Berusaha agar tak sampai Menegur pria menyebalkan yang selalu saja membuat moodnya tak baik. *** Sampai di mansions Dylan dan Emily di persilahkan Darcyn untuk turun dengan membuka pintu Mobil. Darcyn adalah kepala Bodyguard di mansions Milik Keluarga Maxwell. " mommy.... " Teriak jean dan berlari ke pelukan Emily. Emily berlutut agar sejajar dengan Jean dan mengelus lembut rambut jean. " Hei Boy apa kabar ? " tanya emily sambil mengeratkan pelukannya. " mom, Jangan membelaiku disini, aku kan sudah bilang ke mommy, aku tak ingin terlihat seperti anak kecil di depan orang lain " Bisik jean. " oke oke, mommy lupa " balas Emily. Jean menggandeng Emily masuk ke dalam mansions menyusul Langkah kaki Dylan. Aishh Dylan benar-benar mengesalkan sama anak sendiri saja cueknya luar biasa! Batin emily. Di ruang keluarga terlihat paulina, raymond dan alice sedang menunggu. Emily sedikit menunjukkan Rasa hormatnya dengan cara membungkuk di depan kedua mertuanya. Alice memberi kode kepada emily agar emily duduk disampingnya. Emily pun lalu duduk di samping alice. " bagaimana kabarmu kakak ipar ? " tanya alice. " aku baik alice " " syukurlah " ujar Alice. Genggaman tangan Jean tak pernah lepas dari tangan emily seakan anak ini takut jika Emily pergi lagi. " jean, kau tak menegur daddy ? " tanya Paulina. Jean menggeleng. " kenapa sayang ? " tanya emily, sesekali pandangannya mengarah kepada Paulina yang emang sejak awal tak pernah menyukainya. " daddy tak membawaku bersama mommy " ujar jean " lain kali kita akan pergi liburan keluarga, bukan cuma daddy, Mommy tapi dengan semuanya " Ujar dylan. Emily menoleh mengarah dylan, ia baru mendengar dylan menyebut mommy di depan Jean putranya. " benarkah ? " tanya jean tak percaya. " iya Jean " Jawab dylan. " apa Mommy bisa minta satu hal sama kalian ? Anggap saja ini permintaan Terakhir mommy " ujar paulina dengan tatapan yang serius. " ada apa mom ? " tanya Dylan heran. " mommy ingin kalian tinggallah disini, jika kalian pergi Mommy akan sangat merindukan Jean " " benar kata mommy-mu, Kalian tinggallah disini, lagian Mansions ini kan besar, kalian bisa bebas disini seperti di rumahmu " Sambung Raymond. Dylan Sejenak terdiam. Emily hanya diam menunggu keputusan Dylan, di manapun ia tinggal itu benar-benar tak masalah baginya. " bagaimana sayang ? " tanya paulina kepada dylan yang masih sedang berpikir. " baiklah " jawab Dylan singkat. " jadi kau setuju ? " tanya paulina. " bukankah itu yang mommy inginkan ? " " thanks sayang " Ujar paulina senang. *** Emily saat ini sedang berada di kamar. Dia baru saja selesai mandi karena perjalanan berjam-jam membuatnya sangat gerah. Dylan masuk kedalam kamar dan melihat emily yang hanya mengenakan baju handuk dan duduk di tepian Ranjang. Dylan langsung masuk ke kamar mandi. Lima belas kemudian Dylan selesai mandi, ia melangkah keluar dan melihat emily masih duduk di tepian ranjang Masih dengan Baju handuk yang ia kenakan. Suara ketukan pintu kamar, dylan mempersilahkannya masuk. Terlihat maid Pria sedang membawa Koper Mini milik emily. Emily langsung menghampiri Maid pria itu dan Mengambil Kopernya, setelah itu ia masuk ke kamar ganti. Dylan sebenarnya tau emily sedang marah padanya tapi ia juga tak bisa mengatakan apapun. Terdengar suara ketukan pintu kamar, dylan membukanya dan Melihat Henry berdiri di depan pintu. " apa kau sudah membelinya ? " tanya dylan. " iya mr, ini " Ujar henry memberikan Tas kecil berisi ponsel tersebut. " oke " ujar dylan sambil menutup pintu kamar. Emily keluar kamar mandi, seperti biasa dengan mengenakan pakaian yang benar-benar sederhana. " itu ponsel buat kamu " ujar dylan dengan menunjuk ponsel di atas meja dengan matanya. Emily mengangkat alisnya karena keheranan. " tak usah heran begitu, aku hanya mengganti Ponsel yang sudah aku buang tadi, jangan khawatir nomor di dalamnya tetap nomormu yang dulu " Ujar dylan. Tumben pria Menyebalkan itu Banyak bicara! Batin emily. Emily mengambil ponsel yang di berikan Dylan, dan melihat ponsel Edisi terbaru yang sudah booming beberapa Hari terakhir ini. Emily mengaktifkan ponselnya Dan membawanya pergi bersamanya meninggalkan Dylan. Emily meninggalkan kamar dan berdiri tepat di pinggiran tangga, ia menekan ponsel edisi terbaru itu dan Menekan nomor yang sudah di hafalnya di luar kepala. " hello andrew.. " sapa emily.. " ...... " " Sorry, tadi itu ponselku terjatuh, bagaimana kau di los angeles, tepatnya di mana ? " " ....... " " oh aku akan menyuruh seseorang mengantarku ke apartemenmu, Apa ada pekerjaan buatku Andrew ? " " ....... " " aku emang sudah bekerja tapi Aku sudah Resign sejak beberapa hari yang lalu karena ku pikir pekerjaan itu gak cocok Denganku " ujar emily, Andrew memang mengetahui emily sudah menikah tapi Andrew tak tau emily menikah dengan siapa. " ........ " " benarkah ? Aku berharap aku bisa lolos, kau kan tau aku memiliki impian besar Menjadi seorang model sejak dulu " Ujar emily senang. " ........ " " oke andrew aku akan menemuimu nanti " Ujar emily mengakhiri telfon. Emily hendak berjalan menuruni tangga tapi Tatapan Alice membuatnya terkejut. " alice ? Kau-- " " kakak ipar, kau mau menjadi model ? " tanya Alice.. " ssstt.. emily menyuruh Alice diam. Iya, tapi kau jangan Ribut, aku tak ingin Dylan dan keluarga yang lain tau jika aku memikiki niat Menjadi Model " Ujar Emily berusaha membuat suaranya sedikit pelan agar tak ada yang mendengarnya. " tapi itu kan niat bagus menjadi seorang model, walaupun penampilan kakak ipar seperti ini tapi jika kakak ipar mengatakan kepada kak dylan, Kak dylan mungkin bisa membantu " Ujar alice. " jangan alice, Pleasee... jaga rahasia ini ya!! hanya kau dan aku yang tau, aku berharap kau mau membantuku " Ujar emily berusaha membuat alice mengerti. " dengan cara apa aku bisa membantumu ? " " bantu aku saja bagaimana Menjadi seorang model Alice " " tapi kakak ipar, apa kau sanggup ? Menjadi seorang model kan tak segampang berjalan seperti biasa, kau pasti akan memiliki banyak tantangan " " lagian ini kan Baru Kontes, aku juga hanya mencobanya " " oke kakak Ipar, katakan saja apa yang bisa ku bantu " ujar alice tersenyum. Syukurlah anak ini bisa mengerti! Batin emily. " tapi kakak ipar pertama-tama yang harus kau lakukan merubah penampilanmu " " untuk urusan itu kata Temanku Itu tak masalah yang terpenting aku memiliki syarat menjadi seorang model, tinggi dan lingkar pinggang " " jadi kau tak berniat mengganti penampilanmu ? " " iya, aku lebih suka seperti ini " " kalau begitu buang jauh-jauh pikiranmu Untuk menjadi seorang model " " aku akan mencobanya dulu alice " " terserah kakak ipar saja " " tapi kakak ipar, ini ponsel siapa ? " sambung alice. " ini ponsel pemberian dylan, soalnya dia membuang ponsel lamaku " Ujar Emily. " ponsel ini kan ponsel edisi terbaru " " aku ga mengerti hal begituan alice, asalkan aku bisa mengirim sms dan menelfon itu cukup "
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD