BAB 19

1209 Words
Esok paginya dylan dan emily sudah bersiap kembali ke LA. Darco sudah Memesan tiket pesawat untuk Bosnya serta istri bosnya kembali ke Los Angeles. Dylan dan emily duduk di lobby hotel menunggu darco mengambil mobil dan mengantarkan mereka ke bandara. Dylan masih sibuk membaca Koran paginya dan emily hanya bisa duduk diam mengelilingi Hotel dengan memutar bola matanya. Tak lama kemudian seorang wanita menyapa. " hei Dylan " sapa mikaela wanita cantik seorang designer ternama di amerika. " Oh kau Mikaela ? " Mikaela duduk di samping dylan kebetulan kursi itu sejak tadi emang kosong. " iya, tapi kau udah mau Cek out ? " " udah sejak tadi " " kamu mau kemana setelah itu ? " " pulang ke LA " " ya kok gitu sih, Aunt paul kan menyuruhku kemari untuk menemuimu dan menemanimu " Ujar Mikaela. Emily menoleh ke arah mikaela dan Menatapnya dengan tatapan kesal. Wanita itu cantik sekali, ga ada apa-apanya sama aku, siapa yang ga mau sama wanita itu! Batin emily. Dylan terkejut nendengar alasan mikaela berada di new york. " mommy menyuruhmu kemari ? " tanya dylan berusaha memastikan apa yang ia dengar barusan. " Mr, mobilnya sudah siap " Ujar darco. Dylan hanya mengangguk. " hmm iya... aku juga kan baru selesai gelar Fashion show di new york, aku udah lama kepengen balik ke LA tapi Aunt paulina mengatakan kau akan kemari, karena itu aku menunda kepulanganku " ujar mikaela. Sepertinya ia sudah tak segan dengan dylan, ia tak seramah dengan Formal lagi, siapa lagi jika itu bukan dorongan paulina yang menginginkan Mikaela jadi menantunya. Emily merasa perasaannya hancur mendengar ibu mertuanya mendekatkan dylan dengan wanita lain yang emang lebih berkelas di bandingkan dirinya. " trus, ini siapa ? " tanya mikaela menunjuk emily yang sejak tadi duduk manis di samping dylan. " oh dia-- " dylan benar-benar ragu untuk mengenalkan emily kepada mikaela. Emily menatap dylan penuh pertanyaan kenapa Jawaban dylan terhenti ketika mikaela menanyakan tentang dirinya. " dia siapa ? " tanya Mikaela lagi. " dia teman " ujar Dylan. Hati emily seperti tersayat pisau, pisau tajam yang sekali potong bisa melukai Orang, itulah yang ia rasakan saat ini. Emily gemetar, ia tak sanggup berdiri apalagi mendengar dylan tak mengakuinya sebagai istri, ia pun hanya bisa menangis dalam hati, tak sanggup ia mendengar hal itu setelah malam panjang yang ia lewati bersama dylan dan melewati hujan dengan Bahagia. Sebenarnya aku ini siapa ? Kenapa aku begitu bodoh mengharapkan pria yang emang susah untuk ku raih! Batin emily. Dylan menatap emily, berusaha memberikan emily Penjelasan dengan caranya ia menatap Emily. Berusaha menyalurkan kata hatinya kepada emily walaupun emang susah untuk ia lakukan. Mikaela tersenyum puas mendengar Jika wanita yang disamping dylan hanya teman. " aku jadi tak sabar bertemu denganmu Lagu Dylan, tunggu aku di LA " ujar Mikaela. Rasa sakit itu semakin membunuhnya. Membunuh saraf-saraf ototnya sampai bergerakpun susah ia lakukan. Emily tak punya apapun yang ingin ia katakan, ia berusaha meredam kekesalannya agar tak menjadi keributan nantinya. " kalian kenapa ga tungguin haa ? Udah mau pulang aja tapi ga bilang-bilang " tanya jake yang tiba-tiba nongol. Jake membulatkan matanya penuh melihat mikaela sedang berada di antara Emily dan dylan. Mikaela adalah mantan kekasih jake. Mantan kekasih yang pernah jake Cintai tapi Mikaela lebih memilih Karirnya di Dunia fashion daripada harus bersama Jake di los angeles. Setelah kembali pun Mikaela lebih memilih dylan dibandingkan dirinya. Itulah penyebab Jake Sampai sekarang selalu bergonta ganti wanita alasannya karena membenci mikaela. " hai jake.. apa kabar ? " sapa Mikaela. Dylan tau hubungan antara Jake dan Mikaela jadi ia berusaha diam di tempat dan tak mengeluarkan suara. Biarkan suasana yang membawa jake dan mikaela ke alam sadar mereka. Emily pun keheranan dan menyaksikan Tatapan Yang menghujam antara jake dan mikaela. Mikaela dulunya adalah wanita yang sederhana, berkepribadian Menarik dan itu paling di sukai Jake darinya. Mikaela berusaha keras berada di posisinya sekarang karena jalan pintas yang ia ambil menjadi simpanan Pria kaya yang juga dikenal baik Oleh Dylan. Bisa di bilang saingan Bisnis dylan dan Jake. Ada apa dengan tatapan mereka!batin emily. Jake tak menjawab pertanyaan Mikaela dan Duduk di samping Emily tanpa menoleh ke arah Dylan. " kau sudah mau pulang Emily ? " tanya Jake basa basi walaupun ia sudah tau pasti jika Hari ini Emily dan Dylan Akan kembali ke LA. " iya nih padahal aku masih kepengen lama-lama disini " Ujar emily. Tatapan dylan mengarah kepada Sepupu dan istrinya yang sibuk sendiri tanpa menghiraukan dirinya dan juga Mikaela yang kini sedang menatap jake. Suasana menjadi Agak Canggung antara emily dan dylan begitupun jake dan Mikaela. Emily tertawa dan tersenyum bersama Jake, seakan emily lebih senang dan bahagia berada di dekat Jake hal itu tak di sukai dylan, Rahangnya makin mengeras, apalagi setau Dylan Jake mengagumi istriya yang sederhana itu. Dylan beranjak dari Duduknya. " ayo " ajak dylan dan Berjalan duluan membelakangi tempat duduk mereka. " jake, mikaela aku duluan ya sebelum beruang kutub itu Marah besar " ujar Emily sambil melangkah menyusul dylan. Sepeninggalan Dylan dan Emily, jake dan mikaela menjadi canggung. Lobby seramai ini terasa canggung bagi mereka berdua. Mikaela berusaha menahan dadanya agar tak sampai kehilangan nafasnya. Sampai jake melangkah meninggalkannya tanpa mengatakan apapun dan tanpa menoleh sekalipun. *** Di dalam perjalanan menyusuri pusat kota Manhattan menuju Bandara, emily dan Dylan hanya saling diam. Tak satupun suara yang terdengar dari mereka berdua. Suara dering Ponsel emily. Ia tersenyum ketika melihat Nama Andrew Heaton Di layar ponselnya. " hello andrew, apa kabar ? " sapa emily. " baik, kamu di mana emily ? " " di new york, ada apa ? " " kau ngapain berada di New york ? Aku di Los Angeles, Kata Mommy-mu kau di LA dan sekarang aku juga sudah bekerja di sini, apa kita bisa ketemu ? " " oke Andrew, aku juga lagi dalam perjalanan kembali ke LA, kamu tunggu a-- " Belum juga emily menyelesaikan perkataannya dengan cepat dylan mengambil Ponselnya dari telinganya dan membuangnya lewat jendela kaca mobil. Ponsel butut yang begitu menyimpan banyak kenangan akhirnya hancur karena sikap kasar dylan. Bagaimana ia bisa membeli yang baru sedangkan uang saja ia tak punya. Emily Melihat Ke belakang, ia sedih ponselnya telah Hancur. " ada apa denganmu ? Kenapa kau membuang Ponselku ? kenapa ? Itu ponselku satu-satunya Dylan, kenapa kau membuangnya ? " tanya emily kesal. " ponsel butut begitu kenapa harus kamu pertahankan ? " " asal kamu tau ya, ponselku itu emang butut tapi aku membelinya dengan jerih payaku sendiri, kau orang kaya tak akan pernah mengerti bagaimana rasanya Kehilangan barang yang sudah dibeli dengan hasil kerja keras, kau membuangnya seperti itu aku merasa kehilangan segalanya, Aku sedang berbicara dengan temanku, kenapa bisa kau memutuskannya begitu saja ? Kenapa kau sangat jahat Dylan ? Aku tak pernah menjahatimu ? Tapi kenapa aku-- " emily tak sanggup melanjutkan perkataannya, Dylan benar-benar mencabik perasaannya. Emily pikir ia tak akan pernah menerima kekasaran Dylan lagi setelah mendengar Dylan mengatakan cinta padanya ternyata sama saja. Atau hanya sekedar menginginkanku malam kemarin karena itu dia bersikap manis ? Apa karena itu ?! Batin emily. Dylan merasa bersalah apalagi melihat wajah kesal Emily. Dylan pun tau kenapa ia sampai berpikiran membuang ponsel emily hanya satu alasan dari sikapnya yaitu cemburu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD