Disclaimer: Ini adalah fiksi yang tidak perlu dibuktikan kebenarannya, nama, lokasi dan waktu digunakan untuk memenuhi kebutuhan cerita.
***
“Eira, apakah ada kerajaan bernama Salaka di bumi ini?”
“Ke – Ra – Ja – An – Sa – La – Ka.”
Dalam waktu yang sangat cepat muncul layar Informasi yang berkaitan dengan Kerajaan Salaka. Informasi yang membuat jantung Kartajaya tidak lagi berdegup kencang tapi terancam berhenti secara tiba-tiba!
Kerajaan Salakanagara merupakan kerajaan tertua di Nusantara menurut Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara yang merupakan bagian dari Naskah Wangsakerta. Salakanagara diyakini sebagai cikal bakal suku Sunda, hal ini dikarenakan peradaban Salakanagara dianggap memiliki kesamaan dengan wilayah peradaban orang Sunda selama berabad-abad.
Salakanagara terletak di pantai barat Jawa, di provinsi Banten saat ini. Berdasarkan Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara kerajaan ini didirikan oleh Dewawarman I. Rajatapura adalah ibu kota Kerajaan Salakanagara dan menjadi pusat pemerintahan raja-Raja Dewawarman.
“Mengapa kau begitu tertarik pada kerajaan yang berasal dari Abad 1, Aksata?”
Pertanyaan Makula memecah keheningan yang terjadi di tengah ruang rahasia yang mereka tempati. Sejak tadi Kartajaya hanya diam sambil sesekali menahan nafas karena terlalu terkejut dengan apa yang sedang dibacanya. Ia bahkan lupa cara bernafas yang baik dan benar.
“Jadi, Kerajaan Salaka memang ada di dunia ini?” gumam Kartajaya, “Aku sedang tidak bermimpi…”
“Tercatat di dalam transkrip sejarah masa lampau yang direkam oleh mesin canggih ini, bahwa Kerajaan itu berada di wilayah yang disebut Nusantara, yang kemudian berubah menjadi Republik Indonesia. Salakanagara inilah yang disebut Argyrè oleh Ptolemeus pada tahun 150, dikarenakan Salakanagara diartikan sebagai "Negara Perak" dalam bahasa Sanskerta. Walau begitu, sebenarnya Kerajaan ini bahkan tidak memiliki banyak peninggalan. Kebenaran tentang keberadaannya pun masih dipertanyakan dan dikaji ulang. Ah, tapi lihat! Mereka memiliki list catatan nama para raja yang ada… ini adalah nama-nama yang sangat asing dan unik. Hmn…”
Makula menggumamkan catatan nama Para Raja dari Kerajaan Salaka dengan lidahnya yang kaku karena tak terbiasa menyebutkan nama-nama asing seperti itu.
Kartajaya tercengang dan kehabisan kata-kata saat mendengar nama-nama itu. Mereka adalah nenek moyang Kartajaya, bahkan nama terakhir yang disebutkan oleh Makula adalah nama ayahanda Kartajaya, Yang Mulia Raja dari Kerajaaan Salaka.
Jadi…
Kerajaan Salaka memang pernah ada. Ayahnya, kakeknya dan moyangnya tercatat dalam sejarah dunia.
“Jadi, sebenarnya dimana aku berada?” tanya Kartajaya dalam hati.
“Sayangnya setelah Raja terakhir tersebut, Kerajaan Salaka tunduk di bawah kuasa Kerajaan tetangga.”
Kartajaya menggeleng tak percaya, “Hanya sampai di sana? Bahkan Aku dan Ratu Prabawati tak tercatat?” gumam Kartajaya dengan suara yang sangat rendah.
“Apa?” tanya Makula tak mendengar jelas gumaman Kartajaya.
“T – Tidak. Aku hanya sedang takjub membaca catatan sejarah ini.”
Makula menoleh sepenuhnya menatap Kartajaya, bahkan tubuhnya bergeser menghadap pria yang sedang sangat fokus membaca transkrip sejarah masa lampau tersebut.
“Kau… dari mana kau tahu ada Kerajaan bernama Salaka di dunia ini? Aku – bahkan dengan kemampuanku, tidak tahu menahu tentang hal ini…” tanya Makula.
Kartajaya melirik sekilas, kemudian menjawab asal, “Aku bermimpi… mimpi yang sangat panjang selama aku pingsan.”
“Mimpi tentang apa?” Makula semakin penasaran.
“Tentang Kerajaan Salaka.”
“Bagaimana bisa kebetulan seperti itu?”
“Mungkin ada hantu yang membisikiku…” Kartajaya menggeser layar dengan tangannya. Layar itu pun bergerak ke bawah, menampilkan transkrip selanjutnya.
“WIRYASUKMA!!!” geram Kartajaya di dalam hati.
Ia sedang melihat sejarah keruntuhan Kerajaan Salaka yang diceritakan secara turun temurun. Setelah meninggalnya Ayahanda Raja dan pengasingan Sang Putra Mahkota karena tuduhan-tuduhan palsu yang dilayangkan kepada pewaris utama tahta, akhirnya Kerajaan Salaka tunduk dibawah kekuasaan Kerajaan lain, tepatnya Kerajaan tempat Wiryasukma berasal!
“Adik Ipar kurang ajar!!!” keluh Kartajaya, “Kau telah membunuh Yang Mulia Raja, mengadu domba seisi kerajaan, membuat fitnah tentang diriku, dan menyerahkan Salakanagara di tangan Ayahmu! Kau menggigit tangan orang yang telah menolongmu dari kekejaman ibu tirimu sendiri!!!” Jerit Kartajaya di dalam hati, ia sungguh tak terima atas apa yang dilakukan Wiryasukma.
Makula tersentak saat mendengar suara geraman marah dari Aksata yang berdiri di depannya. Aksata seperti sedang dirasuki roh jahat yang bengis dan sedang mengamuk tanpa sebab.
“Aksata, mengapa wajahmu begitu marah…” Makula mencoba memperingatkan. Ia bahkan menepuk-nepuk pundak Kartajaya dengan lembut untuk mengembalikan pikiran Aksata -nya.
Kartajaya di dalam tubuh Aksata yang sudah terlanjur marah, menggebrak meja dengan kedua tangannya hingga menimbulkan suara gema yang mengagetkan Makula.
“b******k!!!!”
Kedua kepalan tangan itu kembali menghantam meja.
“b******k!!!”
“Aksata! Tenang! Tenang… apa yang terjadi… mengapa kau mengumpat seperti ini, kau bukan tipe orang yang akan mengumpat!”
“Makula, kau tahu dimana lokasi Kerajaan Salaka?? Ayo, temani aku pergi ke sana!”
Makula mengerjap bingung mendengar permintaan temannya yang terlihat sedang sangat murka, namun ia kembali tersadar dengan cepat.
“Aksata! Kau sudah gila? Bukankah kau baru saja membacanya, bahwa Kerajaan itu berasal dari masa lampau dan belum tentu benar keberadaannya!?”
Kartajaya menoleh dengan cepat.
“Dari masa lampau?”
Makula menepuk jidat seraya menjelaskan, “Ya, bacalah transkripnya baik-baik, Kerajaan itu berasal dari abad pertama. Bayangkan, abad pertama! Terakhir berkuasa adalah tahun 363 Masehi, lalu runtuh dan menjadi wilayah kekuasan kerajaan lain. Itu adalah ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu…” Makula berkacak pinggang, menatap Aksata dengan pandangan nyalang, “Aku benar-benar tidak habis pikir dengan keinginanmu itu… Bisa-bisanya kau memintaku membawamu ke Kerajaan yang bahkan tidak aku ketahui namanya sebelum kau sebutkan.”
“Ratusan dan bahkan ribuan tahun yang lalu?” Kartajaya terlihat seperti orang linglung, bahkan Makula menjadi sebal saat melihatnya.
“Ya, sekarang sudah 2121, bro!!! Sadarlah, apa kau masih terjebak di alam mimpimu tentang Kerajaan itu?”
***