06 - Labirin Masa Lalu

2113 Words
Tinggalin komentar kalian dong buat part ini ! Happy Reading! ****** Amanda terkesiap setelah ia menyadari apa yang sedang ia lakukan. Amanda menatap lekat telapak tangannya yang sedang bermain dengan lolipop keras milik pria tampan misterius di hadapannya. Dengan sekuat tenaga, Amanda mendorong kuat tubuh pria bernama Darko itu yang sedang asyik menikmati bibirnya. Wanita cantik itu yakin, jika saat ini bibirnya telah membengkak akibat ciuman liar yang membabi buta, tetapi menyenangkan yang dilakukan oleh pria itu. Tubuh Darko bergerak mundur sehingga menciptakan jarak akibat dorongan Amanda. Pria itu tidak siap mendapat serangan tiba-tiba. Telapak tangan halus Amanda mendarat dengan sempurna pada pipi kiri Darko. Rasa sakit, kebas dan panas seketika merambati wajah pria tampan itu. Senyum miring penuh dengan ejekan seketika muncul di wajah cantik arsitek itu menatap ekspresi terkejut Darko atas tindakannya. "Sebuah bayaran yang setimpal untuk bibirku yang telah membengkak malam ini," sinis Amanda. Darko memegang pipi kiri dan menggosoknya secara perlahan. Pria itu terkekeh mendengar ucapan sinis yang diberikan Amanda. Tamparan wanita itu sungguh membuatnya takjub. Amanda melangkah mundur, berbalik meninggalkan Darko sendirian yang sedang berdiri mematung menatapnya pergi. Wanita itu sangat bersyukur jika Darko tidak mengejarnya karena ia telah melakukan tindakan anarkis. Lagi-lagi, Amanda melakukan kecerobohan. Menampar pipi orang lain adalah tindakan kriminal yang bisa dituntut jika orang tersebut tidak terima diperlakukan demikian. Amanda sedikit ketakutan, membayangkan apa yang akan terjadi padanya jika Darko benar-benar melaporkannya pada pihak yang berwajib atas tindakannya tadi. ***** Tindakan Amanda membuat Darko tersenyum lebih lebar dari biasanya. Pria itu menyesapi secara perlahan cairan bening yang bisa membuatnya mabuk sambil mengingat apa yang baru saja dilakukan Amanda padanya. Keberanian wanita itu cukup bisa diberi acungan jempol, karena hanya Amanda yang melakukan semua itu pada Darko. Pengusaha tampan nan kaya raya itu yakin, jika wanita lain tidak akan bertindak demikian padanya. Mereka bahkan secara suka rela melemparkan dirinya pada Darko, hanya Amanda yang berbeda. Arsitek cantik itu sukses meninggalkan kesan yang mendalam pada Darko. Selain memandikannya dengan setengah gelas wine, kini wanita itu memberi bonus tamparan sebagai bayaran akan ciuman panas mereka. Darko semakin tertantang untuk mendekatinya. Tidak ada rasa sakit yang mendalam dirasakan Darko saat telapak tangan Amanda menyentuh pipinya dengan kekuatan yang cukup besar, bahkan jika Amanda memberinya tamparan 10x, Darko sangat yakin jika kadar ketampanannya tidak akan berkurang sedikit pun. Hanya saja, akibat tamparan itu, Darko semakin menginginkan Amanda untuk menjadi pasangannya dan tunduk di bawah kendalinya. Darko sengaja membiarkan wanita cantik itu merasa menang di awal perkenalan mereka. Akan tetapi, lihat saja nanti. Jangan panggil namanya Darko Dio Archelaus jika tidak bisa membuat Amanda bertekuk lutut dan patuh padanya. Semua akan ada waktunya. ***** Darko menyandarkan tubuh toplessnya pada sofa empuk yang ada di dalam kamar hotel tempatnya menginap. Misi yang ia pikir hanya akan memakan waktu tiga hari, tetapi ternyata tidak sesuai dengan prediksinya. Menakhlukan Amanda tidak semudah bayangannya. Arsitek keras kepala dan memiliki gengsi setinggi langit itu memiliki berbagai cara untuk mengimbanginya dalam hal bermain-main. "Kirim file penting melalui e-mail. Aku akan mempelajarinya dari sini, sepertinya Indonesia akan menjadi tempat yang paling mengesankan dan menyenangkan bagiku. Jadi, aku akan mengambil waktu lebih lama di sini," ucap Darko pada salah satu orang kepercayaannya. Ia menutup sambungan telepon, berdiri dengan gagah memandang cahaya lampu yang menerangi setiap sudut di Ibukota melalui jendela kamar hotelnya. "Aku akan memberimu satu kesempatan lagi untuk bermain, selanjutnya aku akan membalikkan keadaan," gumam Darko penuh percaya diri. ***** Amanda begitu larut dalam tumpukan pekerjaannya. Sepasang mata kucingnya, fokus dengan layar komputer yang menampilkan berbagai sketsa bangunan buatannya. Pikirannya mengenai kejadian semalam sedikit teralihkan pada deadline pekerjaannya. Yang Amanda inginkan saat ini adalah secepatnya menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan menghasilkan hasil yang memuaskan untuk kliennya. Namun, sepertinya harapannya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Fokusnya kembali hancur karena jemari lentiknya mengklik satu email yang baru saja masuk berasal dari temannya yang kini berada di London. Gabriella to me 03/28/2018 view details Aku bertemu dengannya di sebuah Restoran di London. Aku tahu kau sangat merindukannya, maka dari itu aku mengirimkan fotonya untukmu. Dia datang bersama anak dan istri. Dia sudah bahagia dengan keluarga kecilnya. Kuharap kau juga akan menemukan kebahagianmu. Amanda menghela napas berat. Jantungnya berdebar kuat. Telapak tangannya sedikit bergetar saat menggeser kursor mouse. Layar komputernya saat ini terpampang wajah 'Dia' yang selalu menjadi bayang-bayang kelam hidup Amanda. 'Dia' adalah pria impian Amanda. Pria yang telah menghilang selama dua tahun terakhir, menyakiti Amanda dan meninggalkannya begitu saja. Antonio Mariz, merupakan teman sekolah Amanda sewaktu Senior High School, salah satu dari sekian banyak pria tampan yang ada di sekolahnya. Antonio merupakan pria yang baik serta ramah. Ia juga cukup akrab dengan semua penghuni sekolah termasuk, Amanda. Perasaan Amanda sama sekali tidak bisa berpaling dari Antonio, meskipun mereka saat itu telah berstatus sebagai mahasiswa di salah satu Universitas terkemuka. Kenyataan yang begitu membuat Amanda bahagia adalah bisa kembali satu sekolah dengan Antonio. Semuanya terasa lebih indah dan bahagia, saat ayah Amanda ,Min Jun, memberitahu mengenai perjodohan antara Amanda dan Antonio. Mengingat perusahaan ayah Antonio, Mariz Hilton, hampir mengalami kebangkrutan dan perusahaan Altakendra-lah yang siap membantu mereka untuk bangkit kembali. Sebagai ucapan terima kasih, ayah Antonio akan menjodohkan putranya yaitu Antonio pada Amanda. Amanda dan Antonio menjalani masa pertunangan selama dua tahun. Dalam waktu dua tahun itu, hanya Amanda yang berperan aktif dalam hubungan mereka berdua. Amanda selalu mengunjungi perusahaan Antonio dan juga menyiapkan segala keperluan tunangannya itu. Antonio sedari awal tidak mempermasalahkan perjodohan dengan Amanda. Namun, pria itu tidak begitu menunjukkan antusiasnya membuat Amanda sering kali menebak-nebak pikiran Antonio. Semua  semakin hari terasa hambar, takkala hubungan pertunangan mereka terasa jalan di tempat. Antonio tidak pernah bersikap layaknya tunangan. Pria itu sama sekali tidak pernah melakukan hal yang menyenangkan bagi Amanda. Amanda seolah buta dan tuli karena ia merasa sudah cinta mati pada Antonio, selalu mengabaikan nasihat yang diberikan sahabatnya mengenai Antonio yang tidak memiliki perasaan yang sama padanya. Amanda selalu berpikiran positif, jika Antonio adalah pria dengan kepribadian yang kurang peka serta cuek. Sampai pada akhirnya, pria itu untuk pertama kalinya mengajak Amanda makan malam di sebuah resto mewah. Amanda berdandan sedemikian rupa, berkali-kali mematut wajah dan penampilannya di cermin memastikan dirinya tampil sempurna di mata Antonio. Senyum ceria dan bahagia terpancar di wajah Amanda sepanjang jalan menuju tempat makan malam. Kebahagiaan semakin melingkupi perasaan Amanda saat ia melihat tunangannya sudah berdiri menunggunya di sebuah meja yang muat untuk empat orang. Di sana sudah tersusun rapi berbagai makanan. "Terima kasih untuk makan malamnya. Aku sangat menyukainya," ucap Amanda dengan binar mata yang begitu terharu serta bahagia. Akhirnya, penantian panjangnya untuk selalu berpikiran positif pada Antonio, terbayar sudah malam ini. Ia akan menyombongkan semua hal manis yang dilakukan Antonio untuknya pada Nana ketika mereka bertemu nanti. Satu jam dihabiskan oleh Amanda dan Antonio bercerita. Amanda begitu antusias menceritakan isi perasaannya tanpa malu-malu pada pria itu. Amanda berubah menjadi wanita agresif ketika berada disekitar Antonio. Bagaimana tidak, Antonio adalah pria pertama yang membuatnya jatuh cinta. Amanda ingin Antonio menjadi pria pertama dalam hidupnya yang merasakan semua yang berhubungan dengan dirinya, termasuk ciuman, rabaan serta hubungan intim. Namun, selama dua tahun ini pula, semua itu tampaknya hanya angan-angan Amanda semata. Antonio selalu menjaga kontak fisik dengannya. Menyakitkan, tapi Amanda tetap pada pendiriannya untuk berpikiran positif, jika Antonio sengaja begitu sampai mereka resmi menjadi suami istri. "Aku begitu menginginkan sebuah keluarga kecil yang harmonis. Menginginkan kau selalu ada disaat aku membuka dan menutup mata setiap kali bangun dan tidurku. Kau pria satu-satunya yang aku cintai," ucap Amanda sambil menggenggam erat tangan Antonio Perlahan Antonio menarik tangan yang ada dalam genggaman Amanda. Senyum di wajah wanita itu sedikit memudar dan penuh tanda tanya di kepalanya. "Terima kasih untuk menjadikanku pria satu-satunya yang kau cintai. Terima kasih pula untuk segala hal yang telah kau lakukan untukku. Terima kasih untuk setiap detik waktu yang kau habiskan untuk memikirkanku dan mengurusiku. Terima kasih pula untuk perusahaan ayahmu yang telah membantu perusahaan ayahku." Antonio mengatakan ucapan terima kasih begitu banyak membuat Amanda mengerenyitkan dahi semakin bingung. "Sayangnya aku tidak menjadikanmu wanita satu-satunya yang aku cinta, karena memang pada dasarnya, aku sama sekali tidak memiliki sedikit pun perasaan untukmu. Maafkan aku." Ucapan Antonio membuat pukulan telak menghantam d4d4 Amanda. "Aku tidak menyukai wanita agresif. Tidak menyukai apa yang ada pada dirimu, semuanya. Fisik maupun kepribadianmu. Aku sudah berusaha menjaga jarak dan memberi jeda pada hubungan ini, tapi sepertinya kau sama sekali tidak mengerti apa yang aku maksud," kata Antonio tanpa perasaan. "Kenapa kau menerima perjodohan dan pertunangan kita, jika kau tidak menyukaiku sedari awal?" tanya Amanda dengan suara bergetar berusaha keras menahan air matanya luruh. "Karena aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tua kita. Lagi pula, aku ingin menyehatkan perusahaanku terlebih dahulu agar bisa berdiri tegak sendiri lagi tanpa sandaran dari perusahaan orang tuamu," jawab Antonio tanpa rasa bersalah. "Kau licik! Kau juga jahat," desis Amanda. "Yah, aku memang jahat dan licik. Kau boleh membenciku dan mengutukku. Aku tidak akan mempermasalahkannya." "Aku mencintaimu, Antonio Mariz! Tidakkah kau sadar akan perasaan tulusku ini. Kau tega menghancurkan hati dan perasaanku begitu saja? Tanpa kau berusaha membuka hatimu dan mencoba menjalaninya denganku terlebih dahulu. Bagian mana sikap dan kepribadianku yang tidak kau suka, aku akan berusaha mengubahnya demi kau," ucap Amanda emosional. Antonio mengusap wajahnya kasar. "Aku mencintai wanita lain. Hatiku sedari dulu miliknya. Aku tidak bisa membuka hatiku lagi untukmu. Aku ingin pertunangan kita sampai di sini saja," jujur Antonio. Tangis sesegukan keluar dari mulut Amanda. Wanita itu menangis histeris mendengar ucapan Antonio yang begitu menyakiti hatinya. Ia terlalu gengsi untuk mengaku kalah atas perasaannya. "Tidak! Aku tidak ingin pertunangan kita berhenti sampai di sini. Aku mau kau tetap menjadi tunanganku dan menjadi suamiku. Jangan ucapkan omong kosong. Kau milikku Antonio! KAU MILIKKU ..." jerit Amanda histeris. "Tinggalkan wanita itu dan tetaplah bersamaku. Aku akan melakukan apa pun untukmu. Aku berjanji! Apa pun akan aku lakukan untukmu," ucap Amanda di sela tangisannya. "Percuma, Amanda. Jangan buang waktu dan energimu lagi. Aku tidak akan mau denganmu. Sudahi semua ini. Aku ingin menjalani kehidupanku bersama wanita yang aku cintai. Kau pilihlah jalanmu sendiri. Aku tidak bisa bersamamu. Terimalah keadaan ini." kata Antonio. Amanda menggeleng pelan, tidak percaya akan kata-kata yang keluar dari mulut pria impiannya. Cintanya bertepuk sebelah tangan. Pria di hadapannya itu, menolaknya secara jujur dan terang-terangan. "Ayahku tidak akan membiarkan pertunangan kita berakhir begini," lirih Amanda. "Ayahmu sudah tahu dan aku sudah menerima semua konsekuensinya. Aku bukan pria baik untukmu. Lupakan aku, aku sudah menghamili wanita lain. Aku akan menikah dengannya sebagai bentuk pertanggungjawabanku atas apa yang telah aku perbuat." Penjelasan Antonio membuat Amanda semakin jatuh terpuruk. Pria itu menghamili kekasihnya dan akan menikah, demi Amanda agar tak lagi berharap padanya. "Kau becanda bukan?" sangkal Amanda. "Bicara denganmu semakin lama hanya membuang-buang waktuku. Lupakan aku dan pertunangan kita selesai malam ini. Aku pergi dan jangan ganggu kehidupanku lagi." Antonio melepaskan cincin pertunangannya dan meletakkannya di atas meja. Pria itu memilih pergi meninggalkan Amanda sendirian tanpa belas kasih sedikit pun. Amanda merasa marah, kesal, sedih, benci dan semua perasaan bercampur aduk di dalam hati dan pikirannya saat ini. Setelah kejadian malam tragis itu, Amanda memilih untuk mengurung diri selama tiga hari menangis tanpa henti. Sampai pada akhirnya, otaknya kembali berpikiran jernih dan positif, ia membulatkan tekad untuk berubah. Ia akan membuat Antonio kembali lagi menjadi miliknya dengan mengubah sifat dan kepribadiannya. Tangan Amanda bergerak membuka laci paling bawah pada meja kerjanya. Ia merogoh satu kotak kecil di sana. Di tangannya sudah ada sebuah foto pria yang tengah menoleh berbaring di atas ranjang menatapnya. Foto Antonio yang ia ambil ketika dua hari setelah pertunangan mereka. Saat itu, Amanda datang mengunjungi apartemen Antonio untuk mengantarkan sarapan pagi. "Apakah sudah saatnya aku melepaskanmu? Apakah sudah tidak ada harapan lagi untuk kau kembali padaku? Apakah kau sama sekali tidak ingin membalas cintaku?" gumam Amanda pada foto yang dipegangnya. "Sepertinya perubahanku untukmu hanya sia-sia. Kau benar-benar melakukan apa yang kau ucapkan. Kau konsisten dengan ucapanmu yang tidak mencintaiku melainkan mencintai wanita lain," ucap Amanda sedih, tapi tidak ada air mata yang jatuh di wajah cantiknya. Saat Amanda tengah meraba-raba foto Antonio di tangannya, pintu ruangannya terbuka dan mau tak mau membuatnya mendongak untuk melihat siapa yang dengan tidak sopan masuk ke ruang kerjanya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. "Aku sengaja datang untuk mengganggu waktumu," ucap pria berwajah datar tanpa ekspresi pada Amanda tanpa basa-basi. Amanda memejamkan mata dan mengatur detak jantungnya yang tiba-tiba bergemuruh riuh takkala menatap kembali pria super tampan yang semalam baru saja diberinya hadiah sebuah tamparan. Seketika pikirannya mengenai Antonio buyar dan hilang begitu saja, tergantian oleh sosok pria tanpa ekspresi, dingin, arogan dan m3sum di depannya. "Aku akan diapakan lagi hari ini!" batin Amanda. ***** Lagi asyik2 Flashback malah om Darko muncul tiba-tiba Blak-blakan pula ngmg mau ganggu Amanda koplak!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD