Aku masih terdiam di posisiku meski SUV yang membawa Mas Rio tak lagi nampak. Titik pandangku lalu turun, menatap sehelai kain yang kugenggam. Menjelang makan siang tadi, ia berganti baju, khawatir setelan pilihanku terkena noda. Dan usai kami berciuman menjelang keberangkatannya, aku memaksanya bertelanjang dad4 untuk mengganti pullover di tanganku ini dengan t-shirt pemberianku yang bagian punggungnya bertuliskan ‘pacarnya Reina, dilarang ganggu!’ dalam tiga bahasa; Indonesia, Belanda, dan Inggris. Bagaimana ini? Aku bahkan sudah merindunya. Pullover Mas Rio aku kenakan. Wanginya masih melekat. Ada wangi tubuhnya yang berpadu dengan aroma parfum, menciptakan scent unik yang hanya Mas Rio miliki. “Baju aku, Rei?” “Buat Reina aja.” “Eh jangan!” “Kenapa?” “Belum Mas cuci. Uda