19+

1056 Words
                Bibir mereka saling berpagutan, entah sejak kapan Celine sudah mulai berpindah posisi berada di atas pangkuan calon suami nya itu, sebelah tangan Al bergerak masuk ke dalam baju Celine melepas kaitan kain penutup terakhir yang ada di badan Celine, dengan sigap Al mengangkat Celine naik ke atas sofa, lalu menindih tubuh gadis itu, Celine mengangkat sedikit tubuh nya, sebagai lampu hijau kepada Al untuk melakukan sesuatu yang lebih.                 “Ah!” Celine memekik kaget, ketika tangan Al terasa dingin ketika menyentuh permukaan kulit nya, sentuhan tangan pria itu memberikan sensasi yang berbeda di tubuh nya, seluruh darah dalam tubuh nya seakan mendidih membuat tubuh nya hangat di tengah ruangan yang dingin.                 “You okay?” Bisik Al tepat di telinga Celine. Celine mengangguk memberi lampu hijau kepada pria itu.                 “You sure?” Tanya Al, lagi. Celine mengangguk. Merasa mendapat lampu hijau dari gadis itu, tangan Al kemudian perlahan berpindah ke bagian celana gadis itu, menarik nya hingga lepas dan hanya menyisahkan satu kain tipis untuk menutupi bagian sensitif calon istri nya. Melihat dirinya sudah hampir telanjang bulat, Celine bangun dan menindih tubuh Al, tangannya melepas satu per satu kancing kemeja pria itu, hingga menampilkan bagian atas tubuh Al yang seakan di pahat dengan sempurna, bagian kotak-kotak di perut pria itu membuat kesan sexy terasa semakin nyata di mata Celine, Al hampir bisa di sebut sempurna.                 “That’s yours” Bisik Al ketika ia berhasil menarik Celine ke dalam pelukannya, tangan gadis itu dapat merasakan hangat nya d**a bidang milik pria itu, jantung mereka berdegub kencang, terlebih ketika kulit mereka saling bersentuhan satu sama lain.                 “Damn, so hard...” Desis Celine ketika ia menduduki benda keras di bawah sana, Al hanya bisa menggigit bibir bawah nya menahan sensasi yang ia rasakan karena ulah Celine. Merasa sudah tidak kuat akan godaan gadis itu, Al buru-buru membalik tubuh Celine, memposisikan gadis itu berada di bawah nya, tangan Celine bergerak ke bawah melepas kaitan celana milik pria itu, tangannya bergerak dengan liar, menyentuh bagian sensitif pria itu.                 “Cel…” Bisik Al.                 “Hmm?” Balas Celine, tangannya masih berada di bawah sana, memainkan junior pria itu tanpa rasa canggung, ia menikmati.                 “Kita lanjut habis nikah aja, kalau sekarang masih belum bisa.” Ucap Al, yang sukses membuat pipi Celine memerah. *****                 “Iya? Aku udah sampai kamar nih, kamu di mana? Udah sampai rumah kah?” Celine berjalan ke arah kamar mandi, melepas satu per satu baju nya, di tangannya masih ada ponsel nya yang menyala, ada nama Al di sana.                 “Baru aja keluar dari mini market, mau pulang. Thanks for today, you… sleep well.” Balas Al. Celine tersenyum malu-malu, tidak sadar kapan mereka mulai lebih dekat lagi.                 “Yes, you too, ok, kabarin aku kalau sudah sampai rumah, aku mau mandi terus tidur.”                 “Okay boss.” Balas Al. kemudian telepon mereka terputus, Celine meletakan ponsel nya di tepi bathtub sementara ia menenggelamkan tubuh nya di sana, bayangan-bayangan yang mereka lakukan sore tadi membuat nya seakan hilang arah, kupu-kupu di perut nya seakan beterbangan kesana kemari setiap kali Celine mengingat hal tersebut.                 “Ahh bodoh.” Desis Celine, ia berkali-kali menatap salah satu tangannya yang bergerak bebas. “Why you touch him without permission bitxh.” Desis nya kesal. Tapi Celine akui apapun yang ia lakukan sore tadi adalah kali pertama untuk nya, tubuh nya terlihat polos di depan pria itu, namun entah kenapa setelah nya keduanya tidak canggung walau masing-masing dari mereka pasti merasakan debaran yang sama. Merasa tangannya sudah mulai keriput karena terkena air terlalu lama, Celine buru-buru menyelesaikan mandi nya kemudian bergegas untuk ganti baju di kamar, setelah mengganti baju nya, ponsel nya yang di taruh di meja bergetar untuk sepersekian detik, sebuah pesan pop up muncul di bagian atas layar ponsel nya. Good night, cantik. Ujung bibir Celine sedikit terangkat, membalas singkat pesan tersebut dengan ucapan yang tak kalah manis nya, lalu ia meletakkan ponsel nya lagi di tempat semula, rasa nya, hari itu terlalu menyenangkan untuk mereka. Setelah menyimpan ponsel nya, Celine menjatuhkan tubuh nya di atas kasur, namun tidak berselang lama kemudian, pintu kamar nya di ketuk beberapa kali padahal mata nya sudah hampir terpejam, jadi mau tidak mau Celine bangun lagi dan membukakan pintu untuk orang yang mengetuk pintu kamar nya.                 “Ibu? Kenapa?” Tanya Celine di saat ia melihat Mia sedang berdiri di depan pintu kamar nya.                 “Gak apa-apa, ibu Cuma mau ngobrol sebentar, ibu boleh masuk?” Ucap Mia, Celine mengangguk. Lalu mempersilahkan wanita itu untuk masuk ke dalam, setelah nya ia mengekor di belakang ibu nya. Celine menjatuhkan tubuh nya di atas kasur, tepat di samping Mia.                 “Ibu kenapa?” Tanya Celine.                 “Kata nya Cena pindah tower, kamu tau?” Tanya Mia. Celine mengangguk ragu. “Tau nya dari Mas Al, tadi aku sama Mas Al habis kelarin fitting baju buat resepsi, terus main ke apartement nya mas Farhan, terus aku ketiduran pas bangun Mas Al bilang dia habis ketemu Cena yang lagi mindah-mindahin barang nya, terus Mas Al bantu juga. Aku juga gak tau sih letak pasti nya di mana, nanti aku tanyain, ibu mau ke sana jengukin Cena? Bareng aku aja.” Ucap Celine. Mia menggeleng “Nggak, hmm gitu ya. Ya sudah yang penting kamu sudah tau.” Balas Mia.                 “Ibu tau dari mana?” Tanya Celine.                 “Anak nya teman ibu lihat Cena di sana, padahal ibu sudah terlanjur bilang ke temen-temen ibu kalau Cena pindah tugas ke Surabaya, makanya, ibu mau bilang sama kamu, kasih tau Cena, jangan keluar kamar, berhenti pindah-pindah, ibu malu kalau ada orang lain yang lihat.” Ucap Mia. Celine mengangguk “Iya nanti aku sampaiin ke dia, ibu tenang aja gak usah khawatir, sekarang ibu istirahat aja dulu, besok aku ke Cena.” Balas Celine. Mia mengangguk kemudian membiarkan Mia keluar dari kamarnya, setelah itu Celine kembali ke kamarnya menjatuhkan dirinya di kasur, pikirannya melayang-layang tentang beberapa bulan terakhir di hidup nya, hidup terasa berjalan begitu cepat, baru kemarin ia merasa di kenalkan kepada Al dan sekarang mereka sudah hampir menikah, bayangan tentang sore tadi juga memenuhi pikirannya, ada rasa menyesal dalam diri nya, namun tidak se menyesal itu juga, ia masih bisa menahan rasa malu nya setelah kejadian itu.                 “s**t… gua gak bisa tidur gara-gara kejadian itu.” Desis Celine.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD