Hati yang terus bertanya

1226 Words

"Mbak, Kak Langit kemana ya?" Anggia duduk di kursi, di samping meja dapur. Mbak Imah, saat itu sedang memasak untuk makan malam pun menoleh. "Eh, Neng Anggi. Saya kurang tahu, tapi mungkin ke kafe." Anggia menautkan kedua alisnya, Langit biasanya kalau ke kafe. Akan meminta ijin padanya dahulu. Kecuali, kalau laki-laki itu perginya dimalam hari, ketika Anggia sudah tertidur. "Ko awal banget, ke kafenya. Kan biasanya Kak Langit ke kafe malam doang," "Iya sih, biasanya gitu." Mbak Minah sejenak tampak berpikir, "... mungkin ia pergi ke rumahnya Non Calysta." Kerumahnya Calysta? Ngapain? Tapi Anggia hanya bisa bertanya di dalam hatinya saja. Ia tidak enak kalau harus bertanya terus pada Mbak Minah. Memilih bangun, Anggia berjalan ke arah tengah rumah. Ketika Mbak Minah kembali memangg

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD