Girls night!

1190 Words
Celine berjalan menyusuri koridor lorong apartement Cena, menemukan kamar gadis itu kemudian mengetuknya pelan-pelan berusaha agar tidak mengganggu tetangga kakak nya itu, kemudian tidak lama kemudian Cena muncul dari balik pintu, wajah nya cukup kaget ketika meliat Celine yang berdiri di depan pintu nya. “Kamu ngapain di sini?” Tanya Cena. “Lo pindah tapi gak bilang-bilang sama gua, kenapa?” Tanya Celine, ia tidak masuk, karena tidak di persilahkan oleh Cena. “Kenapa? Kan gak harus izin sama kamu.” Balas Cena. “Iyaa emang, tapi kata ibu lo jangan keluyuran soal nya kemaren, ada anak temen ibu yang lihat lo di sini, kalau gak penting – penting amat gak usah kemana – mana, soalnya ibu juga udah terlanjur bilang ke orang – orang kalau lo pindah dinas ke Surabaya. Oh iya, ini makanan, lo makan makanan yang sehat jangan makan sembarangan, kalau beli online minta abangnya antar sampai depan kamar, lo gak usah turun, lebihin aja tip nya. Kalau butuh uang call gua aja.” Jelas Celine, Cena mengangguk kemudian diam begitu saja di tempat nya. “Iya.” Balas Cena, Celine kemudian mengangguk, lalu setelah itu ia pamit untuk pergi, hari sudah sore dan ia harus kembali ke rumah, lagi pula ia tidak bisa berlama-lama sebab ada Al yang menunggu nya di bawah, Celine sudah menawarkan Al untuk ikut naik, namun entah kenapa pria itu malah menolak. Setelah sampai di parkiran, Celine langsung masuk ke mobil pria itu, sebelum mampir ke apartement Cena sebelum nya mereka berdua juga sempat mampir ke toko buku terdekat untuk membeli beberapa buku bacaan yang sudah lama di inginkan oleh Celine, persiapan ketika di pingit katanya. Walau kemungkinan tidak akan benar-benar di baca oleh gadis itu. “Kenapa cepat?” Tanya Al. Celine menengok ke arah nya. “Karena gak ada keperluan apa-apa, Cuma nganterin makanan kan? Gak ada agenda makan bareng juga.” Balas nya. “Setidaknya ngobrol sebentar.” “Udah kok.” “Hmmm.” “Sebelum di pingit aku mau main sama temen ku ya? Boleh kan?” Ucap Celine yang sukses membuat calon suaminya itu menatap nya dengan tatapan mengintimidasi. “Loh kenapaa?” Tanya Celine, tampang nya tidak menunjukan tanda-tanda rasa bersalah. “Kenapa sih?” Sambung nya lagi. “Main ke mana? Sama siapa? Naik apa? pergi nya kapan? Pulang nya jam berapa? Ada cowo yang ikut apa tidak?” Rentetan pertanyaan – pertanyaan itu justru membuat Celine tertawa lepas, untuk kali pertama, Al melihat Celine tertawa lepas seperti itu di hadapannya. “Yaa ampunn pertanyaan nya udah kayak apaan banget, aku sama temen sekantor ku, naik mobil nya mereka, pulang nya subuh kalau gak pagi, ada cowo atau ngga nya kan belum tau. Aku janji, ini yang terakhir, habis nikah aku gak ke club lagi, beneran.” Balas Celine. Ia memberikan tatapan memohon kepada calon suami nya itu, entah kenapa ia melakukannya, padahal Celine bisa saja pergi tanpa izin dari Al sekalipun. “Tidak Celine.” Ucap Al dengan tegas. “Dih apaan sih, last time mas sebelum melepas masa lajang, kan habis nikah engga kemana-mana lagi.” Ucap Celine, kali ini nada nya terdengar memohon, namun Al masih tetap pada pendiriannya, ia tidak akan membiarkan Celine ke tempat seperti itu lagi, mengingat terakhir kali ketika menghadiri acara di hotel saja, ia sudah hampir di bungkus oleh lelaki hidung belang. “Tidak.” Balas Al. “Yaudah, aku tetep pergi.” Balas Celine, ia melipat kedua tangannya di depan d**a kemudian menatap Al dengan tatapan yang terlihat begitu kesal. “Kalau kamu ngotot buat pergi, saya izinkan tapi saya yang antar kamu, saya tungguin kamu, saya juga yang antar pulang.” Ucap Al dengan nada tegas nya. Celine memutar bola mata nya kesal, lalu mendengus, Al yang melihatnya tidak bereaksi apa-apa, ia hanya mengelus lembut kepala Celine sembari tersenyum. “Saya Cuma tidak mau kamu kenapa-kenapa. Kamu mungkin gak tau pas kamu hampir di bungkus waktu itu sama orang jahat, saya hampir aja nge bunuh orang kalau gak di berhentiin sama satpam nya.” Balas Al. pria itu sukses membuat beribu-ribu kupu-kupu seakan beterbangan di perut Celine, Celine yang masih gengsi kepada pria itu tentu saja. “Hah?! Waktu itu kamu berantem?” Tanya Celine, panik. “Iya.” Balas Al. di detik selanjut nya Celine menunjukan ekspresi bersalah nya, bagaimana mungkin ia baru mengetahui hal tersebut, padahal setelah kejadian itu Celine masih sempat-sempat nya berbuat seenaknya kepada Al. “Bukannya mau membatasi ruang gerak kamu,tapi boleh, kalau saya bisa mantau kamu secara langsung, atau kalau kamu mau saya bisa booking private tempat untuk kamu sama teman-teman kamu, tapi jangan ada laki-laki, saya bisa anggap itu sebagai pesta lajang, bisa ya? Apapun yang kamu minta saya usahakan selagi saya bisa kasih ke kamu.” Jelas Al. Celine jadi merasa tidak enak, pria itu terlalu mengkhawatirkannya sementara ia terkadang tidak tahu diri. “Maaf ya, aku suka seenak nya banget sama kamu.” Ucap Celine. “Tidak masalah, selagi kamu senang, lakukan saja asal tidak membahayakan diri kamu, saya juga tidak akan melarang kamu kalau yang kamu lakukan itu masih aman – aman saja.” Al memang jauh lebih dewasa dari pada Celine, perbedaan umur mereka memang lah tidak terlalu jauh, tetapi Al selalu bersikap jauh lebih dewasa dari gadis itu, menghadapi sikap kekanak-kanakan dari Celine bukanlah sesuatu hal yang mudah, Aldo saja yang sudah menjalani hubungan dengan Celine selama bertahun-tahun lamanya di buat menyerah oleh gadis itu hingga memilih untuk berselingkuh dengan sahabat Celine sendiri. Celine memang terkadang terlihat dewasa, kalau di kantor. Sikap nya yang tegas membuat nya di segani di kantor nya, namun di luar dari hal itu, sifat dan sikap nya tidak jauh dari abg berumur tujuh belas tahun, terkadang egois, bertindak semau nya, tidak memikirkan perasaan orang lain, dan masih banyak hal yang lain yang membuat siapapun yang berlama-lama di dekat nya menjadi tidak nyaman, entah apa yang Al lihat dari gadis itu sehingga ia mati-matian mempertahankan Celine, padahal sejak awal Celine sudah semena-mena dengannya. Selama ini Al terlihat sabar, sikap nya yang dewasa mampu mengimbangi Celine, walau terkadang ia kewalahan juga. “Sampai ketemu besok, jangan kemana-mana, jangan nakal.” Ucap Al ketika Celine sudah turun dari mobil nya. “Udah kayak bapak ke anak nya aja.” Ucap Celine dengan nada meledek. “Kalau berani ke club malam, saya patahin kaki kamu.” Balas Al, ia memang tidak benar-benar serius, tetapi jika ia menemukan Celine di club malam, malam itu, ia pastikan Celine tidak akan berani lagi membantah nya nanti. “Iya udah iyaaa, aku masuk yaa, mas hati-hati pulang nya, dadaaah.” Celine melambaikan tangan kepada pria itu, di detik selanjut nya, sebuah mobil yang sama dengan tipe mobil Al muncul dari belakang dengan lampu sorot nya yang membuat Celine harus menutup mata nya karena silau, merasa sudah aman, Celine langsung naik ke mobil itu, di sambut oleh ke tiga temannya yang sudah mengikutinya dari tadi. “Lo serius nih gak apa-apa? kalau calon laki lo tau kita semua bisa kena masalah.” Ucap Eva dengan khawatir, namun Celine tersenyum penuh keberanian. “Santai aja kali gak bakal juga, yuk.” Ucap Celine dengan penuh semangat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD