Dua Puluh Enam

202 Words

Eza maju selangkah ingin memeluk Alesha, namun Alesha langsung menghindar. "Gue nggak butuh dikasihanin." "Maaf gue salah satu alasan lo sakit hati lo." "It's okay, gue nggak nyalahin lo kok, emang takdir aja yang nggak bagus buat gue." Darel yang sedari tadi memperhatikan dari pintu kamarnya pun akhirnya ikut nimbrung ke obrolan itu. "Oksigen yang saat ini kamu hirup itu adalah sesuatu yang harus kamu syukuri. Kamu masih diberikan akal, kamu sehat, dan kamu masih bisa beraktivitas normal. Itu hal yang harus disyukuri banget. Banyak orang yang nggak seberuntung kamu di luaran sana." "Nggak usah bacot!" Darel melirik jari Eza. "Za, mending tangan lo diobati sana." Eza pun langsung ke kamarnya, meninggalkan Darel dan Alesha di dapur. Darel maju beberapa langkah. "Kamu harus banyak be

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD