05 - Darko Dio Archelaus

1778 Words
Part mengandung racun! Scrollnya pelan-pelan biar ga nemu ending Jangan males komenin isi ceritanya, meskipun itu komen typo atau tentang keabsurd-an Shin! Asal jangan komen isinya, Next! Lanjut!  Happy Reading buat kalian semua cup cup muah muah ***** ***** Darko menyandarkan tubuh atletisnya di sofa dalam kamar hotel. Pagi ini, ia merasa begitu bahagia. Bagaimana tidak? Beberapa detik yang lalu, ia berhasil membuat kesal seorang wanita. Wanita cantik yang menjadi targetnya. Wanita yang sudah bisa ia pastikan akan menjadi miliknya. Darko telah menyelidiki semua latar belakang serta apa pun mengenai wanita itu. Satu hal yang membuat Darko begitu tertarik serta tertantang untuk mendapatkan Amanda adalah sikapnya, emosional. Amanda begitu mudah naik pitam terhadap apa saja yang tidak ia sukai. Meskipun, Amanda adalah seorang wanita pemarah, tetapi ia memiliki banyak keahlian yang membuat Darko terpukau. Amanda adalah seorang arsitek terkenal. Namanya sudah populer di kalangan berbagai pengusaha menengah ke atas. Keahlian dan kemampuannya merancang sebuah bangunan dengan begitu detail serta unik membuatnya banyak dicari. Sudah begitu banyak bangunan yang ia rancang dan kini telah berdiri kokoh. Kepiawaian Amanda dalam bekerja sudah tidak perlu diragukan lagi, tetapi banyak sekali desas desus yang beredar di kalangan pengusaha yang membicarakan tentang orientasi seksualnya. Banyak yang mengatakan jika Amanda adalah seorang wanita lesbian, karena sangat jarang melihat interaksi wanita cantik itu bersama pria. Namun, berdasarkan informasi yang Darko dapatkan dari karyawannya, Amanda adalah wanita normal. Wanita itu pernah berkencan dengan seorang pria, beberapa kali melakukan make out, hanya saja ia melakukannya dengan begitu rapi dan tersembunyi sehingga jarang sekali orang tahu. Terlepas dari semua informasi itu, Darko lebih senang untuk mencari tahunya sendiri dan membuktikannya. Untuk pertama kali, Darko melakukan hal gila dan berbicara sevulg4r itu pada seorang wanita melalui sambungan telepon. Akan tetapi, karena Darko ingin melihat reaksi wanita yang sudah berani menumpahkan minuman ke atas kepalanya untuk pertama kali seumur hidupnya, maka pria itu memberanikan diri untuk mengusilinya. Setelah mendapatkan nomor ponsel pribadi Amanda, Darko tidak menundanya lagi untuk segera menelepon dan menggoda wanita itu dengan kalimat-kalimat panas yang pria itu yakini mampu membuat wanita cantik itu akan marah dan juga terbakar secara bersamaan. Benar saja dugaannya, Amanda terus mengumpatinya dan suaranya terselip sedikit desah4n yang tidak tertahankan keluar dari mulut Amanda. Ucapan penuh kegilaan yang keluar dari mulut Darko, menjadi bomerang untuk dirinya sendiri. Karena kata-kata itu, Darko memiliki keinginan untuk segera merealisasikan apa yang telah ia katakan pada Amanda, si pemilik tubuh proporsional, kedua bukit kembar yang cukup penuh, kulit putih mulus, serta tatapan tajam, ditambah mulut pedas yang membuat imajinasi liarnya muncul begitu saja. Jika selama ini Darko membutuhkan waktu cukup lama untuk memunculkan gair4hnya, meskipun telah dipancing dengan para j4l4ng, tetapi tetap saja itu tidak begitu efektif untuknya. Namun, secara mengejutkan ketika ia melihat Amanda meski hanya dari kejauhan, hawa panas menjalar begitu mudah pada sekujur tubuhnya. Darko merasa jika Amanda adalah pasangan sempurnanya. Secepatnya pria itu akan berusaha menaklukan arsitek cantik itu untuk tunduk di bawah perintah serta kata-katanya. Darko akan mengatur semuanya agar lebih mudah dan terasa lebih natural. Bagi Darko, semua larangan wanita itu adalah hal yang harus Darko lakukan. Pria itu tersenyum miring membayangkan betapa emosinya Amanda jika bertemu dengannya lagi secara langsung. Level keseksian arsitek cantik itu akan meningkat pesat di mata Darko ketika Amanda mengumpatinya dengan kata-kata kasar, penuh kemarahan dan juga kekesalan. Darko sengaja terbang ke Indonesia, demi menemui wanita cantik bernama Amanda Altakendra. Untuk itu, ia harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan menciptakan kebahagiaan serta kepuasan untuk dirinya. ***** Semenjak kejadian kemarin pagi, hidup Amanda menjadi uring-uringan. Arsitek cantik itu lebih sering menghabiskan waktu dengan bergumam sendiri. Pikirannya dipenuhi oleh bayangan wajah tampan seorang pria misterius. Suara pria itu pun masih terasa terngiang-ngiang jelas di telinganya. Fokus serta konsentrasinya hancur berantakan. Bagaimana mungkin hanya dengan ucapan vulg4r pria itu, mampu menjungkir balikkan dunia Amanda. Tidak masuk akal, tapi inilah yang terjadi saat ini. Amanda menatap tumpukan kertas putih di atas meja kerjanya. Kedua tangannya terlipat di atas meja dengan dagu yang ikut menyandar di sana. Pikirannya tidak lagi dibayangi oleh 'Dia', seseorang di masa lalu, melainkan sudah tergantikan oleh pria tampan bermulut m3sum. Arsitek cantik itu mengambil ponselnya yang tergeletak tak jauh darinya. Ia menegakkan tubuh lalu bersandar pada kursi kerjanya. Jari putih serta kuku yang telah dihias dengan cat warna warni itu mengetikkan sesuatu di layar ponselnya. 'Darko Dio Archelaus' adalah nama yang Amanda ketik pada kolom pencarian. Lantas tidak perlu menunggu waktu yang lama, beberapa artikel muncul yang berkenaan dengan yang ia cari. Tidak hanya artikel penuh tulisan, tetapi juga foto pria itu terpampang di layar ponsel Amanda dengan jelas. Jari lentik Amanda membuka satu per satu artikel yang menampilkan berita mengenai Darko. Arsitek cantik itu menelan salivanya beberapa kali, serta matanya sukses membulat sempurna ketika membaca deretan kalimat yang ada di sana. "Demi Tuhan! Artikel ini pasti salah," gumam Amanda sambil menutup mulut dengan sebelah telapak tangan. "Mati aku! Bermasalah dengan pengusaha nomor dua terkaya di dunia? Pemilik Archelaus Corp? Mati aku- astaga, aku mau mati saja sekarang." Amanda mencengkeram rambutnya dengan kedua tangannya panik. "Pabo... pabo... I jit i jigeowo jugetseo! Aish!" Amanda menggerutu sambil mengacak rambutnya frustasi. Bahasa korea yang jarang sekali ia gunakan, sekarang terlontar begitu saja akibat kefrustasiannya yang luar biasa. [* Bodoh...Bodoh...Ini menyebalkan! Ah!] "Aku harus berbuat apa sekarang? Ya Tuhan, bagaimana dengan penawaran kerja samaku? Bagaimana nasib resort impianku? Kenapa harus dia pemilik Archelaus Corp? Haruskah aku meminta maaf padanya?" "Ah- tidak! Meskipun dia kaya, bukan berarti ia bisa semena-mena padaku? Bagaimana mungkin pengusaha kaya raya seperti dia memiliki mulut kotor? Tenang Amanda! Tarik napas, embuskan. Dia tidak akan berbuat apa pun yang bisa membahayakanmu." Amanda mencoba menenangkan dirinya sendiri. Dunia Amanda seolah kini sedang jungkir balik. Kehadiran Darko benar-benar sukses menghancurkan fokus Amanda. **** Tempat menenangkan diri paling aman bagi Amanda adalah kelab malam. Wanita cantik itu berharap pikirannya akan kembali segar ketika berbaur dengan kerasnya alunan musik EDM. Lampu remang serta kelap kelip membuat hati Amanda senang. Dengan menggunakan gaun berwarna kuning gading yang hanya menutupi setengah pahanya, memamerkan kaki jenjang yang dibalut sepatu high heels berwarna krem, Amanda duduk di kursi favoritnya yaitu di depan meja bartender. Malam ini ia memilih hanya meminum beer. Ia tidak ingin mabuk dan menyusahkan orang lain untuk mengantarnya pulang. Cairan berwarna cokelat bening itu terisi penuh dalam sebuah gelas panjang. Mata Amanda memandang sekeliling isi kelab, mencari sosok orang yang mungkin saja ia kenal. Namun, nihil. Ia tidak menemukan satu orang pun, mungkin karena pergaulannya terbatas atau memang kelab ini bukan tempat permainan kenalannya. Wanita itu menyesapi beer yang ada di dalam genggamannya. Sudah empat p****************g yang berusaha mendekati dan merayunya, tapi semua ditolak begitu saja. Amanda tidak suka pria yang sudah berbau cairan kenikmatan menguar dari tubuhnya. Wanita itu tidak ingin melakukan make out dengan bekas pakai orang lain. Semakin lama ia duduk di sana, maka semakin banyak pria ber3ngs3k mendekatinya tanpa rasa malu. Amanda meninggalkan tempat duduknya dan memilih untuk ikut berbaur dalam lautan manusia yang tengah meliukkan tubuh mereka mengikuti irama musik yang dimainkan DJ di lantai dansa. Kata Nana, sahabat Amanda, bergoyang di tengah hingar bingar lautan manusia mampu melunturkan sebagian besar beban berat yang tengah melanda diri seseorang. Bisa pula, menghilangkan stress serta kekalutan hati dan malam ini, Amanda akan membuktikan perkataan itu. Ia berada di tengah wanita yang memakai pakaian kurang bahan, sama sepertinya, meskipun pakaiannya tidak begitu parah. Banyak pria yang berdiri di depan dan di sampingnya mengajaknya bergoyang bersama. Amanda hanya tersenyum miring menanggapi mereka semua. Pesonanya memang selalu mengundang banyak pria untuk menggodanya. Saat tengah asyik meliukkan tubuh dan menjerit seperti yang lainnya. Amanda tersadar jika keadaan sekitarnya sudah berbeda, tidak ada lagi pria-p****************g yang mencoba merayunya. Hal yang sangat langka terjadi, tapi Amanda mengabaikannya. Sesaat Amanda merasakan ada yang aneh pada tubuhnya. Pinggangnya terasa lebih berat untuk bergerak. Amanda memandang bagian perutnya yang ternyata tengah dipeluk secara posesif oleh sebuah lengan kekar yang tidak ia kenali. Amanda membalikkan tubuh untuk melihat siapa pria yang berani memeluknya dengan seenaknya. Amanda tersentak saat melihat sosok yang memeluknya tanpa izin. Pria yang menjadi alasan, mengapa ia datang ke kelab ini? Pria yang memenuhi pikirannya sepanjang hari ini. Sosok yang ingin sekali Amanda enyahkan bayangan wajahnya dari dalam otaknya. Namun, kini seolah sia-sia yang dilakukannya. Sosok pria itu sama sekali tidak berkurang di dalam pikirannya, tetapi sebaliknya, semakin memenuhi otak Amanda. Tatapan tajam dan dingin, wajah tanpa ekspresi yang tidak bisa ditebak, hidung mancung, dagu terbelah serta bibir merah kembali lagi menjadi pemandangan indah di depan mata Amanda. Amanda memperhatikan penampilan pria itu malam ini. Kaos putih tipis yang begitu pas di tubuhnya, sukses mencetak jelas bagian d4d4 bidangnya. Lengan kekar menampilkan otot-otot bisepnya begitu mengiurk4n. Pikiran liar Amanda kembali muncul. Ucapan Darko di telepon kemarin kembali terngiang-ngiang di kepalanya. Secara spontan pandangan Amanda menjurus ke bagian bawah tubuh Darko, menerka-nerka bagaimana rasa dan seberapa besar lolipop miliki pria itu. Amanda menggelengkan kepala, menyadarkan dirinya yang dipenuhi pikiran m3sum yang tiba-tiba mengototi otaknya. Tanpa terduga, tubuh Amanda tersentak. Pinggangnya tiba-tiba ditarik sehingga tubuhnya berimpit dengan tubuh Darko, si pria tampan, tapi bermulut m3sum itu. "Sudah puas memandangiku?" sindir Darko tepat di depan wajah Amanda. Wajah Amanda memanas dan ia yakin pipinya kini memerah akibat sindiran yang tepat sasaran diucapkan oleh pria itu. Namun, demi menjaga gengsi dan tidak ingin terintimidasi, Amanda segera mengelak. "Kau terlalu percaya diri," balas Amanda. Darko tersenyum miring mendengar jawaban Amanda atas sindirannya. "Tentu saja aku percaya diri. Aku begitu mempesona, bukan? Kau tidak perlu malu untuk mengakuinya," ucap Darko. Amanda terkekeh. "Sayangnya aku tidak terpesona denganmu." "Benarkah? Apa kau yakin?" bisik Darko tepat di depan bibir Amanda. Hidung mereka bersentuhan, gelenyar aneh lagi-lagi muncul pada tubuh Amanda. Secara alamiah, Amanda menginginkan sentuhan yang lebih dalam dan intim dari pria itu, tetapi ia tentu tidak akan mengucapkannya terlebih dahulu. Amanda berusaha melepaskan diri dari pelukan yang begitu erat yang dilakukan oleh Darko, tetapi semua itu sia-sia saja. "Apa maumu sebenarnya? Jika kau menginginkan aku berada di ranjangmu, lebih baik kau mencari j4l4ng di luar sana. Aku sama sekali tidak tertarik untuk mengabulkan permintaanmu," desis Amanda. Jemari panjang Darko meraba wajah Amanda dengan lembut membuat wanita itu spontan memejamkan matanya menikmati sentuhan yang dilakukan Darko. "Kita akan mencicilnya mulai malam ini dan satu hal yang harus kau ingat. Aku tidak menyukai j4l4ng. Aku hanya menginginkanmu," ucap Darko tegas penuh penekanan. "Kau bisa rasakan sesuatu di bawah sana yang sudah mengeras? Ia membutuhkan belaianmu dan juga kecupanmu, seperti yang aku katakan kemarin," bisik Darko. Darko menuntun sebelah telapak tangan Amanda untuk menyentuh miliknya. Amanda membelalakkan mata ketika merasakan sesuatu yang keras dan tegang dibalik celana jeans yang dipakai pria itu. ****** Maapkeun kalo ga ada Feel di part ini!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD