"Namanya Marissa," Ario menatapnya. "Siapa dia?" Ranti menunduk, sejujurnya tidak ingin mendengar terlalu detail. Apalagi setelah tahu kalau M itu Marissa, perempuan cantik itu. Tapi, akan tidak enak dan tidak mau kalau mendengar dari orang lain. Jadi, mau tidak mau ia harus tahu agar tidak salah paham. Ario memeluknya, "Teman lama, sempat dekat. Mmm... Mantan dulu kuliah." Ranti diam, kenapa hatinya tidak enak? "Kamu masih berhubungan?" Ranti merasakan tenggorokannya sedikit serak, menahan tangis. "Tidak, sudah lama tidak pernah kontak. Akhir-akhir ini saja dia tiba-tiba kirim pesan dan menelepon," terang Ario. "Sejak putus, hampir tidak pernah berkomunikasi." "Lalu kenapa dia kontak kamu? Kenapa dia bilang kangen kamu? Kenapa malam-malam begini dia bisa bebas meneleponmu?" Ranti m