10. Permintaan Iqbal

1866 Words

Mas Iqbal benar-benar bersikap seolah dia tidak pernah menciumku. Dia tampak biasa-biasa saja seolah tidak pernah terjadi apa pun di antara kami berdua. Dia memang sempat canggung, tetapi itu tidak berlangsung lama. Aku sendiri tidak punya pilihan lain selain mengikuti caranya. Sekalipun sebenarnya aku masih terus terngiang dengan apa yang sudah dia lakukan padaku, tetapi aku mencoba menutupi itu. “Kan, beneran aku haid!” aku menghela napas pelan, lalu segera berdiri mengambil pembalut di laci bawah meja rias. Aku harus segera ke kamar mandi sebelum Mas Iqbal kembali ke kamar. Tadi dia dipanggil Papa entah untuk apa. Sepuluh menit berlalu, aku sudah keluar kamar mandi. Bersamaan dengan itu, Mas Iqbal terlihat baru saja datang. Dia membawa sebuah bingkisan kado yang berukuran cukup bes

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD