Louisa meremas-remas telapak tangan yang ada di atas pangkuannya. D*da wanita itu bergerak naik turun dengan cepat. Matanya masih belum lepas dari kuncian sepasang mata tajam milik papa Ellio. Wanita itu membuka sepasang bibirnya. “Aku tidak punya syarat yang lain. Hanya itu.” Mulut Louisa kembali tertutup mendengar tambahan kalimat yang keluar dari mulut Sebastian. Sebastian seolah tahu apa yang akan dia katakan. Louisa kembali meremas kedua telapak tangannya. Napas wanita itu semakin memburu. Louisa menutup kelopak matanya hingga tautan mata dua orang yang duduk berhadapan itu terputus. Louisa membuka kembali kedua matanya setelah lebih dari lima detik, bersamaan dengan terbukanya mulut wanita tersebut—memberikan jawaban yang mampu membuat sang pemilik ruangan menarik lebar kedua sudu