Bab 11

1013 Words
Neny begitu bahagia kalau Rey menerimanya, “Rey aku mencintaimu.” Ucap Neny yang membuat semua tubuhnya bergetar. Desahan itu terdengar sangat nikamat membuat Rey semakin menggila. “Rey, ehm ... terus lakukan sampai aku basah ... Ahh ... aku sangat favorit. Ternyata kau begitu b*******h. ” Rey terus mengoyangkan pinggulnya sampai dia sedikit merasa di sekitar batangannya, Rey terus melihat sosok Aluna yang berada di hadapannya. Desahan yang keluar dari mulut Neny itu membuat Rey semakin b*******h, sampai lah di puncaknya Rey berkata “Teruslah mendesah, aku sangat menginginkan tubuhmu Aluna ...” Ucap Rey. PLAK ... Tamparan yang diberikan Neny kepada Rey membuat pria dari lamunanyanya, permainan itu berhenti seketika, Rey tersadar dari tadi bersamanya adalah Neny. “Neny berteriak sambil berkata,“ Masih saja kau menilai itu, aku pikir kau tidak sadar bersamaku. Kau sangat jahat Rey bisa-bisanya kau menghacurkan hatiku lagi! Bisakah kau menghilangkan pikiranmu tentang Aluna saat bersamaku? ” “Neny, aku tidak tahu kalau kau melakukan, maaf kan aku Neny. Aku benar-benar tidak tahu. ” Ucap Rey yang baru menyadari apa yang telah dilakukannya kepada Neny. “Sudahlah, kau tidak mengerti perasaanku saat ini, aku paham apa yang kau lakukan kepadaku begitu kejam. Kau meniduri aku dengan membayangkan wajah Aluna saja, tidak bisa kau ikhlas melakukannya kepadaku? ” “Aku khilaf Neny, maafkan aku!” Ucap Rey yang terus memohon kepada Neny. “Tidak bisa aku maafkan apa yang kau lakukan kepadakus saat ini. Satu persatu persatu kau menghancurkan perasaan yang aku buat untukmu.” Ucap Neny yang sambil menangis tersedu-sedu. Rey semakin bersalah, dia begitu khilaftelah melakukan hal yang membuat diri Neny sakit. “Rey keluar lah dari Apartemenku! Aku sudah muak dengan sikapmu, jangan harap aku akan mencarimu, aku tidak ingin bersama orang yang sudah megecewakan aku selama ini. Aku katakan Pergi dari hidupku.” Ucap Neny dengan suara lantangnya. Dengan wajah bersalahnya dia langsung pergi keluar dari Apartemen Neny, Rey terus membenci dirinya, “Sial!!! apa yang aku lakukan kepada Neny, huh... aku tidak habis pikir aku terlalu b***t melakukan kepada sahabatku sendiri. Neny maafkan aku, aku berjanji akan bertanggung jawab apa yang terjadi pada dirimu.   Tamparan itu terus mendarat di wajah Aluna, teriakkan Aluna sangat histeris, “Tuan! Maafkan aku, aku berjanji melakukan apa yang kau katakan, berhentilah menyiksa aku.” “Kau wanita yang tidak berguna, kau ingat kalau aku menikahimu hanya ingin memiliki seorang anak saja bukan atas perasaan yang aku miliki!” Ucap Tuan Nichol kepadanya. Tubuh Aluna sudah membiru bekas pukulan yang di berikan oleh suaminya. Nichol masih belum puas untuk menyiksa Aluna yang tidak berguna baginya. Pintu itu terbuka Darga melihat kekeras yang di lakukan Nichol kepada Aluna, dengan sigap Darga berkata “Tuan, berhentilah melakukan kekerasan itu, jangan memperlihat kan sisi burukmu. Dia istri sah bukan b***k yang harus kau siksa begitu saja.” Ucap Darga yang menghentikan pukulan Nichol “Beraninya kau masuk dan menghentikannya!” “Aku hanya ksihan melihat Aluna yang kau siksa setiap hari. Kau bayangkan kalau dia kau siksa terus, uangmu hilang begitu saja! Kau ingat begitu mahal kau membeli seorang perawan untuk dia hamil saja?” Nichol terdiam menyadari apa yang dia lakukan kepada Aluna saat ini. Tidak di sangka setiap perkataan Darga orang kepercayaanya benar, “Hm... untuk ada Darga yang menyadariku, jika terus aku siksa wanita sialan ini! Aku akan kehilangan uang yang sudah aku berikan kepada temannya itu.” Darga tersenyum miring dan dia berkata, “Perlakukan dengan dia dengan baik Tuan, aku yakin itu bisa membuat dia semakin menuruti perkataanmu Tuan.” Ucap Darga yang mempengaruhi Tuan Nichol untuk berhenti. “Iya sudahlah, tolong kau bereskan dia, aku sangat jijik melihat wajah lebamnya ini. Sekalian kau obati dia.” Ucap Nichol sambil pergi meninggalkan mereka berdua. Setelah Nichol pergi dan Darga dengan sigap untuk mengobati Aluna yang sudah babak belur oleh Tuan besarnya, Aluna melihat wajah Darga dan dia berkata “Mas Darga, terima kasih sudah menolongku.” Darga terus terdiam memnadangi Aluna yang sedang menangis, “Berhentilah menangis jika kau ingin selamat, aku tahu kau sangat sakit makanya aku memberhentikan Tuan Nichol menyiksamu. Jika tidak ada aku mungkin kau sudah hancur di tangannya. Tuan Nichol tidak pernah membantah aku, aku selalu menjadi orang kepercayaannya selalu, sekarang aku harap kau selalu menjaga sikapmu di hadapan dia. Aku sebenarnya kasihan apa yang telah terjadi kepada dirimu saat ini. Kau sama sekali tidak tahu kalau aku melihat kau di siksa itu membayangkan diriku yang tersiksa.” “Kenapa begitu?” Tanya Aluna. “Aku pernah melihat ayah kandungku menyiksa Ibuku seperti itu, begitu sakit aku rasakan makanya aku tidak mau melihat wanita yang tersiksa begitu, berusaha aku untuk tetap menolongnya dengan caraku sendiri, kau lihat saja begitu santai aku katakan kepada Tuan Nichol.” Jelas Darga. “Hm... iya aku melihatnya, sekali lagi aku berterima kasih apa yang telah kau lakukan itu kepadaku. “Aku tidak mau jika suatu saat nanti kalau kau membantahnya dan membuat dia murka lagi, ikuti saja katanya. Mbak Aluna kau itu sudah di beli dengan harga yang cukup tinggi oleh temanmu, begitu jahat mereka menjual kau demi uang yang akan habis begitu saja.” “Temanku? Apakah mereka adalah Neny dan Ike?” Tanya Aluna. “Betul merekalah memiliki rencana itu.” Aluna tertunduk dan dia berkata “”Aku sangat sakit saat mengingat wajah teman yang aku anggap sahabatku sendiri, mereka begitu kejam.” “Hahha... tidak ada sahabat yang seperti itu, aku tidak pernah percaya sahabat. Aku hanya tahu sahabat itu yang akan menghancurkan dirimu saja. Makanya sampai sekarang aku tidak pernah memiliki sahabat. Sekarang aku berfokus kerja menjadi orang kepercayaan Tuan Nichol saja untuk membiayai keluargaku di kampung, percayalah jika kau merasa dirimu hanya sebatang kara saja pasti bisa bangkit sendiri tanpa orang yang menemanimu.” Aluna mendengarkan semua cerita yang di berikan oleh Darga kepadanya, dia membayangkan wajah Neny yang sangat kejam kepadanya, tidak ada satu pun orang yang dia percayai untuk mendapatkan kebahagian selain diri sendiri saat ini. Darga langsung berkata “Kenapa melamun saja, sekarang kau sudah aku obati. Beristirahat lah jangan memancing Tuan Nichol marah kepadamu.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD