Bab 10

1066 Words
Semua orang melihat reaksi Aluna yang tidak mengacuhnya, semua pengawal sangat prihatin apa yang telah di lakukan oleh Nichol kepada Aluna yang tidak manusiawi. Di tempat lain Rey yang masih saja mencari tahu keberadaan Aluna yang dia cari selama ini, tidak ada satu pun dia mendapatkan informasi. Dia masih belum mencurigai Neny yang telah mengetahui keberadaan Aluna sebenarnya. “Neny, jujur saja kepadaku sebenarnya kau tahu dimana keberadaan Aluna?” Tanya Rey dengan wajah seriusnya. Neny tertunduk dan dia berkata dengan tenang agar Rey tidak mencurigai apa yang dia simpan selama ini, “Hm... Memangnya aku berbohong kepadamu? Aku sudah mengatakan kalau aku sudah mencari Aluna tetapi sama sekali tidak ada informasi yang sangat jelas, aku sudah katakan kalau kau ingin mencarinya cari saja sendiri!” “Eh... nanti dulu kenapa kau marah? Padahal aku hanya menanyakan saja. Mana tahu kau sebenarnya tahu Aluna dimana sekarang.” Ucap Rey yang heran melihat tingkah Neny. “Ee... itu, aku tidak marah, hanya pertanyaanmu seakan aku mengetehui Aluna dan memnyembunyikan keberadaan dia. Sudahlah! Aku malas membahasnya lagi dari kemarin itu saja yang kita bahas.” “Kenapa? Kita bersahabat ada yang salah? Aku sama sekali tidak tahu harus mengatakan apa-apa lagi. Saat aku membicarakan Aluna kauselalu tidak menyukainya, apa yang ada pada dirimu sekarang?” Tanya Rey kepada Neny yang sangat serius. Neny hanya terdiam dia tidak mau membahas masalah Aluna lagi, di dalam hati Neny Aluna penyebab semuanya, Rey selalu menyukai Aluna sampai apa yang ada pada diri Neny tidak ada menariknya di mata Rey. “Nney kenapa kau hanya diam? Kau pikir kalau diam ini aku bisa tahu apa isi hatimu. Huh... sangat membosankan semuanya. Semenjak aku pergi apa yang telah terjadi kepada dua sahabatku ini, tidak ada satupun yang membuat aku menjadi orang yang berguna. Kalau begitu aku pergi saja, sepertinya aku akan mencari Aluna sendiri saja.” Ucap Rey yang mengambil Jas langsung pergi melangkahkan kakinya ke pintu keluar. Neny yang melihat langsung berlari menghampiri Rey dan dia berteriak sambil memeluk Rey dari belakang, “Rey!!!” Rey terdiam dan bingung apa yang terjadi pada Neny, lalu Neny berkata dengan suara yang sangat lembut. “Rey, jangan pergi! Aku tidak mau kau meninggalkan aku lagi.” “Neny! Apa yang terjadi padamu? Lepaskan aku!” “Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu. Kau tidak pernah mengerti apa yang aku rasakan sejak dulu. Yang takut kehilanganmu itu hanya aku bukan Aluna, kenapa kau mencari dia terus tanpa melihat perjuanganku dari dulu kepadamu. Dan kau anggap aku hanya teman yang menemanimu saat kau merasa kecewa kepada Aluna.” “Tunggu! Ayo kita bicarakan ini sekarang.” Ucap Rey yang menarik tangan Neny menuju sofa. Akhirnya mereka mengobrol dengan serius dan Rey menatap mata Neny dengan tajam. “Kau kenapa Neny?” “Aku menyukaimu sejak dulu!” Ucap Neny dengan tegas. “Hah! Yang benar saja, kau tidak pernah mengatakan kalau kau menyukaiku sejak dulu.” “Iya karena kau selalu mengatakan, memiliki perasaan yang mendalam kepada Aluna, aku hancur saat itu, ternyata apa yang telah aku lakukan tidak membuatmu tertarik sedikitpun kepadaku, perlu kau tahu Aluna hanya menganggapmu sebagai teman saja tidak lebih tetapi kau terus mengejar dia sampai mendapatkan perhatiannya.” Jelas Neny kepada Rey. Rey terkejut saat pengungkapan cinta Neny kepadanya, dia bingung harus mengatakan apa lagi, “Neny, aku tidak bisa memaksakan kehendakmu, aku hanya memandangmu sebagai orang yang sangat baik kepadaku ternyata kau salah menanggapi semua perhatianku tertuju kepadamu, aku tidak ingin menyakitimu Neny, biarkan waktu akan berjalan seperti mana semestinya. Setelah aku mengatakan ini, harapku kau tetap menganggapku sebagai sahabat yang selalu menemaniku di mana pun.” JLEB.... jantung ini seperti tertusuk duri yang sangat tajam, begitu sakit Neny rasakan saat Rey mengatakan kalau dia tidak bisa menerima cintanya. Air mata yang mengalir begitu deras di pipinya, “Memang aku tidak berguna, dan aku tidak secantik Aluna! Makanya kau tidak tertarik kepadaku sama sekali. Rey kau begitu kejam! Tidak ada sedikit pun perasaan yang kau pendam kepadaku saat ini, tidak ada yang harus di lakukan untuk mendapatkan yang terbaik untuk itu. Kau sangat mengecewakan aku Rey. Aku mencintaimu dan ingin memilikimu tetapi kau mencampakkan aku.” Jelas Neny yang langsung meninggalkan Rey sendiri di ruang tamu. Bragh... hempasan pintu terdengar sangat kuat, Neny begitu marah saat Rey menolaknya. Lalu Rey berusaha membujuk Neny agar dia tidak melakukan apa pun di dalam kamar, “Neny, keluar lah, kita bisa bicarakan baik-baik lagi. Aku tidak mau kehilangan sahabat sepertimu. Kita jalani saja seperti air mengalir. Rey mengatakan itu tetapi tidak ada tanggapan yang terdengar dari kamar Neny, Rey merasa dirinya sangat bersalah tidak ada satupun yang membuat diri ini menjadi terbaik untuk sahabatnya. Dia menunggu Neny sampai tertidur di sofa.  - Rey masih menunggu Neny untuk membukakan pintu kamar, “Neny, bukakan pintu kamar saya, tolong jangan hanya menilai perasaanmu saja. Berpikir secara dewasa. Masih tetap Neny terdiam dan tidak memperdulikan Rey yang mengemis untuk berbicara kepadanya. Di dalam kamar Neny begitu sangat kecewa untuk pertama kalinya pria yang menolak cintanya, perasaan yang dia pendam selama ini akhirnya hancur begitu saja. Padahal semua pengorbanan yangdia berikan sudah sangat berbeda dengan Aluna yang hanya menganggap dia sebagai teman dekat saja. Beberapa jam kemudian tidak ada terdengar suara Rey yang memanggilnya dari luar, dia sangat penasaran untuk melihat Rey di luar. Saat membuka pintu Tidak melihat Rey yang sedang terbaring, Neny. Wajah Rey pria yang dia sayangi, mata Neny saat memandangi wajah Rey terlihat sangat tulus, tangan Neny mengelus pipi Rey dengan lembut, di dalam dia mengatakan “Rey, aku mencintaimu tidaka da wanita lain yang bisa merebut kau dari hidupku, sudah susah payah aku berkorban agar kau bisa melihat ketulusan yang aku berikan kepadamu. Kau sangat bodoh mencintai orang yang tidak mencintaimu, sekarang kau milikku tidak ada yang bisa merebutmu. ” Neny mengelus d**a Rey dan dia mulai beraksi untuk membina rey saat tidur, Rey yang masih tidak sadar saat Neny sudah membuka semua pakaian yang di kenakannya. Batangan Rey yang sudah berada di dalam mulut Neny, terlihat wajah Rey yang masih terpejam mengeliyat menikmati setiap lumatan yang Neny berikan. Jau di pikirannya kalau semua yang di lakukan itu membuat Rey semakin panas. Tiba-tiba terbuka, dan sosok wanita yang berada di atas tubuhnya, bayangan yang dia lihat adalah wajah Aluna begitu semangat Rey menikmati setiap goyangan yang di lakukan. “Ehmm ... terus lakukan, aku sangat menikmatinya.” Ucap Rey yang sudah merasa nikmat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD