“Saya lupa persisnya kapan. Yang jelas Teteh masih SMA. Pulang sekolah dia kelihatan capek banget dan memang baru sembuh dari typhus juga.” Papi Ari memulai kisahnya. Gue sudah kembali ke tempat duduk semula setelah kalung yang tadinya mau gue kasih saat Reina ngantar gue ke bandara, terpasang sempurna di lehernya. “Kelas sebelas, Pi,” sahut Mami, mengingatkan sang suami. Papi mengangguk, lalu mendekatkan mic dengan mulutnya kembali. “Waktu itu, Reina minta dibangunin sebelum saya tidur berhubung masih ada tugas yang belum ia kerjakan. Saya sanggupi tentu saja. Di meja belajarnya, muncul dari selipan jurnal, ada selembar foto yang bikin saya sadar ternyata putri saya sudah beranjak dewasa, sudah menggenggam salah satu fitrah yaitu menyukai lawan jenis. Sama seperti ayah yang lain,