Aku terbangun ketika mendengar suara gemericik air di kamar mandi. Suara itu agak berisik, tidak biasanya pagiku begini. “Eh, ya ampun!” Aku agak tersentak ketika ingat kalau sejak kemarin aku sudah menikah. Kupikir perasaan seperti ini hanya bualan dalam n****+ atau drama saja, ternyata aku nyata merasakannya. Aku melirik kamar mandi yang pintunya tertutup rapat. Sepertinya Mas Iqbal belum lama bangun karena sisi kanan ranjang masih terasa agak hangat. Aku menoleh jam dinding, ternyata saat ini masih pukul setengah lima kurang lima menit. Aku beranjak dari ranjang dan berjalan ke arah meja rias untuk mengambil jepit rambut. “Eh?” Aku tertegun cukup lama ketika melihat dua kancing piyamaku tanggal. Aku kembali melirik pintu kamar mandi. Tidak mungkin Mas Iqbal yang melepasnya, kan?